CHAPTER MARKUS: Gairah Penjaja Birahi 0.4

7.1K 196 42
                                    

Gelinjang yang berusaha ditahan Markus menghasilkan bulir keringat di sekitar lehernya yang menguarkan bau yang cukup menyengat. Meski sangat mengganggu, tapi tak bisa dipungkiri oleh Lingga bahwa bau menyengat itu justru membuatnya kian terangsang. Memancing hormon-hormon di tubunya yang mampu menaklukkan akal sehatnya. Dia pun beringsut ke leher berkeringat itu. Menghirup aromanya sambil memejamkan mata. Mencoba meresapi dan membiasakan otaknya menerima bau yang pastinya akan sering dia terima.

Lingga semakin merapat ke tubuh Markus. Wajahnya terbenam di leher Markus sambil terus mengendus dengan menggerak-gerakkan hidungnya. Bibirnya mulai menelusuri permukaan kulit yang terasa lembab itu. Mengecupnya dengan teramat perlahan. Keringat yang terangkut, meninggalkan rasa asin di bibirnya.

“AAAHHHHH ...,” Markus menikmati saat lidah Lingga mulai menjilati kulit lehernya. “Aku nggak nyangka, kamu begitu mahir menggunakan lidahmu. Jilat leherku, Lingga!”

Rasa asin kembali menyergap lidah Lingga. Namun itu tak menyurutkannya untuk terus menjilat dan mencumbu leher Markus, malah dia semakin tergoda untuk melarutkan keringat di leher itu dengan air liurnya untuk dijilatnya kembali. Bibirnya pun ikut mengecup dan melumat lembut hingga daging leher Markus terisap. Dengan penuh penghayatan Lingga berusaha mengisap leher Markus.

“Arrkhhh ...,” Markus mengerang. “Jangan dicupang! Nanti berbekas ....”

Bukannya menurut, Lingga malah semakin bernafsu memberi tanda di leher Markus. Sedotannya begitu kuat dan intens. Lidah dan bibirnya bekerja padu memberikan sedotan dan lumatan pada setiap jengkal kulit leher Markus. Meski bibirnya menunjukkan penolakan, nyatanya Markus malah semakin mendongakkan lehernya dan pasrah saat mulut Lingga beralih ke bagian leher yang lain. Markus hanya meracau keenakan menerima sedotan pada kulit lehernya, tak peduli lagi pada tanda merah yang menghias di sekujur lehernya.

Lingga melepaskan cumbuannya. Matanya kini tertuju pada dada bidang Markus yang membusung. Sepasang lingkaran hitam yang menghiasi puncaknya menjadi pusat perhatiannya. Melenting sempurna dan seolah memanggil-manggil lidahnya yang saat ini tiba-tiba terasa gatal. Tanggannya terjulur. Mencoba merabai puting dada itu dengan jari telunjuknya. Jarinya itu melingkar-lingkar mengikuti pola puting yang kehitaman itu. Ditariknya kembali jarinya dan diisapnya sejenak agar jarinya itu berlumur liur sebelum kembali disentuhkan ke puting tadi.

Markus menggigit bibir bawahnya. Tampak berusaha menahan geli yang menderanya. Kedua puting dadanya secara bergantian dipelintir, dipilin dan dicubit. Tak cukup memainkan puting dada, Lingga juga meremas-remas sepasang bongkahan dada Markus yang cukup montok.

“Apa aku juga harus menjilat pentil susumu?” tanya Lingga dengan suara yang nyaris seperti bisikan. Tanpa mengalihkan perhatiannya dari puting dada yang masih menjadi objek pilinan jarinya. Sebenarnya dia tahu jawabannya tapi dia ingin mencoba menggoda Markus. Dia masih ingat pertemuan pertama mereka. Bagaimana Markus langsung mengeluarkan spermanya saat dia memberikan sedotan pada puting susunya.

“Jangan cuma dijilat!” Markus berdeham sejenak. Suara yang dihasilkannya agak serak karena sedari tadi tenggorokannya tercekat menahan erangan kenikmatan. “Aku juga mau kamu isap dan sedot tetekku! Banyak klien yang menyukai diperlakukan seperti itu.”

“Sepertinya kamu juga menyukai diperlakukan seperti itu ....” Lingga masih memainkan puting Markus dengan jari-jarinya. “Entah sudah berapa banyak homo yang menetek di susumu? Lihat saja, bagaimana besar dan melentingnya pentilmu ini! Pasti mereka sering mengisap tetekmu, kan? Atau mereka juga menggigit-gigitnya sampai keras seperti ini.”

“Erghh ...,” Markus mengerang saat Lingga mencubit putingnya. “Yah! Mereka juga suka mengisap susu lelaki yang bidang. Terlebih yang besar dan montok seperti tetekmu. Bahkan aku pernah melayani dua pasang homo yang hanya menetek di kedua susuku semalam suntuk. Huh! Pengalaman yang menyenangkan. Jadi, kamu harus siap-siap menyerahkan tetekmu untuk digarap oleh mulut-mulut mereka yang binal dan rakus.”

L I N G G A - Kuli Jadi GigoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang