Syuutt..
Bruukk!!!Tiba-tiba tubuh besar terjatuh di dekat tempat kami. Satu-persatu raksasa itu terlempar. Reiner, si titan armor itu sengaja melemparkannya untuk menghalangi jalan kami pulang.
"Lorraine!" Seru Erwin yang melihatku jatuh dari kuda karena tertabrak kuda prajurit lain yang terkejut. Aku berusaha berdiri dengan susah payah.
Sial! Aku tidak bisa merasakan bahuku. Kudaku lari entah kemana. Erwin turun dari kudanya. "Aku tidak apa." Kataku. "Kau berdarah." Ujarnya. Aku terhenyak. Benar juga, kepalaku tak sengaja membentur batu dan akhirnya berdarah. Erwin membantuku naik ke kudanya. Tidak memungkinkan untukku naik kuda sendirian.
Reiner mulai melemparkan titan-titan itu lagi. Salah satunya kini mengejarku dan Erwin. "Erwin, dibelakang.." ujarku lemas karena kepalaku benar-benar pusing. Jika saja aku naik kuda sendiri, mungkin kabur dari makhluk sialan itu mudah saja dilakukan. Kuda Erwin membawa beban yang terlalu berat hingga membuatnya tak bisa berlari lebih cepat.
Belum usai dengan titan di belakang, dari depan muncul Ymir—dalam wujud titannya yang tiba-tiba menyerang. Kami terjatuh dari kuda dan untuk yang kesekian kalinya bahuku terbentur tanah. Sial! Aku tidak ingin mati seperti ini.
"Dancho!" Salah satu prajurit Erwin mendekat. "Pengganti diriku bisa siapa saja. Yang penting bawa Eren dan mundur!" Ujarnya. "Cih! mana bisa begitu." Kataku kesal dengan perkataannya barusan. "Tidak ada yang boleh menggantikanmu. Setidaknya untuk saat ini," kataku menggantung. Teriakan terdengar dari prajurit Erwin yang telah jadi santapan titan.
"-sampai kau menepati janjimu padaku!" Tukasku kemudian melesat dengan manuver 3D berusaha menghabisi titan sialan yang mendekati Erwin. Satu-persatu titan muncul akibat dilempar oleh Reiner. Aku bergerak menebas satu persatu titan yang muncul, meski kenyataannya gerakanku sedikit melambat akibat bahu dan kepalaku yang sangat-sangat sakit.
"Dancho! Titan Zirahnya.. Titan Zirahnya datang!" Salah seorang prajurit yang membantuku melindungi Erwin berseru. Aku harus membawa lari Erwin dari sini. Tapi sialan-sialan ini terus berdatangan. Yang bisa kulakukan hanyalah menghabisi raksasa yang mendekat kearah Erwin. Hanya itu. "Berhenti, Lorraine. Pergilah." Ujar Erwin. "Tidak!" Tentangku. "Jika aku mati masih ada yang lain untuk menggantikan posisiku. Tapi jika kau mati, tak ada lagi yang bisa menggantikanmu." Katanya tiba-tiba. "Hah?" Aku tidak mengerti perkataannya. Tapi untuk sekarang, aku hanya harus mengabaikannya.
"LORRAINE!" bentaknya. Aku sedikit terkejut. Ini pertama kalinya aku mendengar Erwin berteriak padaku. Aku menatapnya tak kalah tajam seperti dia menatapku. Aku tidak akan meninggalkan dia mati disini. "Cih! Kau memang Komandan disini. Tapi setahuku, seorang Komandan tidak pernah mengingkari janjinya." Ucapku dingin. Ia terkesiap.
Tapi tiba-tiba,
GGGRROOOOAAARRRR!!!! Teriakan titan terdengar begitu keras.
"Apa yang-" aku terkejut. Tiba-tiba saja ada titan yang menyerang titan lain. Tak jauh dari sana, ada Jeager yang tengah berteriak. Tak lama kemudian, titan-titan yang lain mulai berlari kearah dua titan yang saling makan itu dan ikut-ikutan memakannya. Semua terdiam dengan adegan tidak biasa itu, termasuk aku dan Erwin.
"Jadi begitu.. alasan mereka ingin membawa Eren pergi." Gumamku lirih. Tapi Erwin masih sempat mendengarnya. "Kau tahu sesuatu?" Dia menatapku. "Sepertinya." Jawabku sambil berusaha berdiri lagi. "-jika kau ingin tahu, jangan mati sekarang." sambungku.
Terdengar teriakan Eren lagi. Kali ini, para titan itu ganti menyerang Reiner dan Berthold yang berusaha mengejar Eren dan Mikasa.
Tak salah lagi. Pasti inilah sebab Reiner ingin membawanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔
Random#SnKSeries Pembasmian Titan terus dilakukan oleh Survey Corps. Berbagai informasi penting untuk langkah mereka kedepan benar-benar sangat dibutuhkan. Erwin Smith, Komandan dari Survey Corps yang diam-diam menyembunyikan identitas seorang informan da...