Penantian Waktu IV

347 18 1
                                    

Selama 1 Jam Lebih Mereka Diwarnai Rasa Ketakutan dengan Mengamuknya 20 Lebih Makhluk Gaib Di Luar, Rumah itu Gelap tanpa cahaya sama Sekali semakin membuat suasana Mencekam
" Ini Rumah siapa pa ? " Tanya Roni
" Ini bukan Rumah Dulunya Ini Tempat Sauna Namun Sudah Tidak Terpakai Lagi " Ucap Pa Umar
" Tapi Kok Bau ya " Ucap Gilang
" Senter ada nggak " Ucap Revo
" Semua barang kan Tertinggal Di Mobil Rev " Ucap Gilang
" Ah Bau Sekali " Ucap Nabila
" Ok dimana aku Meletakkan Smartphone ku " Ucap Revo sambil Mencari - Cari Smartphonenya di semua sakunya
" ok aku Meninggalkannya di Kursi Mobil " Ucap Revo Yang Baru ingat
" Oh iya Ini pakai smartphone ku saja " Ucap Gilang menyondorkannya ke roni
" bateraimu cuman tinggal 10% " Ucap Roni
" Ya Mau Gimana, Setidaknya ada cahaya " Ucap Gilang
" Baik Kita cari sumber bau ini " Ucap Roni
" Busuk Banget " Ucap Naufal
Mereka berjalan Mencari sumber bau Itu, Akhirnya Mereka Menemukan Sumber Bau Busuk itu Ternyata Seorang Lelaki Yang Sudah Membusuk Mungkin ia Meninggal Karena Kelamaan Bersauna Atau Dia Dibunuh di sini
" M-ma-mayat " Ucap Gila
" Gue mau Keluar dari sini " Ucap Naufal
" Lo mau mati fal, Mending Kita di dalam aja " Ucap Roni
" Kalau Ntar tu mayat bangun gimana " Ucap Naufal
" Lo masakin Ayam atau nasi Suruh dia makan " Ucap Roni
" Emang dia suamiku apa " ucap Naufal
Para makhluk Gaib itu berhasil Menobrak Pintu Tempat sauna Itu
" Waaaaaaaaaaa " Teriak Mereka
" Sekarang Gimana " Ucap Nabila
" Cari Jendela atau Pintu " Ucap Gilang
" Ini Tempat sauna mungkinkah ada 2 pintu atau jendela ? " Tanya Roni
" Kita Harus Ngelewati mereka " Ucap Roni
" Gila apa " Ucap Naufal
" Nggak ada cara Lain " Ucap Roni
" Aduuuhh Ini hari Menyebalkan " Ucap Gilang
" Pastikan Jangan Ada yang Tepisah Ok 1 2 3 " Ucap Roni
" Waaaaaaa " Teriak Mereka
Semua Lolos dengan Melewati Celah Dari Para Makhluk gaib Itu
" Gue Tidak akan Lagi melakukan itu " Ucap Naufal
" Untung Selamat " Ucap Revo
" Sekarang Kita Kemana ? Mereka masih Mengejar " Tanya Gilang
" Lari kenapa diam " Ucap Roni
" Gue udah nggak kuat " Ucap Nabila
" Sini Gue tarik " Ucap Roni Yang menarik tangan Nabila dan Mereka Lari
Dan Tetap dikejar oleh Kaki Tangan Tari itu
" Ini baru jam 06.25 Kita harus kemana " ucap naufal
Mereka Terus berlari Sampai Akhirnya Mereka semua Tidak mampu Berlari lagi
Dan Terengah-engah
" Gue udah Nggak Kuat Ron " Ucap Ica
" Sama Gue J-juga " Ucap Revo
" Lo Pikir Gue Nggak Capek Apa " Ucap Roni
" Duduk deh dulu kayaknya Setan itu Masih jauh " Ucap Naufal
" Ayo " Ucap Gilang
Mereka sekarang Berada di Tengah Hutan Mereka sudah Benar-benar Jauh dari Villa, Mereka Beristirahat di Bawah Pohon Jati Hanya sejenak untuk Memijat Kaki mereka Agar Mereka sanggup berlari lagi
" Gue lapar " Ucap Gilang
" Haus " Ucap Naufal
" Kalian pikir kami nggak " Ucap Roni
" Gimana nih " Ucap Nabila
" Gimana kita Ke desa " Ucap Revo
" ide Bagus kenapa nggak dari tadi aja " Ucap Roni
" Gue baru Mikir " Ucap Revo
" Yaudah Yuk pa " Ucap Roni
" Iya gimana kalau ke rumah Adek bapak " Ucap Pa Umar
" Baik pa " Ucap Roni
Setan itu sudah mendekati mereka lagi dan mereka berlari Ke desa Penduduk, 32 Menit mereka Berlari Dan sampai Lah dirumah Adek Dari Pa Umar
" Asalamualaikum Dwi " Ucap Pa umar
" Wa'alaikumsalam kang, Kenapa Ya " Ucap Dwi adek Pa umar yang baru membukakan pintu
" ini Mereka boleh istirahat disini kan Mereka dikejar-kejar sama Anak Buah Tari " Ucap Pa Umar
" Oh silahkan dek " Ucap Dwi
" Terima kasih Mba " Ucap Roni
" Iya sama-sama " Ucap Dwi dan Mengunci Pintu
" Mba Kami boleh Minta air nggak maaf nih Ngerepotin " Ucap Naufal
" Oh iya Nggak papa Anggap Aja Rumah Sendiri " Ucap Dwi dan Menuju dapur
" Setidaknya Kita aman disini " Ucap Pa Umar
" Makasih pa " Ucap Roni
" Iya dek " Ucap Pa umar
" Gimana sih pa cara Agar kami terbebas dari Dendam Tari " Ucap Roni
" Wah Bapak Juga Kurang Tau " Ucap Pa Umar
" Kalau Misalkan kami Pulang Ke Kota apa kami selamat " Tanya Naufal
" Nggak Dek hantu itu ngikutin kalian terus walau kalian ke matahari " Ucap Pa Umar
" Astaga " Ucap Naufal
" Aku Yakin Tania Bisa Membantu " Ucap Ica
" Tapi Gimana caranya " Ucap Roni
" Aku Akan Bertanya dia Pasti tau Cara agar kita Terbebas dari semuanya ini Karena tania Bukan dibunuh oleh tari berarti Tania Bukan bagian dari 100 kaki tangan Tari " Ucap Ica
" Benar, Kenapa Nggak terpikir olehku ya " Ucap Roni
" Ini Minumannya " Ucap Dwi yang datang dan Membawakan Mereka Minum
Diluar anak Buah Tari sudah sampai Dengan Mencoba Mendobrak Pintu
" Aku Akan Memberi Penangkal, Dwi Kau Punya Air penangkal Makhluk halus kan " Ucap Pa Umar
" Oh iya ada tapi sisa Sedikit Aku Lupa Minta sama Kakak " Ucap Dwi
" Ya sudah Sini " Ucap Pa umar
" Tunggu ya " Ucap Dwi
" Jangan Lama " Ucap Pa Umar
.
" Wah Keren pa Umar " Ucap Naufal
" Huh, Kayaknya kita Benar-benar Aman Disini " Ucap Roni
" Syukurlah " Ucap Revo
" Akhirnya Gue Bisa Mengendalikan nafas gue " Ucap Naufal
.
" Ini airnya kak " Ucap Dwi
Pa umar Pun Mengambilnya dan Memercikkannya Ke Pintu, ke semua Jendela, Pintu belakang, bahkan ventelasi Setelah selesai Pa Umar kembali Menghampiri 6 sahabat itu
" Baiklah Kalian bisa bernafas lega " Ucap Pa Umar
" Sekali Lagi Kami Berterimakasih Pa " Ucap Roni
" Iya sama-sama " Ucap Pa Umar
Sambil Menunggu Waktu mereka Istirahat di Rumah adeknya Pa Umar Dan Merenggangkan Kaki Mereka, makan Minum, Membersihkan Tubuh Mereka, Roni dan Revo Memperbani Luka-luka Mereka kebetulan Dwi adalah Bidan desa Sehingga Mereka Mendapat Perban dan Betadin Untuk Luka mereka dan Luka-luka Kecil Mereka.
.
.
Maaf nih Kependekan
Vote yaa, Makasih Juga udah Baca Sejauh Ini. Kritik dan Saran Ditunggu Pedas dan Manis Diterima, Kasih Masukan Juga Boleh :)
#Thanks

BLOODY FOGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang