chapter 12 : pitfall trap

1K 133 16
                                    

- PITFALL TRAP -



- PITFALL TRAP -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Coffe Maker yang mengeluarkan cairan berwarna coklat mengalir dengan sempurna, bersamaan dengan suasana pagi hari ini yang sangat cerah. Tersisa beberapa waktu lagi untuk menghabiskan Musim Semi di Korea Selatan.

"Chaeyoung-ah, kau disana?"

Suara seorang lelaki membuat Rose membuyarkan lamunan nya, "eoh, kau sudah bangun" sembari menghampiri sumber suara.

"Kemarilah oppa, bibi Sooyoung sudah membuatkan kalguksu untuk pereda pengarmu."

"Bibi Sooyoung?" tanya lelaki tersebut kebingungan.

"Aku yang menyuruhnya datang kemari, dia tidak akan memberitahu Ibu. Jangan khawatir-omong-omong dimana Jaehyun oppa?"

Mingyu memegangi kepalanya yang terasa pusing, entah memang benar-benar pusing atau hanya berpura-pura.

"Dia masih tertidur, bangunkanlah. Aku akan memakan kalguksu terlebih dulu" perintahnya.

Rose mengangguk, "Baiklah."

"Tunggu-" Rose menghentikkan langkahnya, kemudian berbalik untuk menatap Mingyu.

"Ada apa?"

Rose menghela nafasnya malas, "sebenarnya ada apa dengan kalian berdua?"

Pertanyaan tersebut cukup membuat Mingyu terkejut, lelaki itu memasang wajahnya cemas, "K-kenapa? memangnya ada apa?" tanyanya, memastikan jika gadis yang berdiri beberapa langkah darinya sedang tidak mencurigainya.

"Bukankah Ibu sudah sering mengingatkan? sebentar lagi akan ada acara besar antara Commercial Vehicles Corporation dengan RubyJane.Styles. Mengapa kalian akhir-akhir ini banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di bar?" jawabnya dengan kesal.

Mingyu sedikit membuang nafasnya lega, "Ah soal itu, sebenarnya kami tidak sengaja mengunjungi bar karena tidak ada kegiatan. Maaf" lalu senyuman indah muncul di wajah lelaki itu.

"Ini terakhir kalinya aku mendengar kalian pergi ke bar, tidak ada alasan lagi untuk pergi kesana, mengerti? itu akan menganggu acara Ibu. Kau tahu kan, kita tidak boleh mengacaukannya" Rose berjalan meninggalkan ruangan.

Lelaki tersebut memandangi punggung mungil kembarannya, melepaskan telapak tangan kekarnya yang bertengker di bagian kepalanya. Sembari mengingat apa yang terjadi semalam.



The Triplet's WealthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang