7. Takut aku suka ntar bahaya

1.2K 192 10
                                    

.

.

Wendy Chloe : lo dimana?

Zelgi D.K : meeting

Wendy Chloe : gue nanya dimana, bukan nanya lo lagi ngapain

Zelgi D.K : -_-Kantornya cabang di jaksel

Wendy Chloe : oh

Sumpah demi apapun Wendy adalah manusia paling nyebelin sedunia, aku rela sembunyi-sembunyi buat bales pesan dia tapi liat saja kelakuannya. Emang minta di bogem ini orang.

Aku langsung memasukan ponselku ke dalam saku lalu kembali melihat seseorang sedang persentasi di depan sana, semuanya tampak serius mendengarkan dan aku menulis bagian bagian penting untuk aku laporkan pada Irina nantinya. Irina sedang ada di sebelahku, ia pun sangat fokus memperhatikan seorang laki-laki di depan sana. Pak Loey namanya umurnya beda setahun denganku dia cowok tinggi yang memiliki lesung pipi yang sangat manis dan suara beratnya menggema di ruangan ini.

2 jam kemudian aku keluar dari ruangan sambil meregangkan otot-otot ku dan merapihkan pakaian dan rambutku, Irina nampak serius melihat tab nya dan kami berjalan menuju lift untuk segera kembali ke kantor.

"Irina!". Panggil seseorang dan membuat aku dan Irina menoleh. Ternyata pak Loey.

"Eh Loey, kenapa?". Tanya Irina dan aku tersenyum sopan pada Loey ketika dia menyapaku.

"Malam nanti kamu sibuk?". Tanyanya dengan senyum manisnya.

"Nggak sih, kenapa?".

"Makan malam bersama yuk, papa ku nanyain kamu".

"Oh gitu, yaudah lagian aku juga udah lama gak ketemu pak Handoko". Loey tersenyum senang lalu ia melihat ke arahku sambil mengulurkan tangannya ke arahku.

"Loey Chandra, panggil Loey atau Chan aja ya".

"Eh iya saya Zelgi pak". Aku membalas uluran tangannya dan tersenyum lalu dia pun pamit padaku dan Irina. Setelah perginya lelaki jangkung itu kami pun melanjutkan perjalanannya menuju lift.

"Gi".

"Ya".

"Kamu nanti malam sibuk?".

"Ehm sebenarnya aku mau main sih sama Karina ke rumah Wendy, kenapa memang nya?". Irina mengangguk lalu tersenyum padaku.

"Tadinya aku mau ngajak kamu ikut makan malam bersama sama Loey dan papa nya". Aku mengernyitkan dahi menatap Irina.

"Kenapa aku? Kan kamu yang di undang, lagian gak enak, memang siapa aku".

"Kamu kan asisten pribadi aku".

"Ya iya sih tapi gak enak lah masa aku ikutan juga". Irina menghembuskan nafas dengan memajukan bibir bawahnya menatapku sebal.

"Minggu nanti aku ajak kamu ke Festival musik deh, mau ga?". Irina langsung tersenyum dan menatap ku kembali.

"Dimana?".

"Bandung, kamu kan sabtu nanti bakal ke nikahan mantan kamu tapi di sana jangan lama-lama sekedar say hi atau nggak ngomong gini 'hai aku juga sudah bahagia tanpa mu' atau nggak 'hai pecundang yang gak mau berjuang bersamaku' terus aku jemput kamu". Mendengar perkataan ku Irina langsung tertawa dan memukul bahuku, melihat itu aku tersenyum karena tak biasanya Irina tertawa seperti ini.

"Duh kamu ini ada ada aja!". Dia berusaha mengatur nafasnya karena tertawa. Receh juga ternyata.

"Yaudah deal! Tapi kamu ikut ke nikahannya juga bareng aku". Aku langsung melotot dan saat akan protes pintu lift terbuka membuatku pun mengikuti langkahnya menuju mobil.

Sweet Night; SeulRene AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang