Hari sudah masuk magrib . Helina masih lagi tidur di atas riba Luca . Luca mendokong Helina lalu membawa dia pulang ke rumah . Tiba di depan rumah dia melangkah masuk lalu mengunci pagar rumahnya . Dia membawa Helina masuk ke dalam bilik utama lalu membaringkannya di atas katil . Luca menyarungkan selimut pada Helina agar tidak kesejukan .
" Nanti jangan pergi , saya tahu itu awak Luca . Pergelangan tangan Luca itu tidak dilepaskan Helina . " Saya perlu balik Helina , kita tak boleh tinggal bersama tak manis dilihat orang . Bicara Luca dengan nada lembut . " Tapi inikan rumah awak , kenapa awak bagi saya duduk di sini ? " " Bukan rumah saya tapi rumah kita .
" Rumah kita maksud awak ? Helina kehairanan . " lupakan suatu hari awak akan faham . " " Dengan saya pun awak nak berahsia . Helina murung sendirian . Dia mengambil laptop untuk tonton drama korea . " Tengok sorang aje ke tak nak ajak saya ." Rayu Luca sambil bagi mini love . Helina masih dengan muka murung dia . Luca duduk disebelah Helina lalu mencucuk earphone pada laptop Helina .
" Awak buat apa ni saya pun nak dengar jugak ." " Nah ambil ni ." Luca memasukkan earphone ke cuping telinga Helina . " Biar kita dengar sama-sama kisah cinta mereka . Luca mencebik muka . " Suka hati awaklah janji saya happy ." Mereka menonton drama korea sambil makan popcorn .
Sudah hampir dua jam mereka melayan drama Penthouse season 3, tanpa sedar Helina tertidur di atas bahu Luca . Luca menutup pc laptop Helina lalu membaringkannya ke atas bantal . Dia bangkit dari katil Helina lalu meninggalkan rumah apartment itu .
Di pagi subuh Helina bangun . Dia bangkit dari katil lalu membuka pakaiannya untuk mandi . Setelah mandi dia mengambil wudu untuk solat subuh . Seusai solat dia ke dapur untuk menyiapkan sarapan . Bunyi loceng rumah membuat dia membuka pintu rumahnya . Berdiri seorang lelaki berambut blonde dan mata iris berwarna biru cair itu siapa lagi kalau bukan Luca . Dia menghulurkan sejambak bunga kepada Helina .
" Awak dah sarapan , kalau belum jom teman saya breakfast saya tunggu awak dekat luar . Dia sanggup menunggu Helina di luar . " Saya siap-siap dulu awak jangan pergi mana-mana nanti saya cari . " Helina mengenakan baju kurung kerana itu sahaja yang dia ada . Hati dia terdetik untuk memakai tudung . Dia mengenakan tudung bawal . Wajahnya begitu Ayu sebaik melihat cermin . " Awak saya dah siap ." Luca memusingkan kepala dia merenung Helina lama . " Awak ... Awak . Helina menepek dahi Luca .
" Huh itu padahnya bila panggil tak dijawab . " Maaf saya ingat bidadari dekat depan mata saya tadi rupanya awak Helina . " mimik muka Helina merah kemerahan menahan malu . Luca memberi Helina jalan ke depan dahulu . Tiba di depan lift Helina terserempak dengan Ayden sekali lagi dia bertemu dengan Ayden . Mereka berbuat haluan masing-masing .
" Adakah kau menganggap aku orang asing setelah aku melepaskanmu Helina . Bisik hati kecil Helina . " Dia dah tak kenal aku ke , sampai macam itu sekali kau membenci aku Ayden ." Bisik hati kecil Helina dengan penuh kecewaan . Luca memegang tangan Helina rapat dia menyapa pinggang Helina kemudian keluar dari lift itu .
Bunyi tembakan mengejutkan Helina . Luca jatuh tersungkur . Darah keluar melalui mulut Luca .
" Luca !!!
Helina memegang muka Luca . Tangannya penuh dengan darah dia mengelap darah yang mengalir ke mulut Luca .
" A..ku ... C..in..ta P..ada..mu
"He..li..naa.."
Ungkapan terakhir Luca sebelum dia hembus nafas yang terakhir .
Sebentuk cincin itu jatuh ke bawah . Dia tidak kesampaian untuk melamar Helina .
" Bangun Luca !
" Awak dah janji kan
" nak sehidup semati dengan saya ."
YOU ARE READING
Hapuskan Dendam Ayden
Romancekematian ibu Aydan telah membuat Aydan memendam hasrat benci kepada pembunuh itu . Dia ingin membalas dendam . Helina terpaksa melalui hidup dia sebagai pelacur disebabkan Ayahnya terlalu banyak hutang . Dia dijual oleh Ayahnya sendiri . Pertemuan...