Bagian 10

14.2K 895 9
                                    

Selamat Pagii semuaaaa...
Gimana gimana udah pada gak sabar ya liatt ustadz syauqi sama zahra menikah. Yok langsung aja yok biar gak penasaran lagii hehe...
-
-
-

Happy Reading😍

Adzan Shubuh mulai terdengar kini Zahra, Ustadz Syauqi, Kiyai Abdullah, Nyai Hanna, Atira, Dedy, dan Lily melaksanakan Shalat Shubuh secara berjama'ah di Mussholla yang tersedia di rumah Kiyai Abdullah.

'Ya Tuhan apakah ini memang takdir dari-Mu?' batin Zahra usai shalat yang membuatnya menjatuhkan air mata.

"Kamu kenapa Ra,?" tanya Ustadzah Lily panik saat melihat Zahra menjatuhkan air mata di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia.

Zahra tidak menyadari jika dirinya kini sedang di perhatikan oleh Ustadz Syauqi.

'Ya Allah mudahkanlah semuanya' batin Ustadz Syauqi saat melihat Zahra menteskan air mata.

"Eh Ustadzah, Zahra tidak apa-apa." jawab Zahra sedikit terkejut dan langsung mengusap air matanya saat menyadari Ustadzah Lily memperhatikannya.

"Nak, Ibu tau kamu tidak siap dengan semua ini tapi ini demi kebaikanmu dan Syauqi supaya tidak terjadi lagi fitnah diantara kalian," ujar Atira yang juga menyadari putrinya sedang bersedih.

"Ibu, apakah Ustadz Syauqi akan menghukum Zahra setelah ini?" tanya Zahra yang membuat Atira terkekeh.

"Tidak, Ustadz Syauqi tidak akan menghukum mu, Nak." sahut Atira.

"Zahra kamu tenang aja kalo ka Syauqi berani menghukum kamu Ustadzah siap untuk membelamu." bela Ustadzah Lily pada Zahra.

Waktu pun sudah menunjukan pukul 07.00 dan acara pernikahan akan di mulai pada jam 08.30, Zahra mulai di riasai oleh sang perias sehingga membuatnya semakin cantik.

"Bu, Zahra sangat bersyukur karena acara di lakukan saat santri dan santriwati berpulang ke rumahnya untuk melepas rindu." ujar Zahra yang masih di riasi.

Memang di hari Sabtu-Ahad semua santri dan santriwati di perbolehkan pulang dan kembali lagi hari Senin.

"Iya, Alhamdulillah Ra, persyaratan mu bisa di penuhi dan ibu juga tidak menyangka akan mendapat menantu anak Kiyai yang pastinya ibu sangat bangga karena ibu yakin Syauqi bisa membimbing mu dunia dan akhirat." sahut Atira yang duduk di samping Zahra.

"Kamu sangat cantik, Nak." puji Atira pada putrinya yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai seorang istri.

"Makasih Bu," Zahra pun memeluk Atira dan air matanya kembali jatuh.

"Kamu jangan nangis Nak, ibu dan ayah In shaa Allah akan selalu ada untukmu." sahut Atira menguatkan hati Zahra.

"Sebentar lagi pengucapan ijab Qobul, ibu pergi ke bawah dulu ya, Ayah sudah Miss call ibu dua kali, kamu disini sama Nak Lily ya." pamit Atira pada Zahra.

"Nak Lily, ibu titip Zahra sama kamu ya." pinta Atira yang di angguki oleh Ustadzah Lily.

"Zahra mulai hari ini kamu nggak usah panggil saya Ustadzah, panggil kakak aja ya." pinta Ustadzah Lily diakhiri dengan senyumnya.

"Baik Ustadzah eh Kak," jawab Zahra.

"Dan Allah menjadikan pasangan-pasangan bagi kamu dari jenis kamu sendiri." (Q.S An-Nahl :72)

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {النِّكَاحُ سُنَّتِيْ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ}.
Nabi saw. bersabda, "Nikah itu sunnahku, siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia tidak mengikuti jalanku."

********************************
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Muhammad Syauqi Hafiz Rasendria, dengan putriku, Nafeeza Azahra Sabrina dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Suara Dedy memecahkan keheningan yang sempat terjadi di ruang tempat dilaksanakannya ijab qabul pagi ini.

Zahra tidak dapat menolak garis tangan yang sudah ditakdirkan Tuhan untuknya. Orang tuanya sudah sangat setuju dirinya menikah muda dengan sosok seorang Ustadz yang baru beberapa hari ia kenal.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Nafeeza Azahra Sabrina binti Dedy Gunawan dengan mahar tersebut dibayar tunai." suara Ustadz Syauqi terdengar lantang dan mantap.

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!"

"Sah!"

"Sah!"

Sahutan demi sahutan dari para saksi terdengar. Ustadz Syauqi bernapas lega akhirnya dia mengucapkan dengan sekali tarikan napas. Iringan do'a menyertai pengantin baru itu dan tak lupa mengucap hamdalah.
Zahra yang mendengar dari atas kini saatnya ia turun bersama Ustadzah Lily.

"Zahra ayok kita turun!" Ustadzah Lily. langsung meraih tangan Zahra dan tersenyum tipis dia memang belum tau sepenuhnya gadis yang dihadapannya itu namun Ustadzah Lily yakin Zahra adalah anak yang baik.
Zahra pun mencoba tersenyum dan menganggukinya.
Netra hitam milik Ustadz Syauqi jatuh di gadis yang sekarang sudah sah menjadi istrinya yang sedang berjalan kearahnya bersama Ustadzah Lily.
Zahra sungguh tampil sangat cantik dan elegan dengan menggunakan gaun pengantin muslimah dengan paduan broken white dan khaki tidak lupa mahkota kecil menghiasi kepalanya.

"Nak, ini cincin kawinnya." Nyai Hana memberikan kotak cincin berwarna merah itu pada putranya.

Ustadz Syauqi berkeringat dingin saat akan memasangkan cincin itu pada jari manis Zahra. Dengan menarik napasnya satu kali Ustadz Syauqi meraih tangan Zahra dan memasangkannya pada jari manis milik Zahra, begitupun sebaliknya. Zahra nampak menunduk ia tidak tau harus bahagia atau sedih.

"Cium kening nya dong kak," goda Ustdazah Lily membuat tamu undangan yang tidak terlalu banyak tertawa bahagia.

Ustadz Syauqi kembali menarik napas gugup jari jemari Ustadz Syauqi menangkup wajah Zahra dengan menghilangkan rasa ragunya Ustadz Syauqi mencium kening Zahra. Zahra merasakan jantungnya bertalu-talu tak karuan lagi saat benda kenyal itu mendarat di keningnya.
Setelah Ustadz Syauqi melepaskan ciumannya kini saatnya Zahra meraih punggung tangan Ustadz Syauqi dan menciumnya. Tidak terasa air matanya jatuh kembali sekuat tenaga ia menahannya air mata itu tetap jatuh.
Ustadz Syauqi menangkup wajah Zahra dan menghapus air mata Zahra.

"Ana uhibbuka Fillah, Nafeeza Azahra Sabrina."

"Kumencintaimu Karena Allah." sambung Zahra dengan menyanyikannya.

Saat mendengar kata yang baru saja di ucapkan pria di hadapannya. Sebelum memasuki pondok pesantren lagu itu sudah familiar di telinga Zahra.
Ustadz Syauqi yang mendengar sambungan nyanyian dari Zahra refleks tangannya mencubit pipi chubby Zahra.

"Suaramu bagus juga." ucap Ustadz Syauqi menarik pipi chubby Zahra.

"Aw sakit Ustadz!" Zahra mengusap pipinya yang sekarang sudah menjadi merah.

"Ustadz minta maaf habisnya kamu bikin Ustadz gemas." Jawab Ustadz Syauqi.

"Cie pengantin baru cepat-cepat kasih kami cucuk ya." goda Dedy pada pengantin baru itu.

"Apa setelah ini Zahra akan bisa hamil, Bu?" tanya Zahra dengan polosnya.

"Bisa aja sih." sahut Atira tertawa bahagia.
Zahra langsung mengelus perutnya.

"Kamu perempuankah atau laki-lakikah?" tanya Zahra pada perutnya sendiri membuat semua orang tertawa disana termasuk Ustadz Syauqi yang sangat gemas pada istri kecilnya itu.

Istri kecil? Ya, karena postur tubuh Ustadz Syauqi yang tinggi dengan dada bidang sementara badan Zahra yang mungil. Kalo di selebriti mirip seperti pasangan selebriti kak Zoe Abbas dan kak Aditiya Zoni. Tapi sayang kayaknya mereka udah putus:(

-bersambung-
Terimakasih sudah membaca:) semoga suka hehe suport terus ya
Mohon maaf jika cerpennya garing:)
See Youu...
-
-
-
Next or stop ?

Berjodoh Dengan Ustadz Tampan ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang