✨Happy Reading✨
Sejak tahu ke mana Icha membawanya pergi, Doyi sudah berkali-kali mendengus kesal pada Icha yang tidak lelah menariknya dari tempat parkir. Jiwanya meronta-ronta untuk segera melepaskan diri dari belenggu Icha, tapi sayang, meski Icha perempuan ternyata tenaganya jauh lebih kuat daripada Doyi yang punya badan kerempeng.
Entah bagaimana rencana Icha, yang jelas hari ini ia ingin mengeluarkan seribu satu jurus yang ia punya untuk menghabisi nyawa siapapun. Sebab hatinya perlu diredakan. Dan hanya ada satu cara untuk membuat perasaannya lega.
"Bangsat! Kita ngapain sih ke sini?!" Doyi masih berusaha menarik diri meski Icha degan kuat menarik kain kaosnya hingga melar. Hari ini, mungkin nyawanya akan dihabisi oleh gadis itu.
Icha tersenyum licik, memainkan lidahnya diantara gemeletuk gigi-giginya yang bersentuhan. Ia lantas menjawab dengan santai dan tidak ada beban. "Gue lagi pengen bikin remuk badan orang."
Icha dan Doyi sampai di tempat di mana Icha sering meghabiskan waktu untuk menguras tenaganya. Lampu yang mati total saat itu Icha nyalakan sebelum ia masuk lebih dalam dan mengambil sebuah pakaian putih lengkap dengan sabuknya.
Sudah hampir dua jam mereka di sana. Itu artinya sudah selama itu juga Doyi menjadi sasaran empuk Icha. Entah sudah berapa jurus yang Icha persembahkan pada Doyi. Ia tidak
"Akkhh.. hkh.. hhhh.." Doyi tidak mampu berbicara lagi, entah sudah yang ke berapa Icha menendang bagian tubuhnya.
Sudah berapa kali Icha membuat Doyi terjatuh? Icha lupa. Tapi tangannya tidak bisa berhenti menghimpit leher Doyi meski laki-laki itu sudah memukul-mukul matras sejak tadi. Padahal, itu bukan teknik atau jurus taekwondo. Icha hampir puas, sisanya hanya tinggal bermain-main.
Satu menit.. Belum terlepas.
Dua menit.. Makin mencekram.
"Mampus lo!"
Lagi, Doyi memukul matras di bawahnya. "Hhaah- assssu! Udhah!"
"Diem!!!!!" Icha semakin mengencangkan lengannya. Sementara tangannya yang satu tepat berada di bagian mancung pada dada Doyi. Laki-laki terlihat sangat tertekan, tapi bukan Icha namanya kalau tidak menghabiskan seluruh kesempatan yang sudah ia punya.
"Ini namanya pelecehan! Ya Allah.. sebentar lagi hambaMu ini akan mati sepertinya. Ampuni segala dosa hamba ya Allah."
Memilih tidak menggubris celotehan Doyi, Icha perlahan mulai melepaskan cengkraman, lantas duduk dan membiarkan patnernya meraup udara sebanyak-banyaknya sebab sejak dua jam yang lalu ia menghajarnya habis-habisan.
"Pantesan Aga gak suka sama lo, orang sadis gini kayak psikopat!" Doyi mencibir. Masih tidak terima ia dijadikan alat untuk memuaskan diri oleh Icha dengan cara menjadi tumbalnya. Doyi memegangi lehernya, takut tulang lehernya remuk betulan karena Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
3726 MDPL [Jung Jaehyun]
Storie d'amore[Part 7 ke atas sedang direvisi] Saat kalian membaca cerita ini, mungkin kalian akan membenci satu pihak. Tapi percayalah, tidak ada yang mudah ketika menjadi mereka. "Karena setiap perpisahan itu luka. Dan setiap luka butuh obatnya." "Selamat berke...