R-9

748 152 92
                                    

Di hari-hari biasa Noah selalu sibuk di ruang kerjanya dengan tumpukan dokumen yang membuat kepalanya pusing. Namun, kali ini rasa pusing Noah bukan karena alasan kerajaan yang banyak masalah, tetapi karena ucapannya kemarin di istana.

Jika kalian berpikir bahwa itu tentang keberaniannya dalam mengancam Ratu, kalian salah besar. Rasa pusing Noah karena Rosella, ya hanya gadis itu yang mampu membuatnya pusing.

Bagaimana tidak? Noah berkata ia akan membuat Rosella mencintainya, tapi nyatanya pengalamannya dalam membuat orang mencintainya adalah nol besar. Ditambah ada banyak rumor mengerikan yang mengelilinginya yang entah bagaimana membuat lelaki itu takut Rosella akan terpengaruh.

Ketakutan Noah cukup berdasar mengingat bahwa kebanyakan orang memilih menjauhi Noah yang dianggap sebagai mesin pembunuh. Jadi, bisa disimpulkan bahwa titik start Noah bukan dari nol tetapi minus.

Hal itulah yang membuatnya meminta aidee-nya beserta Kaylon sang pengawal untuk memberikan saran tentang masalah percintaan.

"Jadi, temanku bertanya padaku bagaimana cara mendekati seorang gadis." Noah menjelaskan dengan menutup identitasnya demi menjaga gengsi.

"Teman?" tanya Gerald sang aidee.

"Iya, teman."

"Kau tak punya teman, Duke." Kaylon menyahut  secara spontan karena seingat Kaylon Noah tak memiliki teman.

"Aku. Punya. Teman." Noah menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

"Anggaplah, Duke punya teman. Tapi, bukankah temanmu itu bodoh?" Kaylon kembali berceletuk.

"Bodoh? Maksudmu?" tanya Noah bingung, sementara Gerald memilih untuk mundur, ia yakin Kaylon akan mengatakan hal yang bisa membuat sang Duke marah mengingat Kaylon terlalu bodoh mengolah kata.

"Tentu saja dia bodoh. Kenapa dia meminta saran Duke yang sama sekali tak memiliki pengalaman percintaan. Sungguh bodoh." Kaylon tak salah, hanya saja itu membuat Noah tersinggung.

"Kaylon, aku ingat rumputku masih berwarna hijau, bagaimana kalau kau mengubahnya menjadi biru agar kuda tertipu dan tak memakan rumputku."

"Maaf?" Senyum Noah membuat bulu kuduk Kaylon meremang, sekarang dia dalam masalah besar.

"Pergilah, selagi aku tak memintamu mewarnai kuku naga." Kaylon langsung pergi tanpa pamit, berlama-lama di ruangan Duke bisa membuatnya menjadi pelukis.

"Gerald, kau beritahu aku. Apa yang harus kulakukan—ah maksudku temanku. Apa yang harus dilakukan temanku?" tanya Noah, mencoba mengoreksi ucapannya, tapi tentu Gerald tak bodoh.

"Apa ini tentang Lady Castillo?"

"Iya ... tunggu bagaimana kau bisa tau?" Gerald tersenyum tipis. Ia ingin menjawab bahwa semuanya tergambar di wajah Noah, tapi ia tak ingin mengecat kuku naga, jadi lebih baik ia pura-pura bodoh.

"Hanya menebak. Saya hanya beruntung." 

"Kau memang sering beruntun. Lupakan soal itu, sekarang apa yang harus kulakukan maksudku temanku lakukan untuk membuat Rosella menyukaiku maksudku temanku." Gerald terus menahan tawa mendengar Noah berkali-kali mengoreksi ucapannya.

"Wanita menyukai perhatian, Duke. Saya yakin Lady Castillo akan senang jika Duke memperhatikannya."

"Memperhatikannya?" gumam Noah.

-o0o-

"Apa yang dia lakukan?" kata Rosella dalam hati pada Mark.

"Menurut mataku yang tak buta, dia sedang melihatmu." Mark mengamati Noah yang sejak awal melihat Rosella.

"Aku tak buta. Aku tahu dia melihatku, tapi kenapa dia terus melihatku? Apa ini seperti dia sedang mengancamku?" tanya Rosella masih dengan mata yang melirik Noah.

✔️Lady RosellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang