22.Maaf...

542 82 20
                                    

Happy Reading

"Takaashi,apa Takaashi sebenci itu sama papa?" Tanya Bokuto sambil menatap Takaashi yang berada di gendongannya

"Maaf.." Ucap Takaashi sambil menunduk

"Papa tanya,apa Takaashi sebenci itu sama papa?"

Takaashi menggelengkan kepalanya "Terus Takaashi kesel sama papa?"

"Engga,Takaashi sayang sama papa,maaf pa.."

"Tapi Takaashi udh bilang kek gitu sama papa berarti Takaashi kesel sama papa dan benci sama papa"

"Engga,Takaashi sayang banget sama papa,tadi itu.. tadi itu.. Takaashi Em.."

"Pasti Takaashi kesel pas Takaashi di bully ga ada papa"

Takaashi tambah menunduk sambil meremas baju Bokuto

"Takaashi cuma bercanda" Ucap takaashi sambil memeluk Bokuto

"Bercanda? Kok sampai begini? Jangan bohong Takaashi pasti marah sama papa"

"Dikit,Takaashi lihat mana kerja mulu buat Takaashi,Takaashi juga ngelihat mama utang sana sini buat biaya rumah sakit Takaashi,Takaashi bilang Takaashi bantuin tapi mama bilang ga usah Takaashi sekolah aja,kenapa papa ga ada saat itu?"

"Jawabannya simpel,Papa ga tau kalo mama lagi hamil kamu"

Takaashi menatap Bokuto tak percaya "ha?"

"Iya papa ga tau kalo Takaashi ada di perut mama"

Takaashi terdiam "Maaf,Takaashi ga tau"

"Haha,kan Takaashi ga tau jadi ga papa" Bokuto mengelus rambut Takaashi

"Nilai Takaashi A+++ bukan F - kok" Ucap Takaashi

"Ha? Mana coba kertasnya" Takaashi langsung mengambil tasnya dan mengeluarkan kertas ulangan harian tersebut

Ada 5 mata pelajaran dan nilainya A+++ semua

"Dah ya,Takaashi mau main game sama Kenrou" Ucap Takaashi lalu menaiki tangga meninggalkan kedua orang tuanya

Bokuto melihat Takaashi lalu berpindah melihat Akaashi "Kita perlu bicara masalah bullyan yang menimpa Takaashi"

Akaashi mengangguk "Setelah dia bermain bersama Kenrou"

---

"Dada!" Takaashi melambaikan tangannya ke kedua orang tuanya

Begitu mobil Takaashi berjalan Bokuto langsung melihat Akaashi "Jujur aku sangat penasaran"

Akaashi terkekeh lalu menarik tangan Bokuto ke dalam rumah

Saat keduanya sudah duduk di sofa Akaashi langsung memulai ceritanya

"Sekitar Takaashi baru masuk ke taman kanak-kanak,Takaashi memang bercerita kalau dia tak memiliki teman"

"Pada saat dia berada di tk 0 besar dia di bully kerena dia berangkat sendiri kerena waktu itu aku sibuk mencari pekerjaan,dan kalau ada acara apa pun takaashi tak pernah memberi tahu ku dia bilang dia tak ingin aku menghabiskan atau mengambil libur hanya untuk dirinya"

Bokuto terdiam kerena di umur segitu Takaashi sudah paham dengan orang tuanya

"Dan kerena hal itu pun Takaashi di bully kerena tak memiliki orang tua,dan saat itu Takaashi juga panggil aku papa tapi di bully dengan temannya kerena aku omega dan dari itu pula dia menyebutku mama"

"Di suatu ketika Takaashi melawan kerena orang yang membully nya mengejek ku dan mengejek mu kerena tak pernah kelihatan"

"Kerena mereka mendapatkan perlawanan dari Takaashi yang selalu diam saja mereka menusuk Takaashi di bagian ginjalnya dan mereka menyayat perut punggung dan perut Takaashi"

Bokuto menggenggam tangan nya kuat kuat dan dalam hati bilang 'Awas aja!'

"Dan sebab hal itu Takaashi koma sekitar 1 bulan,dan pada saat itu dia selalu menjauh dari kerumunan dan tak ingin berkenalan dengan orang baru"

Bokuto terdiam "Kau tau namanya siapa?"

"Kou,jangan seperti itu deh,jangan membuat keributan mereka kan masih anak-"

"Kau tega membiarkan orang yang melakukan itu pada Takaashi?"

"Meskipun kau melakukan hal apa pun  itu Takaashi akan marah padamu"

Bokuto terdiam "kedua kalinya dia melakukan kepada Takaashi ga kan ku biarkan hidup"

Akaashi hanya menghela nafasnya sudah dia duga Bokuto akan seperti ini

---

Takaashi mencari kedua orang tuanya saat sudah sampai di rumah

"Papa!" Teriak Takaashi sambil memasuki ruangan kerja papanya tersebut

"Takaashi ketuk dulu" Bokuto melirik Takaashi saat Takaashi masuk ke ruangannya

Takaashi langsung berlari ke Bokuto dengan cepat "Pa pa pa"

"Apa?" Bokuto melirik ke Takaashi yang terlihat ingin meminta sesuatu

"Pah boleh beliin Takaashi Nintendo?" Bokuto langsung melihat anaknya dengan muka aneh

Masalahnya Takaashi minjam handphonenya untuk bermain game saja jarang sekali

Dan kali ini dia minta Nintendo? Aneh sekali bagi Bokuto

Bokuto menggendong Takaashi lalu mendudukkan nya di mejanya "Kok tiba-tiba pengen game?"

"Hehe,pengen aja gegara lihat Kenrou" Takaashi menggaruk kepalanya nya sambil cengegesan

"Tapi tenang aja kalo papa ga bolehin ga papa kok Takaashi ga maksa papa buat harus beliin Nintendo untuk Takaashi"

Bokuto tersenyum tipis "siapa bilang ga boleh? Besok Nintendo nya sudah ada di kamarmu"

Takaashi tersenyum lebar "Makasih ya pa" Takaashi memeluk leher Bokuto

"Tumben minta sesuatu yang berbau game"

"Ga papa pengen pah"

Bokuto tersenyum tipis lalu mengelus rambut Takaashi "Sana mandi sudah hampir waktunya makan malam"

"Okey"

TBC

Singkat? Ye maaf gada yang jadi babu saya lagi masalahnya

Imagination[BokuAka Omegavers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang