POTONGAN SPESIAL : Attack on Ghost

3.6K 453 22
                                    

"ADA HANTU DI MARKAS??" Suara nyaring milik seorang gadis berkucir satu seketika memenuhi ruangan yang tak seberapa luas itu. Beberapa pasang mata disana sontak mengikuti asal suara yang menggelegar itu. "Pelankan suaramu itu, Sasha. Nanti para veteran(senior) mendengarnya." Ujar seorang laki-laki tinggi berwajah mirip kuda.

"Apa kau benar-benar melihatnya, Connie?" Kini si jenius Armin yang bertanya. "Sebenarnya saat itu sedikit gelap. Cahayanya remang-remang jadi aku tidak melihatnya begitu jelas." Si narasumber menjawab dengan nada lesu.

"Tapi apa mungkin? Mungkin saat itu kau masih belum sadar dari tidurmu, Connie." Ganti si laki-laki bermata emerald yang menimpali. "Aku belum tidur waktu itu. Mengantuk saja tidak." Sahut Connie lugas. Sementara kelima orang itu sibuk dengan pikiran masing-masing, seorang gadis yang juga duduk disana sama sekali tidak bersuara. Ia memilih jadi pendengar daripada ikut-ikutan membahas masalah yang baginya tidak menarik itu.

"Aku jadi penasaran, seperti apa yang kau lihat waktu itu Connie?" Armin mulai bersuara setelah sebelumnya sibuk dengan pikirannya. "Hah.. sebenarnya aku tidak ingin mengingatnya lagi. Tapi.. jika kau bertanya begitu.. mm, dia punya rambut yang panjang, hitam tapi sedikit berantakan, cukup tinggi, dan berpakaian sedikit kotor—oh! Ada darah dibajunya!" Nampak jelas jika sebenarnya Connie benar-benar enggan mengingat kejadian malam itu yang dia rasa sangat menakutkan. Begitu pula dengan seorang gadis berkucir satu yang terlihat bergidik akibat membayangkan sosok yang diceritakan Connie.

"Apa kau melihat wajahnya?" Lanjut Armin. "Melihatnya begitu saja aku sudah keringat dingin. Apalagi melihat wajahnya. Tapi wajahnya memang tidak terlihat waktu itu." Respon laki-laki berkepala plontos itu. Armin terdiam, kembali larut dalam pikirannya. Keningnya berkerut, tanda ia sedang serius.

"Apa kau tahu sesuatu, Armin?" Eren yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik sahabat kecilnya itu akhirnya bersuara. "Ah? Tidak. Sebenarnya aku merasa ada yang aneh." Gumam Armin dengan ekspresi seriusnya. "Hoo.. benarkah? Cepat katakan, Armin!" Seru gadis kentang masih dengan nyaringnya. "Oi, diamlah Sasha atau kusumpal mulutmu dengan sahabatmu si kentang itu." Tukas si Jean, sarkas. Si lawan bicara seketika memasang wajah kesal dan tatapan tajam pada si muka kuda itu.

"Connie, itu terjadi padamu kemarin, benar?" Tanya Armin. "Begitulah.." jawab Connie. "Benar kau melihatnya di ruang kesehatan?" tanyanya lagi. "Benar." Sahut yang ditanya. "Yang dekat kamar mandi itu, kan?" "Iya. Mau sampai kau menanyaiku? Aku mulai stress, Armin." Eluh Connie yang jadi sasaran pertanyaan beruntun dari si jenius.

"Hmm.. ini aneh. Hari-hari sebelumnya tidak ada kejadian seperti ini." Gumam Armin mengingat-ingat. "Jadi kau bilang aku berbohong? Aku benar melihatnya, tahu!" Kesal Connie yang merasa tidak dipercaya. "Atau jangan-jangan itu adalah hantu para prajurit yang sudah mati di ekspedisi sebelumnya?! Hiii!! Seram sekali! Mikasa, kau harus temani aku ke kamar mandi mulai sekarang. Aku benar-benar ta—" perkataan gadis kentang alias Sasha mendadak terpotong karena Mikasa yang sukses menyumpal mulutnya dengan potongan besar roti.

"Oi, Connie pukul berapa saat kau ke kamar mandi waktu itu?" Jean ganti mengintrogasi si kepala plontos. "Mm.. aku tidak memperhatikan jam waktu itu. Tapi itu sudah larut, mungkin hampir tengah malam." Jawaban dari laki-laki bermarga Springer itu mengundang gumaman dari mulut Jean. "Semalam aku terbangun saat tengah malam. Ingin ke kamar mandi juga, tapi tidak ada apapun yang terjadi." Ujarnya menceritakan kisahnya semalam.

"Apa mungkin jika hantu itu hanya muncul sekali saat Connie melihatnya?" Eren yang sedari tadi diam kini ikut-ikutan menganalisis keadaan. "Mungkin hantunya hanya ingin menakuti kau saja, Connie." Suara dingin milik Mikasa tiba-tiba menyahut membuat beberapa pasang mata disana sontak mengalihkan pandangannya pada gadis bermarga Ackerman itu. Sementara wajah Connie berubah pucat akibat penuturan prajurit wanita terkuat itu, tidak jauh dengan ekspresi Sasha yang sama pucatnya.

[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang