CHAPTER MARKUS: Gairah Penjaja Birahi 0.3

7K 194 42
                                    

Musim tak pernah sama. Arah angin akan berubah seiring bumi yang berotasi. Bahkan dalam hitungan sekejap, cuaca mampu mengganti rupa. Alam yang semula didera guyuran hujan yang lebat dengan angin yang meliuk garang, mendadak menjadi perilaku yang sekedar melintas. Alam kembali menjadi cerah. Mentari memberi kilau pada dedaunan yang basah dan membiaskan sinarnya ke tetes-tetes air yang tersisa sehingga membentuk warna pelangi yang melengkung di ujung kaki langit, seolah mengabarkan bahwa badai sekalipun akan selalu menyisakan keindahan.

Burung yang mericau ikut mengubah suasana hati Markus yang sempat dilanda kebimbangan. Alam seakan menyemarakkan langkahnya saat dia membawa Lingga ke kontrakannya. Lelaki yang dikiranya mampu membantunya untuk menuju pada keputusannya.

Markus awalnya terkejut saat menerima pesan singkat dari Lingga. Memang mereka sempat bertukar nomer kontak namun tak pernah sekalipun mereka berkomunikasi setelahnya. Dan yang lebih membuat Markus terkejut, isi pesan Lingga itu meminta dirinya untuk membantu lelaki itu terjun ke dalam dunia gigolo lebih dalam. Lingga ingin Markus mengajarkannya tentang segala teknik bercinta terhadap pria penyuka sesama jenis; Lingga ingin tahu bagaimana cara mendapatkan klien yang menginginkan tubuhnya tanpa harus diketahui orang di sekitarnya.

Bak gayung bersambut. Markus yang sudah memutuskan untuk siap menjadi bottom, namun tak ingin kejadian saat bersama Jasim terulang lagi, memutuskan menyambut permintaan Lingga tersebut. Dia ingin membiasakan lubang analnya dengan dimasuki oleh penis Lingga yang besar terlebih dahulu. Dia ingin belajar mengontrol rasa sakit yang kemungkinan besar dia terima agar dia bisa bersikap profesional saat berhadapan dengan kliennya nanti. Tidak seperti saat melayani Jasim yang jelas membuat pelanggannya itu kecewa.

Lingga juga menerima tawaran Markus tanpa ada penolakan yang berarti saat Markus meminta untuk menganal lelaki itu. Markus seperti mendapat durian runtuh. Sudah lama dia menginginkan bokong kencang Lingga yang seksi. Lubang analnya yang sempit pasti mampu menjepit batang penisnya dengan nikmat.

Saat ini mereka berdua sedang duduk bersisian di atas gundukan teras rumah kontrakan Markus. Mengamati alam sore sambil menikmati secangkir kopi hitam dan sepiring gorengan hangat yang Markus beli saat dia menjemput Lingga tadi. Kedua tubuh telanjang mereka sama-sama berselimut handuk besar. Rambut keduanya masih terjuntai basah. Hujan yang lebat memang sempat mengguyur mereka saat di perjalanan. Alhasil seluruh baju yang mereka kenakan basah semua. Hanya celana bokser yang sekarang masih mereka kenakan yang bisa sedikit terselamatkan.

“Apa kamu pernah menyesali, ehm, maksudku apa kamu pernah menyesal menjadi gigolo?” tiba-tiba Lingga memecah kesunyian yang sedari tadi hinggap di antara mereka.

Markus langsung menoleh ke arah Lingga yang sedang menatap lurus ke depan memandang pelangi yang warnanya mulai mengabur. “Pernah. Bahkan masih,” Markus kembali memalingkan wajahnya ke depan, ikut memandang pelangi yang sama. Dia lalu menyesap kopi di cangkirnya.

Lingga cukup tercengang dengan penuturan Markus itu. Sekarang dia yang menoleh ke arah Markus. Menunggu penjelasan lebih dalam tentang pernyataan Markus barusan.

Merasa diperhatikan, Markus kembali menoleh ke arah Lingga setelah dia meletakkan cangkir kopinya di atas nampan plastik yang bersisian dengannya. Sekarang mereka saling memandang, “aku menyesal kenapa nggak dari dulu aku jadi gigolo.” Tawa Markus langsung tersembur saat melihat wajah Lingga yang berubah geram.

“Tak bisakah kamu serius menjawab pertanyaan orang?” Lingga kembali berpaling dengan kesal. Mengangkat kedua kakinya ke atas gundukan dan mendekapnya erat. “Untung ini rumahmu, kalau tidak sudah aku bogem tampang sengakmu itu.”

Markus kembali tertawa. “Sebelum kamu membogem wajahku, aku terlebih dulu menerkam lalu memperkosamu. Kamu kalau marah gitu bikin nafsu,” guraunya sembari menjemput tempe goreng yang berada di tengah-tengah mereka.

L I N G G A - Kuli Jadi GigoloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang