-9-

373 111 36
                                    

Kim Yeonhee berdiri di depan gerbang SMA Merdeka (SM) menunggu kedatangan seorang pemuda yang menjadi cinta pertamanya ketika masih SMP.

"Renjun, susah banget sih ngomongin lo." Yeonhee bergumam lemah. Dia ingin Renjun tahu kalau Milenka bukanlah gadis yang baik. Makanya walau takut akan bertemu sang saudari tiri, Yeonhee tetap nekat ke sekolah Merdeka—yang bukan sekolahnya—demi menemui Huang Renjun.

Para siswi yang juga berada di gerbang tiba-tiba agak histeris, Yeonhee menatap kerumunan itu bingung.

Jantung Yeonhee berdetak kencang. Ternyata kehadiran Renjun dengan setelan rapi serta masker hitam menutup sebagian wajah yang membuat perempuan-perempuan itu mendadak berisik.

 Ternyata kehadiran Renjun dengan setelan rapi serta masker hitam menutup sebagian wajah yang membuat perempuan-perempuan itu mendadak berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huang Renjun!" panggil Yeonhee seraya berlari mendekati Renjun yang berhenti dan menatapnya dengan pandangan menusuk.

Bisik-bisik mulai berseliweran, tentang gadis cantik primadona SMA Nusa Bangsa yang secara khusus mendatangi ketua osis SMA Merdeka.

"Bisa bicara sebentar?" katanya sembari membenahi rambut, gugup.

"Nggak." Renjun hendak kembali melangkah, tapi Yeonhee dengan kecepatan ekstra meraih pergelangan tangan lelaki tersebut.

"Lo ngapain sih?!" seru Renjun menepis galak tangan Yeonhee.

"Lima menit aja, gue mohon dengerin gue. Demi kebaikan lo." Yeonhee menatap sendu, dia mengenal baik Milenka, mereka kerap kali bertemu dan gadis itu tanpa segan main kekerasan pada Yeonhee.

"Buruan!"

Senyum manis terbit diwajah cantik Yeonhee yang mampu membuat lelaki mimisan. Ah, memang cuma Renjun yang dari dulu tidak pernah tertarik dengannya.

"Milenka itu licik. Lo harus putusin dia sebelum lo dimanfaatin."

Kekehan Renjun terdengar. Mata rubahnya menatap intens ke bola mata indah milik Yeonhee. "Gue tau."

"Apa?"

"Gue tau Milenka orangnya gimana. Sangka lo gue tolol?"

"Te–terus—"

"Gue suka Milen saat gue udah tau gimana sikap asli Milen sebenernya. Jadi, lo berenti ganggu hubungan kami." Sebelum melangkah pergi Renjun menambahkan, "Dan lagi lo jangan sampe suka sama gue, karna gue alergi cewek caper."

Kemudian Renjun benar-benar menjauh pergi meninggalkan Yeonhee yang membisu.

Mencapai lorong koridor kelas sepuluh, mata Renjun menangkap tiga sekawan yang sedang berjalan tidak jauh di depannya. Renjun membuntuti mereka tanpa kata.

"Nilai ulangan lo kemaren berapa?" Itu suara Milenka yang empat hari setelah turun puncak tidak Renjun dengar langsung.

"Rata-rata di bawah sembilan," jawab Jisung.

"Kalo mau temenan sama gue harus di atas sembilan!" tekan kekasih Renjun.

Jisung menyahuti lemah, "Sori, entar gue belajar lebih giat deh."

"Gue di atas sembilan lagi, dong! Lo berapa, Len?" Haebi membanggakan nilainya sekalian bertanya.

"Calon juara umum nih, Bos!" kata Milenka semangat, lalu melanjutkan, "Di bawah tujuh."

"Najis!" seru Jisung serta Haebi serempak. Sementara Renjun yang pelan-pelan mengikuti di belakang sembari menyimak mereka kini tengah mengulas tawa kecil.

Renjun mengulurkan tangan menarik rambut Milenka yang di kuncir kuda. "Pagi," sapa Renjun kala gadisnya menoleh.

"Ayang, udah berangkat? Kok nggak ada bilang sama aku." Milenka berlagak manis, dia sedang akting menjadi cewek polos berhati malaikat.

"Yang nggak online sapa?"

Haebi dan Jisung bergeser, membiarkan dua sejoli yang tengah kasmaran itu jalan bersama.

"Njir, lupa ngaktipin hengpon," celetuk Milenka lekas mengambil benda pipih dalam saku rok.

"Mil, udah makan?"

"Belum dua kali." Milenka merangkul Renjun, meletakan tangannya di pinggang ramping Renjun yang telah membuka masker.

"Mau makan lagi, nggak? Kita ke kantin dulu," ajak Renjun seraya menaruh tangan di bahu Milenka, mendekap kekasihnya posesif.

"Pengen makan Kak Renjun ajaaaaaa," rengek Milenka seolah melupakan keberadaan sahabat karibnya yang setia mengekori.

Renjun mencibir, "Pikiran lo kemana-mana mulu!"

"Belum jadi batu nih," sindir Haebi diangguki Jisung.

"Kalian ikut ngantin, gak?" Milenka menatap keduanya bergantian.

Jisung balik bertanya, "Bakal dikacangin nggak?"

"Palingan dikedelein," sahut Milenka enteng.

"Langsung ke kelas aja dah kita, bye Milen," ujar Haebi menarik Jisung berpisah dari mereka saat kelas sepuluh C sudah terlihat.

Renjun dan Milenka lanjut melangkah menuju kantin dengan posisi masih saling rangkul.

Tangan Milenka yang lain sibuk scroll beranda sosmed, hingga sebuah postingan dari fanspage SMA Merdeka membuat mood Milenka hancur seketika.

"Keknya lo perlu liat ini," ucap Milenka menyodorkan ponsel ke hadapan Renjun.

Mata rubah Renjun membulat kaget. Itu foto dia dan Yeonhee tadi, yang baru saja di posting dengan caption : Bersatunya SMA Merdeka dan Nusa Bangsa karna cinta.

"Mil, gue—"

Ucapan Renjun terpotong saat Milenka mendorongnya menjauh dengan tatapan kecewa.






•••

Kim Yeonhee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Yeonhee

[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang