"Huang Renjun, 'kan?"
Renjun mendongak, menatap seorang gadis cantik yang berdiri di dekatnya dengan senyum manis penuh damba. Karena merasa tidak kenal, Renjun mengacuhkan gadis itu dan kembali mengotak-atik ponsel, bermain game sembari menunggu balasan chat Milenka.
"Gue Kim Yeonhee, kita pernah ikut olimpiade matematika bareng pas masih SMP," ucapnya menggebu-gebu saat Renjun kelihatan sama sekali tidak peduli.
Di kafe tempat Renjun biasa ngeband dengan teman-temannya sekarang ini tak begitu ramai. Haechan, Jisung, dan Chenle saling senggol karena tingkah Renjun yang benar-benar mengabaikan kehadiran Kim Yeonhee.
"Ren, dia bilang kenal elo." Haechan merasa miris, bisa-bisanya Renjun cuek setengah mati pada Yeonhee yang cantik seperti bidadari. Jiwa jomblo Haechan 'kan meronta-ronta.
"Gue inget." Senyuman cantik Yeonhee kian mengembang ketika mendengar perkataan Renjun. "Olimpiade matematikanya, kalo muka lo sih ngeblur di otak gue," lanjut Renjun tanpa beban, memupuskan harapan Yeonhee.
Jisung menahan tawa, sementara Chenle serta Haechan sudah terkikik duluan.
"O-oh gitu. Sorry, ngeganggu waktu lo," gumam Yeonhee tak enak hati.
"Udah tau ganggu bukannya langsung pergi," usir Renjun, dia tidak mengalihkan pandangan sedikitpun dari layar ponsel.
Yeonhee membungkuk sebentar, lalu berpamitan dan melangkah menuju ayah juga mamanya dibaris tengah kafe.
"Cantik banget euy," puji Haechan diangguki Jisung, keduanya menatap punggung Yeonhee.
"Cantikan pacar gue," jawab Renjun cepat, membuat Jisung dan Haechan yang mengenal Milenka secara kompak bereaksi ingin muntah.
"Gaes, cewek yang nyamperin ke sini tadi ngapain?" tanya Jeno setelah kembali dari toilet.
"Ngajak Renjun kenalan," sahut Haechan. "Padahal ada gue yang lebih ganteng."
"Salah, mereka udah saling kenal, tapi Bang Ren lupa," timpal Chenle membetulkan.
"Sodari tirinya Milenka tuh." Jeno berkata santai seraya menyeruput cappuccino miliknya dengan khidmat.
"Lo serius?!" seru Haechan mewakili keterkejutan Renjun dan Jisung. Sementara Chenle yang belum pernah bertemu Milenka hanya membisu.
"Ya iyalah, masa gue bohong soal ginian?"
Mereka mengangguk. Meski tengil begitu Jeno tidak akan berbohong saat sedang serius.
"Milenka orangnya gimana, Bang?" tanya Chenle penasaran, maklum dia bersekolah ditempat lain. Satu sekolah dengan Jeno dan Haechan, tetapi kedua berandal tersebut telah lama mengenal Milenka.
Renjun meletakan ponsel di meja. Mengulas senyum tipis, kemudian dia berujar, "Cantik, baik, polos, lugu, lucu, sholehah, pokoknya nggak bisa digambarin pake kata-kata."
"Fitnah," celetuk Jisung spontan.
"Waras lo, Ren? Milenka yang keberadaan akhlaknya nggak terdeteksi sejak lahir lo kata sholehah? Yang bener aja," cibir Haechan tidak habis pikir.
"Bucin bisa bikin orang jadi gila rupanya," tambah Jeno.
"Lo semua mana tau kepribadian Milenka yang sebenernya karna nggak kenal Milenka dengan baik. Dia itu tipe pacar idaman!" bantah Renjun. Sang ketua osis buru-buru mengambil ponsel saat notif chat masuk terdengar.
Milenka :
Baru sampe pos tengah :(
15.32Milenka :
Cape bat.
15.32Milenka :
Pap tt dong Kak, biar gue semangat :)
15.33Renjun :
BNGST.
15.33, read."Gue tarik kata-kata gue barusan!" sungut Renjun mendadak jengkel. "Milenka itu mesum, nggak tau diri, jelmaan setan, dia hasil persilangan babi berkokok sama buaya menggonggong!"
•••Kak Renjun
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]
Random"Kak Renjun, anu lo goyang-goyang." "Kak Renjun kenapa malah melototin gue? Itu tas lo beneran goyang-goyang." Huang Renjun yang selalu dibuat emosi, tapi bukannya benci malah sayang setengah mati. [Tikung S2] Lokal!