part 23

1.6K 128 0
                                    

Pagi hari menyapa, krist bangun dari tidurnya dan melihat ke sampingnya, sudah tak ada lagi singto di sana.

Krist beranjak dari ranjang dan berjalan ke dapur, ia melihat singto tengah berkutat dengan alat masaknya.

Krist beranjak dari ranjang dan berjalan ke dapur, ia melihat singto tengah berkutat dengan alat masaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krist memeluk singto dari belakang dan mencium tengkuk leher singto.

"Selamat pagi sayang" ucap krist dengan suara khas bangun tidur.

Krist mengusap perut singto perlahan dan menunduk kebawah, disingkapnya baju singto keatas.

"selamat pagi anak daddy" bisik krist, kemudian ia mengecup perut singto.

"Pagi daddy" jawab singto.

"Apa phi tak lelah jika harus memasak? kita bisa pesan makanan setiap hari" ucap krist.

"Aku sudah terbiasa memasak sendiri, krist"

Krist kembali memeluk singto dari belakang, sesekali tangannya mengusap perut singto.

"Kamu tunggu di meja makan saja krist, aku susah bergerak jika kamu seperti ini"

"Tidak, aku ingin memeluk phi, apa perlu aku bantu?" Ucap krist.

"Tak perlu, aku bisa sendiri" ucap singto.

"Baiklah" ucap krist.

"Fiat kapan pulang?" Tanya singto.

"Entahlah, sepertinya dia senang berada di Thailand, biarkan saja phi, kita bisa menikmati masa-masa berdua tanpa gangguan fiat kan?"

"Tapi aku merindukannya, krist. Ini pertama kalinya aku berpisah dengannya"

"Bukankah ada aku? Apa phi tak mengidam sesuatu? Makanan atau apapun itu, aku akan mengabulkan semua permintaan anak kita" ucap krist.

Singto berpikir sejenak, tiba-tiba terlintas di pikirannya untuk mengerjai krist.

"Hmm, sepertinya aku mengidam sesuatu, aku ingin...."

Singto mendekatkan bibirnya ke telinga krist.

"Aku ingin memasuki mu krist" bisik singto.

Krist bergidik ngeri mendengarnya, bagaimana ia bisa di masuki? Itu tidak akan pernah terjadi.

"Jika untuk itu tak boleh, katakan kepada baby jangan meminta hal seperti itu" ucap krist.

Sontak singto tertawa mendengar jawaban krist, krist yang melihat singto tertawa bahagia juga ikut merasa senang, ia memeluk erat tubuh singto dan singto menenggelamkan wajahnya di ceruk leher krist menghirup wangi tubuh krist.

"Aku jadi mengerti kenapa phi suka mencium leher ku, itu pasti bawaan janin 'kan, seharusnya aku peka dari dulu" ucap krist.

"Wangi tubuh mu sudah seperti candu bagi ku" gumam singto.

Please be mine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang