I. Not For The First Time

4.2K 221 52
                                    

✨Happy Reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

Aga sedang memainkan benda persegi panjang di tangannya. Membuka sebuah ruang obrolan kemudian membuka satu gambar yang baru saja dikirim oleh Ibu. Aga tersenyum kala melihat potret Jeanne. Aga lebih suka memanggil Jeanne dengan sebutan Anne. Anne tengah tersenyum dengan novel menggunakan huruf braille di tangannya.

Salah satu alasan Aga begitu menyukai alam dan kerap berkelana adalah Anne. Sewaktu kecil, Aga pernah berjanji akan menjadi mata bagi Anne. Sesuai dengan janjinya, Aga tidak pernah lupa menjelaskan bagaimana gambaran indahnya bentangan alam yang ia pijaki pada Anne.

Dari setiap perjalanan, Aga menerima lebih banyak dari yang dicari. Katanya, alam adalah guru terbaik. Karena setiap petualangan pasti akan mengajarkan ilmu yang sangat berharga bagi siapapun. Itulah yang pernah Aga sampaikan pada Anne.

Kalau berbicara soal Anne, Anne adalah cinta bagi Aga. Tidak ada yang bisa membuat Aga semarah saat tetangga mereka sengaja mengerjai Anne hingga masuk ke rumah kosong saat mereka berumur 7 tahun sebab gadis kecil itu tidak dapat melihat. Sejak itulah Aga berkata pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah ada yang lolos dari jeratnya jika ada satu orang yang menyakiti atau membuat adik kembarnya menangis.

Kala itu matahari siang perlahan mengubah terangnya menjadi mendung tertutup awan serta angin-angin yang berhembus menggoyangkan daun-daun tanaman hias aglonema dan gelombang cinta milik Ibu. Aga sedang berada di dalam kamar karena Ibu sedang menghukum Aga pada saat itu. Aga didapati menggores pipi anak tetangga sehari yang lalu karena sang orang tua dari anak itu datang melabrak Ibu kala dirinya tengah sibuk memotong sawi untuk memasak sup sawi putih. Padahal bukan tanpa sebab Aga melakukan hal yang dapat dibilang kejam terhadap anak laki-laki itu. Beberapa kali Aga memergoki anak itu sengaja mengarahkan Anne agar berjalan ke arah batas jalan dan jatuh ke dalam selokan. Beruntung Aga datang cepat, kalau tidak, bisa saja Anne sudah tergeletak jatuh di dalam selokan dengan luka-luka di tubuhnya karena setahu Aga di dalam selokan kering itu orang-orang kerap membuang barang bekas milik mereka seperti kayu, seng dan benda tajam lainnya.

"Anne!".

Aga berteriak memanggil saudara kembarnya namun tidak ada sahutan. Dengan kondisi gerimis, mendung gelap dan pekat, tidak ada satu orang pun yang berkeliaran di jalanan sekitar rumah Aga.

"Anne! Di mana?!".

Samar-samar Aga mendengar isakan anak perempuan dari dalam rumah kosong. Setelah nekat menerobos rumah kosong itu, ternyata benar dugaan Aga. Anne di dalam sedang meringkuk ketakutan. Baron, anak yang kemarin berhasil Aga lukai pipinya untuk membalas perlakuannya pada Anne, yang menguncinya di rumah itu. Karena kondisi Anne seperti itu, tentu saja Anne hanya bisa menangis dan menunggu siapapun yang akan menolongnya.

3726 MDPL [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang