XXI. Korelasi Masa Lalu dan Masa Kini

184 29 0
                                    

Eh, double update!

Eh, double update!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Tedi baru saja merebahkan diri, ia berniat datang ke kontrakan untuk menikmati sorenya dengan bersantai. Ia pikir kontrakan Jo sepi. Tidak ada rokok hari ini, untuk sehari saja Tedi ingin hidup sehat.. tidak tahu lagi kalau besok.

Kipas yang tertempel di dinding itu berputar ke kanan dan ke kiri. Sengaja, meski di kontrakan itu sudah di isi dengan satu pendingin di setiap ruangan, tapi Jo sebagai pemilik kontrakan lebih suka angin sepoi-sepoi dari kipas angin.

Tedi mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, membiarkan notifikasi yang membludak dan menimbang-nimbang sesuatu, "enakan main Candy Crush apa Hay Day ya?"

Di meja, nampak satu pack botol yakult. "Yakult siapa nih? Emang disediain buat gue kayaknya ya?" Laki-laki itu menusukkan selang bening ke tutup yakult tanpa membuka plastiknya lebih dulu, seraya membuka aplikasi permainan dan membuka level terakhirnya

"Cintai ususmu.. minum yakult satu galon.."

"Yaelah, punya gue itu, main sruput aja. Mana udah habis tiga." Icha mendengus, mendaratkan bokongnya di sofa empuk itu dan melemparkan tas ranselnya ke mana saja.

"Gue pikir emang disediain di sini, yah gue sikat. Mumpung gue haus. Tuh kalau mau minum aja gue taruh, masih ada dua santai aja." Tedi nyengir, meletakkan sisa yakultnya di meja membuat Icha berdecak tanpa ekspresi.

"Gak usah deh habisin aja gak apa-apa, ntar gue beli lagi aja sekerdus gue taro sini."

Tedi menampilkan senyumnya secerah cuaca hari ini, "tumben banget baik."

"Tampang aja keren, mainnya Candy Crush, Ted Ted."

Tedi melirik Doy yang baru saja duduk, "suka-suka gue Doy, kesukaan orang mah beda-beda. Daripada ngejulid, mending lo instal gih, gue jamin ketagihan."

"Masa iya? Udah kayak sabu aja tuh Candy Crush."

"Lah, emang lo pernah nyoba sabu?"

"Enggak, pernahnya shabu-shabu kalau gue mah. Enak tuh."

Menatap bungkusan plastik berwarna putih yang isinya sudah mendingin itu, perlahan Tedi mengangkatnya. "Ini buat gue juga gak?"

"Dikasih hati malah minta ampela ya lo."

Icha membaringkan punggungnya, menatap langit-langit. Ia menggigit bibirnya sendiri, menerawang kejadian tadi seraya mengingat-ingat sesuatu, merasa janggal. Semalam, ia dan Aga sampai di rumah Aruna tepat jam dua belas malam dan hanya meninggalkan kuncinya di sana. Bagaimana caranya Aga memukuli Aruna?

Sudah hampir lima belas menit Tedi menjalankan permainan dan lima kali ia gagal menyelesaikan levelnya. Teringat tentang pesan masuk dari temannya—Gaza, ia membuka aplikasi pesan yang sedang dibanjiri pesan alay dari adik-adik tingkatnya. Kebanyakan dari mereka megirim pernyataan perkenalan dan basa-asi tidak penting.

3726 MDPL [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang