20. Sama sama bucin

1.1K 141 4
                                    


Zelgi yang baru saja membeli beberapa keperluan di supermarket dan sedang memasukan belanjaan nya ke dalam bagasi setelah selesai ia berjalan menuju mobil nya untuk segera pulang ke apartemen nya.

Saat akan masuk ke pintu kemudi, matanya melihat seseorang yang ia kenali sedang duduk di salah satu tembok di pertokoan yang sedang tutup sambil mendengarkan musik melalui earphone nya. Zelgi pun menghampirinya sambil membawa dua minuman kaleng dingin di kedua tangannya

"Eh ka Zelgi...". Ucapnya sedikit terkejut dan membuka sebelah earphone nya.

"Hai". Sapa Zelgi sambil tersenyum lalu melemparkan minuman kaleng dingin padanya.

"Makasih... Kok kakak bisa di sini?".

"Abis dari supermarket dan gak sengaja liat lo".  Zelgi meneguk minumannya lalu ikut duduk di atas lantai dan ikut memandang jalanan.

"Beberapa hari ini jarang main ke rumah, l sibuk atau gimana Ri?". Tanya Zelgi pada Aeri yang baru saja meneguk minumannya lalu membenarkan rambutnya.

"Banyak tugas dan beberapa hal lainnya yang bikin gue sibuk ka". Zelgi mengangguk dan tersenyum tipis, Zelgi tau banyak hal yang di pikirkan oleh Aeri karena Viny pernah bilang padanya bahwa beberapa hari ini terlihat Aeri lebih banyak diam dan melamun lalu jika di tanya jawabannya selalu tak apa-apa.

"Kamu lagi menghindari sesuatu?". Tanya Zelgi membuat Aeri langsung menoleh pada Zelgi yang sedang menatap jalanan.

Aeri pun tertunduk sambil memainkan minuman kaleng yang ada di tangannya.

"Winter.. bilang kalau dia abis ngungkapin perasaannya sama Karina ka.." mendengar perkataan Aeri membuat Zelgi langsung melipat bibirnya dan menghela nafas, dan dugaan nya benar ini perkara Karina.

"Huft baiklah.. jadi ini yang buat lo menghindar dari temen temen lo dan kurang semangat gitu..".

"Keliatan banget ya ka?". Zelgi tersenyum lalu mengangguk, Aeri hanya tertunduk dan bingung harus merespon apa.

"Ada orang yang bilang gini sama gue 'jangan terlalu mikirin hal yang sebenarnya bikin kita down, walaupun itu masalah perasaan... Sakit hati itu udah resiko di tambah kita yang gak mau melangkah maju, toh kita yang milih jadi pecundang' ya itu ucapan Ryan, si manusia paling ambis tapi gak mau bilang dirinya itu pecundang". Memberi jeda Zelgi membetulkan duduknya.

"Gue pernah bilang sama lo kalo gak ada salahnya buat ngungkapin perasaan lo karena apa yang jadi jawaban di akhir itu resikonya, tapi kalo memilih memendam itu gak masalah karena ada resiko nya juga, gue gak menyalahkan juga kalo lo menghindar, karena gue tau rasanya gimana ketika ngeliat orang lain lebih berani mengungkapkan daripada diri kita sendiri... Jadi gue harap lo bisa balik ketika lo udah ngerasa berani buat nunjukin diri lo". Zelgi tersenyum dan membuat Aeri membalas senyum nya lalu tatapan nya kini lurus ke depan.

"Yaaa kakak bener emang butuh waktu buat pulih, padahal diri sendiri yang bikin luka. Aneh hehe". Zelgi terkekeh lalu menepuk puncak kepala Aeri lalu mereka duduk santai di sana sambil membicarakan hal hal random hingga tak terasa langit sudah mulai gelap.

.

.

Zelgi baru saja menekan password apartemen nya lalu saat membuka pintu sudah di sambut oleh Irina dengan senyumnya yang sedang sibuk menguncir rambut nya sambil menghampiri Zelgi dan mengecup bibirnya sebentar.

"Kamu kok disini gak ngasih tau aku?". Tanya Zelgi dan Irina mengambil beberapa belanjaan di tangan Zelgi.

"Sengaja sih, kamu udah makan belum?". Irina berjalan menuju meja dan membuka isi dari belanjaan Zelgi lalu dengan lihai menatanya di dapur dan juga kulkas.

Sweet Night; SeulRene AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang