Milenka :
Jaket lo di titipin sama gue, Bang.
10.03Bro 2 :
Suruh yg pake balikin langsung ke gue.
10.03, read.
"Abang bilang anterin sendiri ke dia, jangan nyuruh gue karna gue adalah tuan putri," ujar Milenka bersikap acuh tak acuh padahal Marien sudah sangat minta tolong."Kenapa perihal nitip jaket doang lo harus ngadu dulu?"
"Apa? Nggak suka?" Milenka mulai sewot. "Lagian 'kan Kak Marien yang pake, ngapa pula mesti gue yang balikin?!"
"Kak Doyoung itu kakak kandung lo, Milen. Wajar kalo gue nitipin jaketnya sama lo," jawab Marien datar seperti biasa.
"Iya juga sih, tapi Bang Doy bilang yang balikin jaketnya harus Kak Marien langsung!" Milenka berkacak pinggang tak peduli, kemudian dengan ekspresi kelewat masa bodo dia bergegas menghampiri Renjun yang datang menjemput.
"Kesayangan Kak Renjun mau makan apa?" tanya Renjun usil ketika Milenka sudah memeluk lengannya manja.
"Kak Renjun kenapa sok kakak-kakakkan gitu, sih?!" protes Milenka, walau begitu dia tetap senang karena Renjun menyebutnya 'Kesayangan'.
Renjun menoyor kepala Milenka. "Bagian mana yang ngesok? Gue 'kan emang lebih tua dari lo, Dek!"
"Gue nggak mau dipanggil Adek!"
"Tapi, lo adek-adek."
"Huang Renjun, jahat ya kamu!"
"Kok ngelunjak sih, Mil?"
"Maksud gue Kak Huang Renjun," ralat Milenka saat Renjun mendelik— bersiap mengocehi gadis tersebut.
"Mungkin gue memang transparan," gumam Marien memandang kedua sejoli yang sedang haha-hihi di dekatnya. Marien melangkah pergi seolah menyadari jika kehadirannya disana hanya akan mengganggu.
Cukup temui Doyoung, serahkan jaketnya, lalu kembali ke kelas dengan selamat. Rencana yang telah Marien susun rapi.
"Nyari siapa?" Setelah sampai di depan kelas dua belas Ipa satu, Marien disambut oleh Winwin— kakak kelas populer yang terkenal kalem dan kerap kali di goda cewek-cewek, termasuk Milenka.
"Kak Doyoung, ada?" tanya Marien sembari mengulas senyum kaku.
"DOY! CEWEK LO NYARIIN!" Seakan terkena serangan jantung, Marien ternganga mendengar teriakan spektakuler Winwin yang bukan hanya membuat Doyoung muncul tapi juga sekumpulan orang-orang menatap ke arahnya penasaran.
"Nggak gitu—"
"Udah ke sini?" sela Doyoung mendekat dengan kedua tangan di dalam saku celana.
"Hu'um, gue tinggal ya," pamit Winwin berjalan cepat menuju kelas.
"Gue mau balikin jaket, Kak. Udah gue cuci bersih." Marien menyodorkan jaket yang terlipat rapi, tidak berniat meluruskan kesalahpahaman Winwin dan enggan menyuruh Doyoung menjelaskan pada anak kelas dua belas lain yang kini sedang menonton lewat jendela.
"Lo aja yang pake." Ucapan Doyoung membuat Marien yang sejak tadi menunduk seketika mendongak— menatap cowok yang setahun lebih tua darinya.
"Maksud?"
Doyoung tersenyum tipis, terlihat samar sekali hingga Marien tidak menyadari jika sudut bibir itu sempat sedikit terangkat. "Nggak usah di balikin."
"Hah?"
"Gue gak suka barang yang udah di pake orang lain," ungkap Doyoung.
Marien mengangguk, kemudian bertanya, "Kenapa nggak bilang sama Milen kalau jaket ini gak perlu gue kembaliin?"
"Kenapa harus bilang? Toh, gue emang sengaja bikin lo nemuin gue." Doyoung bicara apa barusan? Sepertinya makin lama bukan hanya penglihatan, tapi pendengaran Marien juga mulai bermasalah.
🥀 Mr. Perfect 🥀
Bang Doy / Kim_Dy
NB : Selain Renjun sama Milenka, sebenernya aku gak pernah serius pas nulis hubungan antar tokoh² lain, jadi jangan terlalu berharap 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]
Random"Kak Renjun, anu lo goyang-goyang." "Kak Renjun kenapa malah melototin gue? Itu tas lo beneran goyang-goyang." Huang Renjun yang selalu dibuat emosi, tapi bukannya benci malah sayang setengah mati. [Tikung S2] Lokal!