AUTHOR Point Of View
Pagi telah datang. Kini gelapnya malam bukan lagi ketakutan bagi para pasukan. Anggota baru Survey Corps yang bertugas di garis depan kini telah sampai di dinding. Lebih tepatnya, di selamatkan oleh Hanji dan pasukannya dari serangan titan-titan yang menyerang mereka saat istirahat di kastil Utgard.
Distrik Trost
"Pixis-shirei." panggil Komandan Survey Corps itu yang baru saja mendarat di dinding.
"Oh, Erwin? Kudengar kau berhasil menangkap salah satu tikus kecil itu." "Ya, sayangnya kita tertinggal satu langkah di belakang." Mendengar penuturan pria berambut klimis itu, Pixis menepuk pundak Komandan dihadapannya.Karena kondisi yang tidak bisa diprediksi, seluruh pasukan dikerahkan. Polisi Militer pun juga terpaksa ikut masuk ke daerah yang terdapat Titan. Namun, dari awal pergerakan, mereka tidak menemukan satu raksasa sekalipun.
Tidak ada titan yang terlihat sejak pertama kami bergerak. Ini aneh. Setidaknya pasti ada walau hanya satu. Batin Lorraine yang tengah berdiri dekat kudanya. Sambil sesekali mengusap muka dan rambut kuda tersebut.
"Hei, Levi! Dimana kau menyembunyikan semua Titan itu?" Ujar seorang Polisi Militer.
Pria yang diajak bicara itu sontak menoleh, menatap prajurit kepolisian itu dingin. "Kenapa? Kelihatannya kalian sangat kecewa. Jika kalian sebegitu inginnya bertemu titan, bergabunglah dengan Survey Corps dan lawan titan itu.""Ah... soal itu.. kami sibuk dengan urusan didalam dinding-"
"Regu Garda Depan telah kembali!" Seru seorang prajurit. Spontan semua prajurit disana mulai berkumpul untuk mendengarkan informasi dari Garda Depan.
Semoga ada informasi yang berarti. Gadis berwajah oriental itu kini mendekat kearah Erwin yang baru saja turun dengan 3DMG-nya. Bagaimanapun, ia belum terbiasa dengan orang-orang disana.
____
"Jadi tidak ada apa-apa pada dindingnya?" Ulang Pixis. "Ya!" "-tetapi, ada yang gawat." Sambung si pembawa berita. "Kami bertemu unit Pasukan Pengintai yang dipimpin Ketua Regu Hanji saat akan kembali ke Trost. Ada tiga orang kadet ke-104 tanpa perlengkapan. Dan ternyata, mereka bertiga.. adalah Titan!" Jelasnya sambil terengah-engah. Sebagian yang ada disana terkejut bukan main. Lain halnya dengan dua orang yang hanya diam menyimak berita yang disampaikan oleh prajurit itu.
"Tunggu! Tiga orang? Siapa?!" Cecar Jean Kirstein, salah satu kadet 104 yang ditugaskan disana. Ia terlihat panik dan sedikit emosi mendengar berita ini. "Jean, tenanglah." Reda Erwin menyentuh pundak pria berwajah kuda itu. "Apa yang terjadi saat jati diri mereka terungkap?" Erwin lanjut bertanya. "Mereka bertempur melawan Titan Kolosal dan Titan Zirah,
..tapi saat kami akan bergabung untuk melawan, semua sudah berakhir." Prajurit itu menundukkan kepalanya. Lagi-lagi para prajurit disana dibuat terkejut oleh berita yang disampaikan.
Laporan telah selesai. Kini kerumunan prajurit itu sedikit demi sedikit membubarkan diri. Namun tidak dengan Lorraine dan pikirannya. Hingga tidak menyadari seseorang di sebelahnya memanggilnya sedari tadi.
"Lorraine!" Erwin menyentuh pundak gadis itu pelan. Mengerti jika cedera yang dialami gadis disampingnya masih belum pulih. Lorraine terkesiap, "Apa" Jawabnya dingin. Hubungan mereka sepertinya tidak terlalu baik dari beberapa jam yang lalu. Dimulai dari perdebatan kecil mengenai bertarung, Mike, dan banyak hal. Salah satunya berhubungan dengan berita yang baru saja mereka dengar.
"Ada Hanji disana. Kau tunggu perintah dariku jika ingin kesana." Nada bicaranya tegas dan bijak. Membuat siapa saja tidak akan bisa membantah perkataannya. "Cih, masih saja begitu" decih gadis bersurai hitam tebal itu lengkap dengan ekspresi datar dan mata tajamnya. "Tapi, aku tidak menyangka mereka akan senekat ini." Tukas Erwin tiba-tiba.
"Tujuan mereka memang ingin mengambil Eren" respon Lorraine malas. "-apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanyanya masih bersambung. "Hanji dan yang lain mungkin terluka saat ini." Kening gadis tinggi berjubah hitam itu berkerut. Berpikir. Tanpa mereka berdua sadari, ada sepasang mata yang diam-diam memperhatikan.
Sebenarnya siapa perempuan itu? Batin Levi yang memperhatikan mereka sedari tadi. Merasa diperhatikan, Lorraine balas menatap Levi tak kalah dingin. Sempat terjadi 'adu pandang' diantara keduanya hingga akhirnya memutuskan kontak dan kembali pada kegiatan masing-masing.
-*-*-
Erwin dan pasukannya bergerak menuju tempat terjadinya pertempuran melawan Titan Kolosal dan Titan Armor. Mereka melewati atas dinding agar cepat sampai. Disana, banyak prajurit terluka termasuk Hanji yang terluka cukup parah.
"Erwin-danchou! Anda datang tepat waktu." Moblit segera menghadap Komandannya itu. "Apa kondisinya sama?" "Ya." "Bagus,
-siapkan pengangkat!" Erwin memerintahkan untuk memasang pengangkat yang digunakan untuk mengangkat kuda-kuda.Sebelum berangkat, Hanji menjelaskan mengenai medan yang akan ditempuh.
"Disini ada hutan pohon raksasa, mereka pasti menuju kesana." "Kenapa?" Tanya orang disamping Hanji yang tak lain adalah Erwin itu.
"Meski mereka bisa menjadi Titan, tapi mereka tetap mendapat ancaman dari titan lain di luar dinding. Terutama setelah pertarungan itu, mereka pasti kelelahan. Kita anggap saja kalau..."... tujuan mereka adalah daerah di luar Dinding Maria. Dengan jarak yang mereka tempuh, kemungkinan mereka perlu memulihkan tenaga. Berarti, mereka membutuhkan tempat yang tidak bisa dijangkau titan paling tidak hingga malam hari." Jelas Hanji panjang lebar.
-
Derap kaki kuda terdengar bergemuruh. Menandakan pasukan yang mulai bergerak.
"Lorraine, pergilah ke garis depan! Kau sangat berpengalaman di medan seperti ini." Perintah Erwin pada Lorraine. "Dimengerti." Lorraine seketika melajukan kudanya cepat menuju garis depan diikuti Erwin dibelakangnya.
"Berpencar! Buat formasi pencarian musuh!" Erwin mulai menginstruksikan komandonya pada semua pasukan. Masing-masing dari mereka membentuk kelompok dan bergerak memisah.
Perjalanan panjang menuju hutan kecil itu lumayan jauh meski ditempuh dengan kuda. Tak menutup kemungkinan bahwa mereka akan bertemu dengan raksasa-raksasa yang berkeliaran. Suar asap merah telah ditembakkan. Menginformasikan jika terdapat titan yang mendekat.
"Erwin, akan kuarahkan lewat jalur tercepat." Ujar Lorraine. "Majulah. Aku akan mengikutimu." Setelah mendapat 'lampu hijau' dari sang Komandan, si jubah hitam itu memacu kudanya sedikit lebih cepat agar posisinya berada di depan. "Komandan! Terlihat asap merah dari sayap kanan!" Lapor seorang prajurit. "Jangan ubah arah! Perintahkan sayap kanan bergabung ke tengah! Kita tidak punya banyak waktu. Kita akan menggunakan jalur tercepat!"
Lorraine yang berada paling depan itu menoleh pada Erwin. "Kita sudah hampir dekat." "Bagus." Dari tempat Erwin, mulai terlihat pohon-pohon tinggi tempat Reiner dan Berthold membawa Eren dan Ymir.
Suar asap merah kembali mengudara. Erwin yang melihatnya segera menembakkan suar asap hijau tanda berbelok ke jalur kiri. Tapi tak lama, suar asap merah juga muncul dari sayap kiri. "Erwin, kita dikepung." Ujar Lorraine. "Ada jalan lain yang bisa kita lewati." Salah seorang prajurit mengusulkan untuk melewati jalan lain. "Tidak.. kita akan terlambat jika memutar,
-kita tetap maju. Prajurit, siap bertempur!" Seru Erwin memberi perintah. Tidak ada jalan lain, jika mereka menghindar lagi maka Survey Corps akan kehabisan waktu. Sekali lagi, pertempuran untuk mengambil kembali harapan umat manusia.
______
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Continues in next Chapter
___________
.
.
.Selamat malam semua! Hari ini update dadakan hehe. Bukan apa-apa, pingin update aja malem ini. Soalnya antisipasi kalau pas Malam Minggu besok aku gabisa up. Ada sesuatu di Hari Sabtu yang aku sendiri gatau bakal bisa up atau ngga malemnya. Tapi tenang aja, kalau misal urusannya udah selesai sebelum malem, aku bakal tetep up pas Malam Minggu. Sekian dariku. Happy reading!
Signed,
—Sun
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 1] SHINGEKI NO KYOJIN | [Attack On Titan X OC]✔
Random#SnKSeries Pembasmian Titan terus dilakukan oleh Survey Corps. Berbagai informasi penting untuk langkah mereka kedepan benar-benar sangat dibutuhkan. Erwin Smith, Komandan dari Survey Corps yang diam-diam menyembunyikan identitas seorang informan da...