R-40

495 113 8
                                    

Rosella tertidur ketika kereta yang membawanya sampai di mansion Skarsgard. Wajahnya seperti malaikat yang tertidur bagi Noah, tapi jelas bagi Mark wajah Rosella tak sebaik itu. Rambut gadis itu menutupi pipi bahkan ada yang masuk ke dalam mulut, sungguh bukan figur malaikat seperti dipikiran Noah.

"Ingat! Tutupi wajahnya saat kau membawanya masuk. Dia tak suka dilihat dengan penampilan seperti itu," kata Ricardo pada Noah yang bersiap mengangkut Rosella masuk.

"Dia cantik."

"Tanpa kau beritahu aku juga tau kalo dia cantik. Tapi—"

"Aku paham maksudmu. Sekarang silahkan kembali ke keretamu dan pulanglah." Ricardo menelan ludahnya, ia tak bisa berkata apa pun lagi ketika Noah mulai menajamkan kata dan tatapannya. Ia masih ingin hidup.

"Baiklah, baiklah. Tak perlu melotot aku akan kembali ke keretaku." Ricardo berjanji untuk pergi dari kereta Rosella dan Noah. Namun sebelum ia benar-benar pergi, lelaki itu mencium kening Rosella.

"Ricardo!" teriak Noah menandakan Ricardo harus segera pergi sebelum Noah mengeluarkan pedangnya.

"Ada apa?" tanya Rosella yang baru saja terbangun dari tidurnya berkat teriakan Noah

"Tak apa, kita sudah sampai." Rosella melihat ke arah jendela dan benar mereka sudah ada di depan gerbang Skarsgard.

"Mana topiku?" tanya Rosella panik.

"Benar kata Ricardo, kau tak ingin dilihat dalam kondisi seperti itu. Padahal kau sangat cantik sekarang."

"Aku tau aku cantik, tapi ini malam hari. Jika aku menunjukkan wajahku pada orang-orang Skarsgard mereka bisa menyangka bahwa aku hantu." Noah mengerjakan matanya berkali-kali, berarti apa yang dikatan Ricardo tak benar.

"Mereka menyangka aku sudah mati. Jika aku muncul mereka akan mengira aku hantu. Jadi berikan topiku." Noah memberikan topi Rosella.

"Ayo kita turun. Aku ingin kembali tidur." Noah mengangguk, ini adalah hal yang selalu dia mimpikan selama dua tahun penuh.

"Silahkan duchess." Rosella menerima tangan Noah dengan tawa, lelaki itu memanggilnya duchess padahal dia belum menikah dengan Rosella.

"Kita belum menikah."

"Sebentar lagi kita akan menikah. Anggap saja ini sebagai latihan." Rosella kembali tertawa, bukan tawa yang dia paksakan selama ini. Ini tawa yang selalu ingin ia keluarkan. Tawa lepas tanpa perasaan sakit.

"Sebelum kita menikah boleh aku memberi pelajaran pada Lady Gabriela?" tanya Rosella. Gadis itu jelas memiliki dendam pada Gabriella.

"Tentu saja boleh. Apa yang kau ingin kau lakukan padanya?" tanya Noah penasaran.

"Aku akan memberitahumu ketika kita sampai di kamar."

"Kamar? Kau ingin sekamar denganku?"

"Kau menolak?"

"Tak mungkin aku menolaknya."

***

Datang ke dukedom sudah menjadi ritual wajib bagi Gabriella semenjak gadis itu berniat mendekati Noah. Biasanya ia akan langsung menuju ruang kerja Noah, tapi kali ini ada sebuah topik pergunjingan para pelayan yang membuatnya berhenti dan mendengarkannya.

"Apa kau dengar beritanya?" Seorang pelayan tengah bergosip sambil menyapu koridor mansion.

"Berita Hilda pingsan?" tanya pelayan lainnya.

"Iya. Katanya saat Hilda datang ke kamar Yang Mulia Duke untuk memberikan teh dan kue kering kesukaan mendiang Lady Rosella seperti biasa, Hilda melihat Lady Rosella sedang memeluk Duke dari belakang. Mendiang Lady Rosella juga menyapa Hilda lalu Hilda pingsan."

✔️Lady RosellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang