16. Plan

1K 154 20
                                    

.

.

Wendy dan Jeffry baru saja turun dari mobilnya ketika melihat pak Danu yang berdiri di trotoar jalan dengan menggunakan hoodie hitam dan masker melambaikan tangan ke arah mereka.

"Aduh-mas sama mbak saya merasa jadi seorang mata-mata". Ucap pak Danu sambil membuka masker nya dan tersenyum ramah kepada mereka, Jeffry tertawa lalu menepuk halus pundak pak Danu yang adalah penjaga rumah nyonya Drolein.

"Hehe maaf yah pak jadi ngerepotin gini, karena saya bingung kalau tante Sheren ada di rumah takut ngamuk, kalau saya yang minta berkas hak asuh milik Zelgi pak". Ucap Wendy tak enak hati karena meminta bantuan pak Danu untuk mengambil beberapa berkas tentang Zelgi.

Pak Danu memang sudah bekerja dengan keluarga Drolein sudah lama sekitar 40 tahun jadi sedikit tau tentang seluk beluk rumah itu dan Wendy meminta bantuan pak Danu untuk menemukan berkas biodata milik Zelgi saat mengambilnya di panti asuhan.

"Tidak apa-apa kok mbak saya mengerti dan... Ini yang mbak sama mas minta, saya mencari ini di gudang brankas dan cukup lama mencarinya karena sudah tak pernah di sentuh sejak renovasi rumah... Semoga ini bisa membantu non Zelgi ya, kasian sama anak itu". Wendy menerima tumpukan berkas itu dari pak Danu dan sedikit usang karena sudah sangat lama.

"Makasih banyak pak dan ini untuk bapak ada makanan sedikit sama uang buat bapak untuk". Ucap Jeffry namun pak Danu menggeleng.

"Tidak perlu mas, saya ikhlas membantunya kok, ini juga demi non Zelgi.. untuk mas sama mbak saja uangnya". Tolak halus dari pak Danu membuat Wendy dan Jeffry tersenyum.

"Yasudah bapak terima makanan aja ya buat makan siang bapak, ini sebagai ucapan terimakasih kami aja". Ucap Jeffry dan kemudian pak Danu mengalah dan menerima dua kotak makanan itu.

"Baiklah saya terima, makasih lho".

"Sama-sama pak, yaudah kami pamit ya pak sekali lagi terimakasih banyak". Ucap Wendy lalu tersenyum ramah pada pak Danu.

"Misi ya pak, Assalamualaikum". Ucap Jeffry lalu menyalami tangan pak Danu.

"Waalaikumsalam, salam sama non Zelgi yah mas, mbak".

"Siap pak!". Wendy dan Jeffry pun berjalan menuju mobilnya dimana kali ini Jeffry yang menyetir menuju workshop Jhonny.

Jeffry menoleh di mana Wendy sibuk membaca berkas berkas itu.

"Setelah sampai sana, lo tolong telepon Ethan ya Jef, biar kita memastikan dengan ini semua dan minta dia buat bawa bukti lainnya dan kita cari kebenaran nya". Ucap Wendy tanpa menoleh sedangkan Jeffry mengangguk.

"Okay".

.

.

.

Karina sama Viny lagi duduk di rumput halaman belakang kampus setelah kelasnya mereka selesai dan masih ada waktu sekitar 1 jam untuk kelas berikutnya, mereka memilih untuk beristirahat di sini karena kantin juga tempat nongkrong biasa mereka sedang ramai.

"Aeri mana ya Vin? Kok gak nyampe-nyampe?". Tanya Karina yang bersandar di batang pohon belakangnya lalu melihat ke sisi kiri dan kanan, untuk menemukan sosok yang ia tanyakan.

"Paling di gedung Hima Rin, ntar juga ke sini udah kita kabarin ini". Ucap Viny yang sekarang merebahkan tubuhnya di atas rumput di bawah pohon beringin yang rindang dan juga sejuk.

"Ohiya Vin, kira-kira Winter kapan balik dari Milan?".

"Tergantung situasi nya disana sih, bisa seminggu atau lebih tapi kalau udah beres mereka juga langsung pulang kok". Ucap Viny yang memejamkan mata dan kedua tangannya sebagai bantalan.

Sweet Night; SeulRene AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang