Hallo kawan kawan selamattt malam semuaaa....
Bagaimana kabarnya ?
Semoga sehat selaluu aamiin..
-
-
-H
appy reading😍
'Tapi bukannya tadi Zahra bilangnya disuruh sama Ustadz Syauqi?' batin Citra bertanya-tanya.
"Yaudah Zahra ayo kami sudah menunggumu di ndalem." ajak Nyai Hanna membuat Zahra melirik ke sahabatnya ya Zahra masih rindu dengan sahabat-sahabatnya tapi apalah daya perintah suami harus di turuti.
Nyai Hana mengizinkan Zahra untuk berpelukan dulu dengan para sahabat karena beliau pun mengerti sahabat adalah keluarga kedua saat di pesantren.
Lama berpelukan akhirnya Zahra dan Nyai Hanna pergi meninggalkan asrama."Huaaa Niss, kita baru ditinggal Zahra ke ndalem aja udah sedih gimana kalo kita nanti berpisah?" tanya Mimi dengan ingus yang keluar dari hidungnya. Jorok banget sih Mi><
"Aku juga sedih tau, ya terus kita mau gimana lagi Zahra kan harus nurut sama suaminya." sahut Anisa berbisik saat mengucapkan suami.
"Iya ya padahal aku baru aja jadi sahabat Zahra." tambah Citra.
"Tak apa, kita masih bisa bertemu disekolah siang hari dan malam hari saat pelajaran kepesantrenan." jelas Anisa.
Tidak terasa waktu Maghrib pun tiba. Seluruh santri dan santriwati berbuka dengan gembira.
"Sayang suapin." rengek Ustadz Syauqi. Ia benar-benar tidak malu mengatakan itu di depan Nyai Hanna dan Kiyai Abdullah jangan tanya Ustadzah Lily, Ustadzah Lily berbuka puasa dengan para santri dan santriwati.
Zahra meliriknya dengan tatapan malas. Tapi karena tidak ingin cari masalah meski dengan malas akhirnya Zahra menyuapi suaminya yang manja itu.
Singkat waktu malam Nuzulul Qur'an pun tiba. Zahra masih terbata bata dalam pelafalan huruf yang benar ketika di bacakan namun ia berusaha sehingga ada peningkatan.Ustadz Syauqi yang sibuk mentadarus Al-Qur'an seketika berhenti saat melihat istri kecilnya kesusahan membacanya dengan baik.
"Sayang ngaji bareng Ustadz yuk biar nanti Ustadz benarkan jika ada yang salah." ajak Ustadz Syauqi merangkul pundak Zahra.
Zahra dengan senang hati langsung mengangguk.
Usai tadarus Al-Qur'an juz 29 dan 30.
"Ustadz." panggil Zahra dengan pelan."Kenapa hum?" sahut Ustadz Syauqi.
"Ustadz malu nggak punya istri kaya Zahra yang masih terbata-bata membaca Al-Qur'an berbeda jauh sama Almarhumah Ning Syifa." tanya Zahra ia merasa insecure dihadapan suaminya.
"Sayang kenapa bilang gitu? Ustadz menerima kamu apa adanya sayang, dan Ustadz ngga suka kalo kamu banding-bandingkan diri kamu sama perempuan lain. Ana uhibbuka Fillah Nafeeza Az-zahra Sabrina." jelas Ustadz Syauqi yang kemudian mencium kening Zahra.
Zahra saat ini benar-benar malu pipinya berubah menjadi merah bak kepiting yang direbus.
"Ya sudah sudah malam kita tidur ya?" lontar Ustadz Syauqi sambil menyimpan mushaf.
"Iyaa." sahut Zahra.
"Kok jutek?" tanya Ustadz Syauqi.
"Enggak bukan gitu tadz Zahra udah ngantuk banget." sahut Zahra mengucek matanya.
Ustadz Syauqi pun menggendong Zahra dan menidurkannya diranjang.
"Tumben romantis." celetuk Zahra yang sudah terbaring namun tangannya masih melingkar di leher Ustadz Syauqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjodoh Dengan Ustadz Tampan ( Sudah Terbit )
Ficção GeralSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA Nafeeza azahra sabrina gadis cantik berumur 16 tahun yang terpaksa masuk pesantren karena keinginan orang tuanya.. sebelum ia masuk pesantren ia mempunyai sahabat disekolah bernama Aliya.. Dan sekarang ia mempunyai sahaba...