"KAMU YANG TERPILIH, EUNHA! 705 ITU KAMU!"
Sana tanpa sadar langsung berteriak karena tak percaya, membuat orang di sekitar mereka bahkan mungkin nyaris seluruh area tempat duduk mereka itu melihat kepada mereka berdua. Wajah Eunha pun langsung melotot tak percaya dan badannya terasa panas, apalagi mendapat perhatian yang begitu besar dari sekian banyak penggemar di sekitar mereka. Dia benar – benar tidak menduga, untuk tau nomor berapa dirinya saja dia tak perduli dari tadi.
"Itu orangnya, itu 705,"
"Astaga beruntung sekali!"
"Andai saja itu aku astaga, harusnya aku disitu tadi!"
"Oh? Apa di sebelah kiri sana ada nomor 705?" Kali ini Jimin mengangkat bicara karena tampaknya dia mendengar teriakan Sana ataupun keributan yang terjadi di area tribun Eunha dan Sana.
Eunha menggelak ludahnya gugup, terlebih ketika dia melihat beberapa staff mulai mendekatinya. "Sana-ah, kamu saja yang maju, ini gelangnya," Eunha berusaha melepaskan gelangnya dan menukarnya dengan milik Sana.
Namun, bukannya dengan girang menerima, Sana malah menghentikan tangan Eunha, "Hah? Kenapa? Kamu saja, Eunha-ah"
"Tapi aku bahkan bukan penggemarnya!" Eunha berbisik dengan panik.
"Nona? Mari maju ke depan," seorang staff sudah berada di sebelah mereka, memanggil Eunha untuk maju ke depan panggung.
"Sana-ah!" Eunha kali ini tampak semakin panik. Apa – apaan ini? Kenapa sekarang malah dia harus naik ke panggung apalagi berinteraksi atau di serenade apapun lah itu, Eunha tidak mau! Bisa – bisa dia tidak dapat pulang dengan keadaan hidup karena amukan cemburu penggemar Jungkook yang tampaknya sudah siap memakannya hidup – hidup, "Maaf, apa bisa teman saya saja yang maju ke depan? Teman saya akan menggantikan saya," sahut Eunha dengan tatapan berharap kepada staff pria di belakangnya.
Staff itu tampak terbingung sejenak. Bukannya yang hadir disini semua adalah fans sejak awal karir Jungkook? Kenapa dia begini? Tumben sekali, baru kali ini dia melihat orang yang menolak kesempatan emas yang bahkan diraung – raungi banyak orang untuk digapai, "Bagaimana, Nona?"
"Teman saya menggantikan saya!"
"Eunha, aku tidak—"
"Maaf Nona, tapi sepertinya saya rasa itu tidak mungkin," Staff pria berbaju hitam itu agak mendekat pada Eunha, "Saya takut anda malah akan banyak yang tersinggung karena anda menolak Jungkook."
"Maju saja, Eunha. Ya? Benar katanya, yang ada para fans yang lain bakal lebih marah padamu," sahut Sana mendukung pernyataan pria barusan. Eunha menggelak salivanya sekali lagi dan mengitarkan pandangnya, benar, semua orang di sana sudah menatapnya dengan tatapan aneh dan juga kesal karna dia tak kunjung turun.
Terpaksa, Eunha mengangguk lemah setelah menggenggam keras pergelangan Sana, "Semangat, Eunha! Kamu adalah gadis paling beruntung saat ini!" seru Sana memberi semangat ketika Eunha berdiri dan mulai mengikuti staff itu menuruni tangga tribun.
Tidak, Eunha saat ini merasa dirinya yang sudah sial ditambah semakin sial. Pandangan menusuk dan penuh cemburu dari orang – orang sekitarnya benar – benar dapat dia rasakan.
Ya Tuhan, tolong selamatkan Eunha sesegera mungkin.
---
Samar – samar, Jungkook dapat mendengar keributan yang ada di bangku penonton yang ada di daerah kirinya. Tampaknya orang yang dimaksud bernomor 705 itu ada disana. Tapi kenapa lama sekali? Padahal dia pikir akan ada reaksi yang menarik dari orang yang mendapat kesempatan emas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretended [ON GOING]
Romance24 tahun dia hidup hingga detik ini, Jungkook merasa semuanya sempurna. Terlalu sempurna untuk dia lewati. Coba sebutkan apa yang dia tidak punya? Keberadaannya saja sudah seperti karakter buatan yang tiada cacat cela. Karirnya di dunia hiburan itu...