-11-

365 113 39
                                    

Renjun menumpuk dokumen yang sekiranya tidak penting dibagian paling bawah. Hari pertama sekolah memang diawali dengan kegiatan bersih-bersih. Belajar mengajar mungkin baru akan mulai besok atau malah lusa.

Pintu ruang osis di dobrak secara kasar, Renjun mendelik, menatap sosok yang melangkah masuk dengan pandangan menusuk ke arahnya.

"Lo nyelingkuhin Kim Nara?" Suara dingin Na Jaemin seolah membekukan seisi ruangan, Sungchan dan Yangyang selaku anggota osis yang juga berada disana dengan berat hati keluar saat Renjun tanpa kata melirik pintu memberi isyarat agar mereka segera pergi.

"Jaemin lo ngapain sih?" Mark bergegas menghampiri keduanya.

Jaemin diam, sementara Renjun menarik sudut bibirnya menyeringai tipis. "Kenapa gue perlu jelasin? Lo ngekhawatirin cewek gue?"

Diantara kedua sahabatnya, Mark tak tahu harus menenangkan emosi yang mana. Sang kapten basket tampak mengepalkan tangan, sedangkan ketua osis SMA Merdeka terlihat menyembunyikan amarah di balik smirk.

"Ya, gue ngekhawatirin Nara."

Jawaban cowok berparas tampan nan manis itu memicu ekspresi asli Renjun yang langsung menatapnya datar. "Setelah nyia-nyiain dia lo mau sok ngerasa paling khawatir? Pantes lo bersikap kek gitu?"

Mark yang berada ditengah Renjun dan Jaemin meneguk ludah susah payah. Suasana disana begitu terasa berat. Demi Tuhan, ini kali pertama Mark melihat kedua orang yang tumbuh bersamanya berselisih sangat serius.

Padahal hubungan mereka selalu akrab juga baik-baik saja meski Renjun berpisah kelas di lokal Ipa dan Mark serta Jaemin di Ips. Sebelum bel masuk mereka sering menghabiskan waktu bersama, kadang di kelas Jaemin dan Mark, terkadang di kelas Renjun. Namun, dua pasang sorot mata yang dahulu hangat, kini memandang saling benci.

"Gue ... suka dia." Perkataan Jaemin bagai sambaran petir bagi Mark, berbeda dengan Renjun yang sepertinya sudah menduga hal tersebut. "Dan gue nggak bakal biarin lo nyakitin cewek yang gue suka."

Bugh! Tinjuan tanpa aba-aba Renjun layangkan ke wajah Jaemin hingga cowok itu terjatuh. Huang Renjun yang orang-orang nilai bijak, galak, tapi lemah, sebenarnya juga pandai berkelahi. Dia preman berstatus ketua osis.

"Njun, lo jangan gitu dong!" seru Mark, lekas membantu Jaemin berdiri.

Jaemin mengusap bibirnya yang sedikit berdarah, kemudian bicara seraya mengulas senyuman, "Gue gak akan bales, karna dengan satu pukulan lo ini, seenggaknya gue gak bakal ngerasa bersalah saat ngerebut Nara Milenka dari lo nanti."

"Terserah," gumam Renjun tak peduli. Sebelum pergi dia berkata, "Mulai sekarang elo—Na Jaemin—bukan temen gue lagi."

Pertemanan yang sudah terjalin bertahun-tahun, akhirnya hancur dalam kurun waktu tak sampai sehari.

Mark serta Jaemin bungkam. Membiarkan Renjun yang tidak sempat menyelesaikan tugasnya berlalu meninggalkan mereka.

Berjalan disepanjang lorong sekolah dengan perasaan kacau, Renjun menyipitkan mata ketika melihat Milenka berlari mendekatinya.

"Milen!" seru Renjun saat Milenka tiba-tiba memeluk erat. "So–soal—"

"Gue tau. Yeonhee emang najisin," potong Milenka cepat.

"Jangan su'udzon sama gue mulu, Milen bego," cibir Renjun, tidak dengan nada tajam seperti yang biasa ia lakukan. "Emang gue keliatan segampang itu buat berpaling?"

"Maaf deh," gumam Milenka bergerak mundur supaya dapat melihat jelas wajah Renjun.

"Mil, kalo suatu saat lo bosen sama gue, bilang ya. Entar gue cari cara biar hubungan kita nggak bikin lo jenuh."

Milenka menatap bingung Renjun yang mendadak bicara begitu. Terlebih dengan raut sendu seakan yakin jika Milenka akan bosan padanya.

"Kak Renjun kok melow gini? Bawaan bayi dalem perut lo ya?" tanya Milenka dengan tampang polos tak berdosa.

"Tai! Cape ah, sama lo!" sungut Renjun menghentakan kaki kesal kemudian berjalan lebih dulu.

"Cape kenapa? 'Kan belum gue apa-apain!" Milenka mengejar langkah Renjun.

"Jadi, lo berniat ngapa-ngapain gue?"

"Iy—nggak!" elak Milenka, tangannya sudah bergelayut manja dipinggang ramping Renjun, lalu turun ke pantat.

"Setan! Lo ngapain sih?!" amuk Renjun, menepis kasar tangan nakal Milenka yang sekarang tertawa terbahak persis pasien rumah sakit jiwa.







•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[END] Miss Pervert || Hrj [Tikung S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang