⚠️CHAPTER LUMAYAN PANJANG. SILAKAN CARI TEMPAT TERANG DAN NYAMAN. PASTIKAN JARAK LAYAR DAN MATA TIDAK TERLALU DEKAT, YA. HAPPY READING!⚠️
*-*-*
"Ck, bagaimana?" Decakan dari mulut Levi disusul dengan ekspresi wajahnya yang masam.
"Jika tidak ada disini, berarti ada diluar gerbang." Lorraine tengah memperhatikan sekitar.
Rombongan Survey Corps itu kini sudah berhasil keluar dari kota suram. Rencananya, mereka akan menaiki kereta hingga sampai ke markas besar. Dengan sisa uang yang mereka miliki, sebenarnya tidak cukup untuk bisa sampai ke markas yang jaraknya jauh dari tempat mereka sekarang. Untung saja, Lorraine memiliki kenalan kusir kereta yang bisa dimanfaatkan. Itulah mengapa saat ini mereka tengah memeriksa sekitar gerbang keluar untuk mencari kusir itu. Menurut Lorraine, jika tidak didekat gerbang dalam, itu berarti ada disisi lain dinding alias gerbang luar.
"Ano.. lalu bagaimana kita bisa ke gerbang luar dengan para penjaga itu?" Itu Sasha, gadis itu sudah sepenuhnya bangun dan tidak lagi mengantuk setelah diguyur enam ember air oleh Connie dan Jean. "Ck, ini juga masih memikirkan itu, bodoh!" Si plonthos sepertinya belum puas 'menyiram' kawan maniak makannya itu.
"Heicho, apa tidak kita coba berbicara baik-baik dengan mereka?" Usulan Armin sebenarnya tidak salah, tapi bukan jaminan mereka bisa kembali secepatnya.
"Jika itu bisa dilakukan, saat ini kita tidak akan kebingungan karena kehabisan uang." Levi masih memperhatikan beberapa prajurit disana. Berbicara baik-baik pada orang-orang itu percuma saja. Toh sejak awal mereka pergi, setiap kali melewati gerbang untuk masuk, mereka dihadapi situasi memuakkan dan berakhir menyogok mereka dengan beberapa keping uang dalam kantong yang kini mulai menipis.
Sebenarnya bukan hak mereka untuk marah atau dongkol, justru Lorraine lah yang sepatutnya kesal. Pasalnya, orang yang sedari awal mengeluarkan uang-bahkan tenaga juga-adalah gadis heterochrome itu. Namun bukannya kelonggaran untuk sekedar duduk santai menikmati udara yang sejuk di pagi hari, tetapi justru lagi-lagi ia lah yang harus berpikir, memikirkan cara bagaimana mereka bisa keluar.
"Ck," setelah sekian lama tenggelam dalam pikirannya, hal pertama yang keluar dari mulut Lorraine adalah decakan. "Aku benci mengatakan ini, tapi semua dengarkan aku." Komando dari gadis tinggi itu tidak segera digubris. Beberapa pasang mata disana memandang sang Kapten bersamaan, "Dengarkan dia." Setelah persetujuan dari bibir Levi, sontak mata-mata disana beralih pandang pada Lorraine.
Setelah menghela napas panjang, gadis kepercayaan Erwin itu menjelaskan rencananya dengan hati-hati. Paham jika beberapa diantara anggota skuad ini sedikit bodoh dan ceroboh. Lihat saja, bahkan si trio heboh terlihat kebingungan dan membuat Lorraine harus mengulangi rencananya sekali lagi.
"Kalian mengerti?" Anggukan didapat Lorraine sebagai jawaban. Setelahnya, mereka mulai bergerak sesuai rencana yang Lorraine jelaskan.
Mikasa, Armin, dan Eren bersiap menuju sisi sebelah kiri. Jean, Sasha, Connie mengendap-endap dekat kendali gerbang yang dijaga beberapa prajurit. Levi bersiaga di sisi kanan dekat penjaga yang jumlahnya lumayan banyak sekaligus memperhatikan Lorraine yang kini sedang berjalan mendekati penjaga di dekatnya. Christa dan Halley bersiaga ditempat dan menunggu aba-aba. Lorraine memang sengaja membuat keduanya berada sedikit jauh agar tidak terlibat rencana yang sedikit nekat dan berbahaya ini. Masing-masing dari mereka memakai sapu tangan atau sejenisnya untuk menutupi wajah sebagai salah satu bentuk penyamaran.
"Mm.. maaf, apa kau bisa menolongku?" Itu suara Lorraine yang kini sudah berada di hadapan salah satu prajurit penjaga gerbang. "Oh, nona apa yang kau lakukan disini?" Sahut penjaga itu. Tidak lama kemudian, dihadapan Lorraine sudah berdiri 3 hingga 5 orang prajurit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔
Random#SnKSeries Pembasmian Titan terus dilakukan oleh Survey Corps. Berbagai informasi penting untuk langkah mereka kedepan benar-benar sangat dibutuhkan. Erwin Smith, Komandan dari Survey Corps yang diam-diam menyembunyikan identitas seorang informan da...