CHAPTER BAGANTARA: Hukuman Kenikmatan 0.2

14.9K 352 60
                                    


Lingga melirik ke arah Lando yang masih duduk di kursi yang berada di seberang tempat tidur. Dia melihat wajah Lando begitu datar, sehingga dia tak mampu memaknai arti wajah itu. Sebenarnya Lingga ingin melibatkan Lando dalam percumbuan ini, namun tampaknya pria itu tak berminat, apalagi Baga terlihat berkeras agar Lingga tak meninggalkan tempat duduknya. Lingga ingin kembali merasakan mulut Lando bermain di area selangkangannya karena menurutnya hanya Lando yang mau melakukan itu. Namun betapa terkejutnya Lingga, saat Baga ternyata bisa melakukan hal yang dilakukan Lando tadi. Lidah Baga kini melata di sekitar permukaan batang penisnya. Dia sungguh tak menyangka, polisi itu juga mau menjilati area pribadinya, bahkan hingga ke buah pelirnya yang ditumbuhi bulu-bulu legam.

"OOOHHHH ...," Lingga mendesah saat mulut Baga menyelimuti buah zakarnya dan menyedot-nyedotnya dengan lahap.

Lidah Baga kembali naik menjilati batang penis Lingga, naik hingga menyentuh lubang di kepala penisnya. Bermain sebentar di area itu lalu kembali turun menuju buah pelirnya untuk kembali dijilat-jilat sebelum biji-biji itu dilumat dengan rakus. Tak pelak itu membuat Lingga kembali mendesah hingga hanya mampu meremas seprai tempat tidur sebegai bentuk pelampiasannya.

Lingga mengangkat kepalanya, melirik ke bawah selangkangannya. Pandangannya bertemu dengan Baga yang tersenyum sambil terus menjilati batang kejantanannya. Tatapannya mengirimkan arti pada Baga bahwa dia menginginkan Baga mempelakukan lebih pada batang penisnya itu.

"Kamu mau kontolmu ini bersarang dalam mulutku?"

Tanpa memberi jeda panjang, Lingga mengangguk antusias menyambut tawaran Baga barusan.

"Tentu akan kulakukan. Aku akan melumat habis kontolmu ini, karena sepertinya kontolmu ini terasa pas jika di dalam mulutku, aku juga akan menyedotnya sambil kepalaku turun naik di atas kontolmu. Akan kukuras semua isi kontolmu ini. Kamu mau aku melakukan itu Lingga? Lihat! Bahkan kepala kontolmu yang merekah sudah memanggil-manggil mulutku. Aku sunguh tak sabar bagaimana rasa barang kejantananmu ini."

Baru mendengar perkataan Baga itu sudah membuat Lingga kepayangan hingga setitik precum keluar di ujung kemaluannya, apalagi kalau sampai batang penisnya benar-benar memompa mulut polisi itu. Itu akan menjadi sensasi yang luar biasa dalam hidupnya.

Batang penis kotornya merojok mulut seorang polisi. Wah! Itu semakin memanjakan egonya.

"Tapi ada satu syaratnya," Baga melirik sekilas ke arah Lando sebelum dia melanjutkan. "Aku mau perlakuan yang sama darimu."

Lingga tak sepenuhnya mengerti akan perkataan Baga itu, walaupun dia sedikit menerka ke mana arahnya. Dan dia berharap terkaannya itu salah.

"Aku mau kamu mengoral penisku ...." Baga kemudian berdiri dengan bertumpu pada lututnya. Tepat berada di samping Lingga. Tampak angkuh memamerkan barang kejantanannya. Sementara baju polisi yang masih dikenakannya semakin memperjelas aura dominasinya.

Lingga hanya memandang ngeri pada batang penis yang menegang dan mencuat ke atas. Penis itu mengeras luar biasa dengan warna kecoklatannya. Otot-otot di batang penis itu membuat Lingga kelabakan hingga nyaris tak sanggup bernapas. Dia tak akan mengoral penis itu. Membayangkannya saja membuatnya ingin muntah.

"Kamu mau aku kulum kontolmu, kan?" Baga kembali memberikan penawaran sambil meraba-raba batang penis Lingga dan mengurutnya dengan perlahan. "Kalau kamu mau kontolmu bersarang di mulutku, kamu juga harus mau kantolku bersarang di mulutmu."

Dengan susah payah Lingga menelan air ludahnya sendiri. Bagaimana bisa penis berurat yang bagai batang pohon itu berada dalam rongga mulutnya.

"Kamu akan menyukainya, sayang." Jari tangan Baga kemudian menyusuri mulut Lingga, meraba-raba permukaan bibirnya dengan lembut, "mulutmu ini akan menyukai nikmatnya kontolku ini. Lihat! Mulutmu ini terasa pas buat kontolku," Baga berusaha menjejali mulut Lingga dengan ujung jarinya.

L I N G G A - Kuli Jadi GigoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang