11.

212 33 6
                                    


Damn it!

Tidak pernah lewat di pikiran Sana sekalipun bahwa resiko kejadian seperti itu dapat membuat Eunha lupa ingatan atau amnesia. Memangnya ini cerita novel? Tidak kan?

"Eunha," Sana mendekatkan kursinya lebih dekat pada kasur lalu mencodongkan sedikit tubuhnya pada Eunha, "Jeon Jungkook. Kamu tidak ingat?"

"Ingat,"

"Hah?"

Tunggu, tadi bukannya—

"Jeon Jungkook, penyanyi kesukaanmu itu yang kita pergi ke konsernya tahun lalu,"

Sana mengangguk pelan membenarkan dengan mata berbinar penuh harapan tapi sebersit kebingungan masih ada padanya, "Tapi kenapa kamu menggeleng tadi?"

"Aku bingung karna katamu Jungkook yang menyelamatkan aku," balas Eunha.

Sana mengangguk sekali lagi, "Iya, kata Chris begitu."

"Chris?"

Aduh Sana lupa. Dia belum menceritakan pada Eunha mengenai dirinya dan Chris yang sudah berbaikan bahkan menjadi lebih dekat sekarang sejak beberapa hari lalu itu. Dirinya terlalu larut dalam rutinitasnya menemani Eunha lebih dari semingguan ini, apalagi dengan kondisi Eunha yang sering tidak stabil. Untungnya hari ini Eunha bangun dengan kondisi terlihat lebih segar.

"Ehm, kau ingat Chris, pria yang bertemu denganku tanggal 31 Desember lalu?" Eunha mengangguk, "Yang buat kamu galau setengah mati itu pada pertemuan pertama, 'kan?"

"Ih Eunha!" Sana kini malah merasa malu sendiri dengan jawaban Eunha. Benar sih kata Eunha, tidak salah sama sekali. "Ceritanya panjang kalau soal Chris, Eunha. Kita kan lagi membicarakan Jungkook."

Eunha hanya terkekeh pelan dan mengangguk paham, apalagi melihat wajah Sana yang sudah mengeluarkan semburat merah muda.

"Eunha," Sana memanggil pelan, "Apa kau tidak ingat kalau Jungkooklah yang sudah menyelamatkanmu malam itu?"

Dahi gadis itu mengernyit, berusaha mengingat tapi nampaknya tidak sesuai keinginannya, Eunha sama sekali tidak ingat apa yang dikatakan Sana. Kejadian malam itu yang menyakitinya berusaha dia gali kembali sekedar mengingat sosok Jungkook disana, tapi sayangnya Eunha benar – benar tidak mendapatinya.

"Bagaimana bisa?"

Sana hanya menggeleng, "Aku juga tidak tau. Yang aku tau dari Chris, malam itu Jungkook melihatmu dilecehkan oleh preman – preman jahanam itu dan langsung menolongmu. Jungkook juga yang menelepon bantuan dari Chris sehingga kalian bisa selamat," Sana menghembuskan nafasnya resah selagi menceritakan kembali kejadian itu pada Eunha.

Rasanya berat sekali harus mengulang cerita kelam itu, padahal dia disini hanya di pihak pendengar ceritanya, bukan korban seperti Eunha maupun Jungkook, "Aku tidak tau bagaimana jadinya kalau malam itu tidak ada Jungkook yang menolongmu, Eunha"

Eunha tertegun. Baru saat Sana menceritakan bagaimana kejadiannya, sayup – sayup dia dapat mendengar lirih suara seorang pria yang memanggil – manggil namanya saat itu. Jadi itu Jungkook. Pria penolong yang saat itu dia anggap sebagai malaikat penjemput nyawanya ternyata adalah Jungkook.

Ya Tuhan, kenapa perasaan Eunha jadi terasa semakin berat seperti ini?

---

"Hm? Kau yakin? Ah, syukurlah. Baiklah kalau begitu,"

Jungkook menatap Chris dengan penasaran seiring pria itu mengulum senyum sambil berbicara dengan lawan bicaranya di seberang telepon genggam miliknya. Rasanya Jungkook tidak pernah melihat ekspresi Chris seperti itu. Ya memang, Jungkook akui bahwa Chris adalah pria yang sangat dapat diandalkan dan dia tergolong tampan, oleh sebab itu tidak heran juga kalau banyak staf bahkan aktris – idol kenalannya itu menaruh hati pada Chris. Tapi Chris bukanlah tipe flamboyan dan suka menebar pesona dimana – mana. Bahkan saking pria itu terlalu menyimpan privasinya, terkadang Jungkook harus dibuat penasaran apakah Chris bisa menikah atau tidak.

Pretended [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang