-24-

275 103 9
                                    

Dalam kamus hidup Marien, segala rencana harus tersusun rapi supaya berjalan baik di kemudian hari. Ya, seharusnya begitu, tapi ketenangan Marien mulai porak-poranda saat ia berurusan dengan Milenka.

"Gue balikin akun rahasia lo, soalnya takut ketauan Kak Renjun." Milenka berkacak pinggang di depan kelas Marien sembari menyunggingkan senyum penuh kemenangan. "Cowok gue emang luar biasa banget. Dia cuek dan sama sekali gak bales chat gue dari akun Kak Marien, pas gue doain semoga hubungan kami langgeng baru deh dibales."

"Kenapa lo nggak ngecek hapenya langsung?" tanya Marien. Gara-gara permintaan tidak masuk akal Milenka, akun rahasia Marien yang dipakai untuk memata-matai para seleb sekolah jadi sempat digunakan hanya untuk membucini Renjun.

"Sering sih, tapi gak ketemu yang aneh-aneh."

"Terus, ngapa masih curiga?"

"Ya kali dihapus 'kan?" Milenka berujar cuek. "Udah ah, gue mau ngantin sama bini gue dulu." Kemudian gadis itu melangkah cepat menghampiri Renjun yang memanggil namanya dari kejauhan.

Menghembuskan napas kasar, Marien mengambil ponsel lalu membuka akun yang selama ini cuma ia gunakan untuk men-stalker orang-orang yang beritanya akan Marien unggah ke akun asli.

Mpsecret :
Jones is jomblo ngenes :p
22.34

Mpsecret :
Pakyuu!
22.34

Mpsecret :
Ganteng banget macem kera sakti 😍
22.35, read.

Kim_Dy :
Babi.
22.41

Kim_Dy :
Sekolah di mana lo?!
22.41

Kim_Dy :
Bales, ajg!
22.42

Mpsecret :
Maaf Kak, sebelumnya cuma salah kirim :)
10.09, read.

Kim_Dy :
Anak SM?
10.10

Mpsecret :
Haha, bukan.
10.11

Kim_Dy :
Kelas berapa?
10.11

Mpsecret :
Udah lulus (:
10.12

Kim_Dy :
Sepuluh? Sebelas?
10.12

Kim_Dy :
Ketemu gue, mati lo.
10.12, read.

"Astaghfirullah, padahal gue nggak melakukan apa-apa," gumam Marien pusing tujuh keliling. Diabaikan chat dari Kim Doyoung.

Iris dibalik kacamata itu terbelalak kaget saat menyadari kakinya telah membawa sampai ke pinggir lapangan. Marien memang berniat menuju warung depan sekolah, tempat di mana Sera dan Yuna sudah nongkrong lebih dulu— karena tadi Marien diajak Milenka bicara empat mata.

"MERIAN! AWAS!" Ditengah kebingungan Marien, seruan nyaring Jaemin yang berlari kencang ke arahnya membuat Marien menoleh dengan pandangan terkejut.

Hingga bunyi—Duagh!—keras terdengar bersamaan dengan bola basket yang menghantam kepala Marien.

Teriakan histeris yang di dominasi suara anak perempuan menggema, syok melihat Marien jatuh terduduk sembari memegang kepala. Untungnya bola tersebut tidak mengenai kacamata Marien, bagaimana kalau kaca itu retak dan menggores mata, membayangkannya saja Marien sudah ngeri.

"Woi! Gue 'kan udah bilang kalo mau maen basket di lapangan ini jangan brutal dong!" seru Jaemin pada teman-temannya yang saling lirik, merasa bersalah. Terutama Bae Jinyoung, si biang asal lempar bola.

"Sorry banget, gue nggak sengaja," ucap Baejin turut mendekati Marien yang masih memegang kepala, menahan sakit.

Jaemin berjongkok dihadapan Marien, sementara Baejin dan temannya yang lain malah berkumpul melingkari mereka. "Mer, lo nggak amnesia 'kan? Gue siapa coba?"

"Alien," jawab Marien malas, apalagi di kelilingi orang-orang begini, kepalanya jadi tambah pusing.

"Liat! Gara-gara lo, Merian geger otak!" Jaemin memarahi Baejin. Sebenarnya bukan hanya Baejin yang main basket secara brutal, tapi kebetulan dirinyalah yang menghantam bola mengenai kepala Marien.

"Buset, si Jaemin kerasukan Renjun? Tumben galak amat," ceplos Park Jihoon tanpa sadar, buru-buru ia mengatupkan bibir rapat-rapat ketika Jaemin mendelik menatapnya.

"Nyaut aja terus kalo dibilangin!" Kepribadian Jaemin sebelumnya terkenal cuek tapi pengertian, tentu mereka sedikit asing dengan Jaemin yang sekarang.

"Mer, mau ke UKS?" tanya Jaemin mengalihkan perhatian pada Marien yang hendak berdiri. Lengannya yang dibalut kemeja putih panjang dipegang Jaemin, lelaki itu membantu Marien berdiri dengan hati-hati.

"Kenapa?" Suara Lee Taeyong—kakak kelas dua belas—menginterupsi.

"Anu, Kak, tadi Marien kena bola," ucap Baejin takut-takut, terlebih ada Doyoung—mantan ketua osis—yang sampai detik ini masih paling disegani oleh murid seantero sekolah.

"Elo, Lisa sama Jungwoo, diminta gantiin jaga UKS 'kan Doy? Gimana kalo lo anterin dia?" saran Taeyong membuat tubuh Marien menegang seketika.

"Gue nggak keberatan kalo anaknya mau," sahut Doyoung datar. Kacau! Marien ingin pingsan saja.

"I–itu, ng–nggak usah, Kak. Entar, gue sama Jaemin—"

"Sebenernya gue masih harus latihan," potong Jaemin dengan tampang polos tak berdosa.

"Buruan sebelum bel masuk!" ketus Doyoung. Demi apapun! Mendengar suaranya saja sudah membuat Marien merasa sangat tertekan.

Kaki gadis berkacamata itu mulai melangkah pelan, di ikuti Doyoung yang sejak tadi tak berani Marien tatap wajahnya.

"Lo takut sama gue?" tanya Doyoung tiba-tiba. Marien berjengit gugup, kepalanya otomatis menoleh dan menatap Doyoung yang balas memandangnya tajam.

Sial! Pertama Milenka, kedua Jaemin, dan sekarang Kim Doyoung. Kurang buruk apalagi nasib Marien hingga berurusan dengan orang-orang seperti mereka.




•••

Makasih udah support work ini 💚

[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang