Prolog

4.7K 311 0
                                    

"Pernikahan itu sakral dan itu hal membahagiakan".

Aku memandang dirinya dari samping sambil tersenyum.

"Gak usah membicarakan pernikahan kalo kamu aja gak berani buat melakukan hal itu".

Saat mengatakan hal itu dia tertunduk lalu setelah itu memandangku dengan tatapan sendu.

"Gak perlu menikah, kita akan tetap bersama seperti ini. Berada di sisiku seperti biasanya".

Aku mengepalkan tanganku lalu berdiri dari duduk ku kemudian menatapnya.

"Aku akan melupakan mu, aku menyerah. Aku gak bisa untuk selalu di sisimu karena aku juga butuh bahagia. Maaf aku gak bisa menjadi egois seperti yang kamu harapkan".

Aku melangkah menjauh dan aku dapat mendengar dia menangis. Mengajaknya menikah adalah hal yang mustahil ketika dia tak memberikan hatinya seutuhnya lalu berbohong seolah-olah tak mencintai ku. Tetapi memintaku untuk di sisinya. Aku tak mau memperjuangkan seseorang yang sudah menjadi pengecut sejak awal.

Malam itu aku melepaskan cinta pertamaku, di malam yang harusnya manis berubah menjadi malam penuh kepahitan.

Sweet Night; SeulRene AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang