CHAPTER GAVAN: Philophobia (Membungkam Birahi) 0.3

10.5K 303 95
                                    

Terkadang nafsu membutakan nalar manusia, menggiring naluri seksual membeliak ke permukaan hingga tak segan mengabaikan arti kewajaran. Gairah dan insting membuntang; menahbiskan larangan menjadi sebuah kefasihan. Seperti halnya dengan apa yang dirasakan oleh tiga anak adam yang sedang memacu birahi di sebuah kamar hotel berbintang lima. Ketiganya menghamba pada hasrat seksual masing-masing. Tak malu merongrong pada raga yang tak semestinya. Tak sungkan menggerayang dengan cara yang tak pantas.

Lingga pasrah. Memberikan tubuh telanjangnya untuk bisa digerayangi oleh seorang sekuriti yang sebenarnya baru dikenalnya dan juga seorang pria polos yang teramat tampan yang memang sudah membeli raganya.

Lingga mengeliat. Tidur telentang dengan kedua tangan ditekuk ke atas. Ketiaknya yang terbuka menjadi sasaran kebuasan Markus dan Gavan. Keduanya tampak begitu menikmati bau keringat yang menguar di situ. Bahkan bulu-bulu kasar yang cukup lebat merambat, sama sekali tak menghalangi lidah dan bibir mereka mengecapi setiap keringat yang terperangkap di sela-sela ketiaknya, justru bulu-bulu itu menjadi bagian dari pemuas dahaga mereka. Lidah mereka melilit, menjilat dan mengecapi setiap helai bulunya. Sementara tangan-tangan mereka tak lelah meraba dan meremas setiap jengkal otot-otot di tubuh Lingga.

“AAAASSSHHHHH ....” Perut Lingga mengejang saat Gavan dan Markus secara bersamaan menarik bulu ketiaknya dengan bibir dan gigi mereka. Lalu setelahnya kembali dengan rakus menjilat lembah ketiaknya.

Markus naik menghampiri bibir Lingga. Keduanya terlibat ciuman yang panas. Berbagi ludah dan lidah. Gavan terlihat mengamati dengan tatapan yang mengiba sekaligus mendamba.

Lingga paham. Gavan sepertinya mengharap ciuman dari bibirnya, namun pria itu terlalu sungkan untuk memulai. Lingga pun melerai pagutannya dengan Markus dan menuntun lelaki itu untuk melumat puting dadanya. Dia kemudian menoleh ke arah Gavan. Menarik lehernya dan menciumi wajah tampan Gavan yang benar-benar bersih tanpa noda sedikit pun.

“Ehhmm ...,” Gavan mendesah pendek menerima cumbuan Lingga di setiap jengkal wajahnya.

Lingga begitu menikmati saat kulit wajahnya yang kasar bersentuhan dengan kulit wajah Gavan yang begitu halus dan wangi. Wangi segar pepohonan tercium setiap kali cuping hidungnya menyentuh pipi lembut Gavan.

“Wajahmu mulus seperti perempuan,” ucap Lingga saat sedikit menjarakkan wajah mereka. Dengan seksama dia mengamati wajah Gavan. “Kamu tampan.” Ibu jari Lingga membelai bibir tipis Gavan yang merah muda.

Gavan memejamkan mata. Menikmati  sentuhan Lingga di wajahnya. Namun detik setelahnya dia langsung terkesiap saat bibir tegas Lingga menyambar bibir tipisnya.

Lingga bisa merasakan kegugupan dari gerakan bibir Gavan pada ciumannya. “Nggak suka ciumanku, ya? Kok, nggak dibalas?” tanya Lingga saat melerai ciumannya.

“Ergh?” Gavan mengeleng cepat dan kemudian menangkup kedua rahang Lingga sebelum akhirnya dia memberikan ciuman panas pada Lingga sebagai jawaban atas pertanyaan tadi.

Kali ini Lingga yang mengerang akibat perlakuan bibir tipis Gavan yang melumat kasar bibirnya yang lebih berisi. Ciuman Gavan tak terarah. Lingga memaklumi karena eksistensi percintaannya yang baru dinetaskan saat ini. Meski begitu, Lingga tetap bisa menikmati pagutan basah itu. Bagaimana bibir merah menyala itu melumat-lumat bibirnya yang kenyal seolah itu makanan ternikmat di dunia. Sesekali dia menyedotnya dengan keras. Agak perih, namun Lingga menyukai sensasinya. apalagi Markus kini ikut merambah naik mencumbu leher hingga telinganya.

“UUUGGGGHHHHH ....” Lingga sungguh dilanda kenikmatan yang luar biasa. Gavan terus secara dominan melumat bibirnya dan Markus mengimbangi dengan melumat cuping telinganya. Sementara tangan mereka bekerja sama membuat batang kejantanan Lingga berdiri dengan tegak. Tangan Markus kebagian mengurut bagian pangkal dan buah zakarnya, sementara Gavan meremas-remas bagian puncak kepalanya.

L I N G G A - Kuli Jadi GigoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang