Ryujin :
Maaf pernah ngecewain kamu. Tapi Na, sekarang kamu jauh lebih ngecewain aku.
16.30Jaemin :
Maaf.
16.32, read.
"Gue harus gimana coba?!" keluh Jaemin mengacak kasar rambut hitamnya. Kelakuan Jaemin sontak saja membuat beberapa pengunjung kafe menoleh.Yeonhee yang duduk diseberang meja bergumam, "Bantu gue bikin Renjun sama Milen putus. Dengan begitu lo bisa ngerasa lega." Seandainya Milenka tidak jahat, sudah pasti Yeonhee bisa mendekati Renjun, dan Jaemin tak akan frustasi seperti sekarang.
"Tanpa lo suruh juga gue emang bakal ngehancurin hubungan mereka!" seru Jaemin kesal. "Gregetan gue ngeliat Renjun sok romantis."
"Renjun bukannya galak ya?"
"Nah itu! Kalo sama Milenka kelakuannya najis banget," cibir Jaemin melampiaskan rasa cemburu dengan mengolok sang mantan teman.
"Tipe Renjun gitu susah di cari sih, dia perhatian sama cewek yang bener-bener dia suka. Gak kek elo, semua cewek di kasih harapan," sindir Yeonhee. Ngomong-ngomong wajahnya terasa menghangat saat tahu sikap peduli Renjun yang tidak diumbar ke sembarang orang. Kelak, Yeonhee pasti akan menjadi satu-satunya wanita yang ada dihati Renjun.
"Bersikap ramah, salah? Dasar tuh cewek-cewek aja yang baperan."
"Serah lo, deh," ucap Yeonhee mengalah. "Betewe, lo udah tau ke depannya harus gimana?"
"Mungkin, ngelakuin hal yang dulu Milen lakuin ke gue?" jawabnya seolah kembali bertanya.
Yeonhee mengangguk, dia juga tak tahu harus bagaimana. Belakangan ini apa yang Yeonhee lakukan selalu sampai ke telinga mamanya, tentu saja itu ulah Milenka yang dengan dramatis mengadu dan membuat Yeonhee terlihat buruk di mata Kim Jessica.
"Kalo lo ada rencana, kabarin gue," tutur Jaemin kemudian menghabiskan segelas cappuccino yang tadi ia pesan. "Gue balik duluan, ya?" pamitnya meninggalkan Yeonhee di Cafe Dreamis tempat Renjun bersama teman-teman barunya biasa nge-band.
Setelah melakukan pembayaran, Jaemin sempat ke toilet sebentar. Lalu kaki jenjangnya melangkah cepat menuju motor yang parkir di depan kafe. Bola mata Jaemin melebar kaget ketika menangkap siluet sosok yang tak lagi asing.
"Si jelek, ngapain lo di sini?" sapa Jaemin dengan nada riang. Tanpa sadar ia menghampiri gadis berkacamata dengan rambut keriting sepunggung tersebut, Marien.
"Kenapa emangnya? Gak boleh? Kawasan pribadi milik bapak lo tah?" Rentetan tanya itu terucap dengan raut sedatar tembok.
"Gue nggak nyangka lo bisa ada di tempat kek gini, kirain kegiatan lo cuma nyari berita gak masuk akal doang."
Marien melirik Jaemin sekilas, kemudian menatap ramainya kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.
"Buset, gue dicuekin cewek jelek."
"...."
"Mer, jarang tau gue ngajak cewek kumel ngobrol, hargain ngapa!"
"...."
"Merian, gue dendam banget tiap ngeliat lo. Udah dekil, gak tau diri pula."
"Nama gue Merin (Marien), tolol."
"Uwaw, bisa ngegas lo?! Luar biasa." Jaemin bertepuk tangan, meledek gadis yang ia cap tak tahu malu ini memang sangat menyenangkan.
"Selain bisa ngegas, gue juga bisa merusak citra baik lo, Kapten." Tatapan sengit di balik kacamata itu seketika membuat Jaemin membeku. Sial! Jaemin tidak mau lagi menjadi bahan pembicaraan anak seantero sekolah karena masalah sepele.
Keduanya beradu pandang, hingga Jaemin sadari wajah Marien mulai bersemu merah. Kenyataan yang sebenarnya adalah Marien cukup cantik, dia tidak dekil atau kumel, hanya tidak mengerti fashion saja.
"Ada yang ingin gue katakan sama lo," ujar Marien tiba-tiba.
Sebelah alis Jaemin terangkat, bertanya. Belajar dari pengalaman, Jaemin tahu betul ekspresi merona juga malu-malu perempuan. Tapi, masa sih habis bersungut marah Marien akan menyatakan cinta?
Akhirnya dengan penuh kebimbangan Marien mengungkapkan perasaan terpendamnya di hadapan banyak orang. "Na Jaemin ... ritsleting celana lo ke buka. Itu, burung lo keliatan dikit."
ASGHFJKL— batin Jaemin tersambar petir imajinasi.
•••
NaJaem
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]
Random"Kak Renjun, anu lo goyang-goyang." "Kak Renjun kenapa malah melototin gue? Itu tas lo beneran goyang-goyang." Huang Renjun yang selalu dibuat emosi, tapi bukannya benci malah sayang setengah mati. [Tikung S2] Lokal!