Karena malam ini vokalis band di kafe berganti Haechan, menghabiskan malam di alun-alun kota bersama sang kekasih-Renjun pikir akan menjadi ide yang paling tepat.
"Keknya Kak Renjun makin sering kena masalah gara-gara gue," ucap Milenka dengan helaan napas berat. Sesekali ia menatap hiruk-pikuk keramaian diantara hias lampu berwarna-warni.
"Lo ngerasa bersalah?" Renjun memandangnya, gadis cantik dengan rambut lurus panjang yang kini dibiarkan terurai. Tangan mereka saling menggenggam, lalu berhenti melangkah ditempat para muda-mudi berkumpul menyalakan kembang api.
"Iya," gumam Milenka.
Tawa Renjun mengalun merdu, tidak menyangka kalau pacar kesayangannya yang tengil dan mesum ternyata juga bisa merasa tak enak hati.
"Jangan ketawa!" seru Milenka kesal. "Kak Renjun tambah cakep pas ketawa, kalo gue kebablasan ngajak lo kawin gimana?!"
Melepas genggaman tangan mereka, Renjun mencubit gemas pipi Milenka kemudian mencibir, "Masih cabul kayak biasa!"
"Cuma sama Kak Renjun doang."
"Awas aja sampe gue tau lo godain cowok laen. Gue tendang ke luar angkasa lo, Mil!" ancam Renjun membuat Milenka terkikik geli seraya meraih tangan Renjun yang sekarang menangkup pipinya.
"Nggak bakal, gue 'kan setia."
Mereka memandang lurus ke depan, mengabaikan orang-orang yang berseliweran hingga sosok Mark terlihat sedang menarik Jaemin mendekat.
"Renjun!" panggilnya dengan sorot mata kecewa. "Lo sama Jaemin diem-diem berantem di belakang gue?!"
Jaemin tampak mengusap wajah, lelah. Sementara Renjun tersentak kaget.
"Kalian serius berantem karna satu cewek?!" hardik Mark sembari menatap tajam Milenka yang langsung disembunyikan oleh Renjun ke balik punggungnya.
"Mark, lo jangan nyalahin Nara, deh," bela Jaemin. Baru tadi sore dia mengalami nasib sial, masa sekarang sudah kena semprot amarah tidak jelas Mark? Sungguh beratnya cobaan hidup Na Jaemin.
"Kenapa gue gak boleh nyalahin dia?" tanya Mark songong.
"Karna lo gak tau apa-apa." Yang dijawab Renjun dengan nada datar.
"MAKANYA KASIH TAU BIAR GUE BISA BANTU KALIAN NYELESAIN MASALAH! BUKAN DENGAN BIKIN PERTEMANAN KITA BENER-BENER HANCUR LEBUR BEGINI!" teriak Mark meluapkan emosi yang tertahan selama beberapa waktu. Demi Tuhan, dia merasa jadi pihak paling bodoh ditengah perselisihan konyol kedua temannya yang pintar.
Tidak hanya Renjun dan Jaemin. Namun, Milenka juga ikut bungkam, ia mengerti perasaan Mark yang terhimpit permusuhan sahabat yang baginya sama-sama berarti.
'Beginikah rasa diperebutin cogan? Emejing,' batin Milenka.
"Oke, gue paham. Mungkin emang cuma gue yang nganggep kalian bukan sekedar temen, tapi sodara." Mark mengulas senyum getir. Mereka bertiga tumbuh bersama! Tentu Mark berpikir pertemanan mereka akan terus baik-baik saja sampai ketiganya menemukan pasangan dan tujuan hidup masing-masing.
"Mark-"
"Gue nggak butuh temen kayak lo bedua," potong Mark ketika Renjun hendak bicara. "Yang suatu hari bisa aja tiba-tiba musuhin gue saat kita jatuh cinta dengan satu cewek yang sama."
Kemudian lelaki campuran Kanada itu berlalu pergi, menghambur dikerumunan manusia yang sibuk dengan urusan sendiri.
"Dia yang nyeret gue, eh malah ninggalin gue," gerutu Jaemin entah pada siapa. "Semua ini salah lo, Renjun!" lanjutnya menatap sengit Renjun yang masih tertohok karena perkataan tajam Mark.
"Idih, gak ngotak! Yang cari perkara duluan 'kan elo!" balas Milenka tak terima.
"Gue cuma mau ngambil apa yang Renjun rebut, salah gitu?"
"Lo yang nyia-nyiain gue!" Milenka mengacungkan jari tengah ke arah Jaemin. Sedangkan Renjun, sebagian dirinya terus memikirkan protes kecewa Mark. Bisa-bisanya Renjun melupakan fakta kalau Mark juga harus tahu titik terang permasalahan ini.
Kim_Dy
❤24.341
Kim_Dy Ada yang berusaha memperbaiki diri demi seseorang yang dia perjuangkan. Dan ada juga yang menjadi sangat egois karena kehilangan sosok yang kehadirannya baru ia sadari setelah pergi.•••
Selamat hari minggu untuk klean yang hobi ngehalu ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]
Random"Kak Renjun, anu lo goyang-goyang." "Kak Renjun kenapa malah melototin gue? Itu tas lo beneran goyang-goyang." Huang Renjun yang selalu dibuat emosi, tapi bukannya benci malah sayang setengah mati. [Tikung S2] Lokal!