Bagian 18

11.4K 720 7
                                    

Selamattt pagiiii semuaaaaaaaa.....
Jangan lupa jagaa kesehatan yaa
Jangan lupa perbanyak sarapan bukan harapan hehe kalo banyak sarapan nantinya enak kenyang bukan banyak harapan nantinya sakit hatiii😭😂
-
-
-

Happy reading⚘
"Ustadz apaan sih, lepasin!" Zahra memberontak.

"Ssssttt." bisik Ustadz Syauqi.

"Ustadz berat ish, makan apa aja sih?" ucap Zahra berusaha memberontak.

"Minggir!" teriak Zahra kembali.

"Jangan teriak teriak nanti Abah sama Ummi denger." ucap Ustadz Syauqi.

"Bodo amat. Ummi Abah tolong Zahra!" teriak Zahra dari dalam kamar, rupanya suara Zahra dari atas terdengar oleh Nyai Hanna dan Kiyai Abdullah sontak mereka berdua pun segera menyusul ke kamar Zahra.

"Ummi Abah!" teriak Zahra kembali.

"Ustadz gak akan apa-apain kamu." Ustadz Syauqi berusaha membuat istri kecilnya untuk tidak berteriak.

"Nak, Zahra buka pintu nya. Kenapa kamu teriak-teriak?" ucap Nyai Hanna mengetuk pintu kamar yang terkunci.

"Syauqi, Zahra buka pintu nya!" teriak Kiyai Abdullah dari luar.

Kedua insan yang tengah ribut itu tiba-tiba hening saat mendengar Nyai Hanna dan Kiyai Abdullah datang mengetul pintu kamarnya. Dengan cepat Ustadz Syauqi membuka pintu.

"Ada apa? Kenapa Zahra dari tadi teriak-teriak?" tanya langsung Kiyai Abdullah.

"Em- itu apa Zahra, Zahra -."

"Zahra hanya akting doang kok Ummi Abah maaf ya bikin heboh di rumah ini." ucap Zahra berbohong memotong ucapan suaminya.

"Astaghfirullah Zahra Zahraaa Ummi sama Abah sampai kaget takut ada apa-apa." tutur Nyai Hanna.

"Hehe maaf ya Ummi habisnya di kelas tadi kurang aktingnya saat presentasi drama." ucap Zahra kembali berbohong.

"Jantung Abah hampir copot Ra, Masya Allah menantu Abah ini jago aktingnya." tutur Kiyai Abdullah.

"Hehe maaf ya Abah."

"Na'am tidak papa, lain kali kalo lagi akting kasih tau ummi sama Abah dulu ya, biar nanti jantung Abah gak kerasa mau copot." ucap Kiyai Abdullah menegur Zahra.

"Siap Bah." sahut Zahra dengan tangan menghormat pada Kiyai Abdullah. Kiyai Abdullah yang mendengarnya pun hanya mengelus kepala Zahra.

Nyai Hanna dan Kiyai Abdullah kembali ke bawah.

"Kenapa bohong?" tanya Ustadz Syauqi.

"Kalo Zahra gak bohong Ustadz mau ngomong apa?" sahut Zahra sedikit meledek.

Sedangkan Ustadz Syauqi tidak mungkin mengatakan pada Kiyai Abdullah dan Nyai Hanna kalo ia hanya ingin menidurkan Zahra di tempat tidur dengan ia menggendong Zahra. Bisa-bisa wajahnya berubah seperti kepiting rebus. Ciyaa Ustadz Syauqi buciin.

"Tapi berbohong itu dosa." ucap Ustadz Syauqi menegur Zahra.

"Iya Zahra juga tau kok, ini bohong juga buat kebaikan jadi ga dosa kan?" tanya polos Zahra.

"Kebaikan apa?"

"Iya aku lindungin Ustadz daripada Ustadz malu di depan Ummi Abah, lagian kenapa sih Ustadz main gendong aja."

"Sudahlah lupakan."

"Ya udah." Zahra membuka mukenanya kemudian memakai Khimarnya.

"Tadz, Zahra udah cantik belum?" tanya Zahra yang masih bercermin. Ustadz Syauqi mendengarnya langsung menghampiri Zahra.

Berjodoh Dengan Ustadz Tampan ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang