R-19

509 128 11
                                    


Ini penculikan. Rosella sangat yakin bahwa ini penculikan, tapi gadis itu dengan penuh kerelaan mengikuti Noah masuk kereta hingga kini mereka berada di dalam ruang kerja Noah. Apa dia melakukannya karena Noah luar biasa tampan hari ini? Atau karena dia memiliki sindrom Stockholm? Apa pun itu Rosella menyesalinya.

Rosella belum menyusun rencana untuk membuat Noah tak membunuhnya. Ia juga belum memiliki panduan untuk mencuri hati Duke yang cukup beringas itu.

"Kau menikmati pelarianmu?" tanya Noah yang sedari tadi melakukan kontak mata secara intens kepada Rosella. Entah karena ia merindukan gadis didepannya hingga ia ingin memuaskan matanya untuk melihat visual Rosella, atau lelaki itu sedang menunjukkan bahwa ia penguasa ditempat ini. Atau mungkin malah dua-duanya.

"Tidak. Aku merindukanmu." Serangan dadakan dari Rosella membuat Noah terkejut untuk beberapa saat.

"Apa ini juga salah satu permainanmu?" tanya Noah. Dia adalah saksi tak di undang pada pembicaraan Rosella dan Mark.

"Iya." Berbicara dengan Noah selalu membuat Rosella memutar otaknya. Keduanya suka sekali berperang pikiran.

"Kau ingin membatalkan pernikahan Mark dan Vivian?" tanya Noah.

"Apa itu penting? Aku yakin kau tak membawaku hanya untuk membicarakan pernikahan Mark dan Vivian." Dilihat lagi cara Rosella bicara gadis itu tampak begitu percaya diri.

"Itu penting bagiku."

"Aku tak akan memberitahumu." Otak Noah sedang berperang, ia tak tahu bagaimana menghadapi Rosella. Gadis itu tampak lebih kuat dibandingkan Rosella sebelum ia menghapus ingatan gadis itu.

"Baiklah, aku akan bicara tentang hal lain. Kenapa kau menolakku?" tanya Noah dan Rosella tak pernah tahu pertanyaan itu akan datang dan dia belum menemukan jawabannya.

"Biar kutebak. Itu karena kau merasa bersalah setelah Ratu mengatakan padamu bahwa kau membunuh duchess?" Tangan Rosella seketika menutupi mulutnya karena kaget. Ia tak percaya bahwa Noah mengetahuinya. Jika seperti itu mungkin Mark akan lebih cepat mengambil nyawanya.

"Melihat dari reaksimu sepertinya aku benar."

"Darimana kau tau? Kau memata-mataiku?" tanya Rosella mencoba menutupi topik yang diangkat Noah.

"Iya. Tapi itu tak penting sekarang."

"Bagiku itu penting!" Rosella meniru apa yang tadi sempat dikatakan oleh Noah.

"Kau memata-mataiku karena kau tak percaya padaku." Rosella adalah orang membuat Duje Skargard tak bisa tenang. Gadis itu terus saja memainkan pikiran dan emosinya.

"Aku percaya padamu! Aku melakukannya karena aku tak ingin melakukan hal bodoh yang membuatku kehilanganmu." Rosella sedikit kaget dengan ucapan Noah. Ada dua point yang gadis itu garis bawahi. Pertama adalah Noah yang takut kehilangan Rosella yang mana itu merupakan tanda bahwa lelaki itu sudah mencintai Rosella. Yang kedua adalah Rosella pernah melakukan hal bodoh yang berujung nyawanya hampir hilang.

"Aku tak pernah melakukan hal bodoh!" Rosella merasa bahwa puzzle yang ia anggap sudah hampir lengkap ternyata hanya pinggiran saja.

"Kau pernah hampir membunuh dirimu sendiri dengan racun." Rosella tahu bahwa pemilik tubuh yang ia masuki itu bodoh, tapi ia tak menyangka akan sebodoh itu.

"Bohong! Aku tak punya alasan untuk melakukannya." Ini adalah cara Rosella mengungkap kebenarannya alih-alih bertanya secara langsung dia memperoleh informasi dari menentang setiap perkataan Noah.

"Kau punya. Kau merasa bersalah karena kematian ibuku."

"Jadi, itu benar? Aku pembunuhnya?" Rosella tak berakting ketika ia memberikan ekspresi kaget dan tak percaya. Ia selalu ingin percaya bahwa semua yang dikatakan Ratu itu bohong. Tapi, ternyata semua mimpi buruknya terwujud. Sekarang dia harus memutar otak agar Noah tak membunuhnya. Dia menyukai Noah, tapi ia tak sebodoh itu untuk kehilangan nyawanya demi Noah.

"Aku ... aku tak mengingatnya. Itu pasti bukan aku. Aku sadar dari tidurku dan aku tak ingat apapun. Itu mungkin hantu yang merasuki tubuhku." Rosella yang panik tak bisa memikirkan kalimat pembelaan yang membuatnya terbebas dari segala tuduhan.

"Itu bukan hantu yang merasukimu Ella. Aku yang membuatmu melupakan semuanya." Noah kembali melemparkan fakta yang membuat kepala Rosella ingin meledak. Ia terlalu berlebihan untuknya.

"Aku menukar racun yang ingin kau minum dengan obat penghapus memori dan efek sampingnya adalah kau harus tertidur selama berhari-hari."

"Kenapa?" tanya Rosella, kebenaran yang dilemparkan Noah membuatnya tak lagi berpikir cara untuk berakting dan membela dirinya. Dia benar-benar menjadi Rosella yang kebingungan.

"Karena aku tak bisa melihatmu mati."

"Aku yang membunuh ibumu!" Rosella histeris, aneh padahal ia harusnya senang ketika Noah tak ingin melihatnya mati, tapi kenapa gadis itu tampak tak menyukainya? Apa karena raut sedih yang dipasang Noah saat ini?

"Ella tenang." Noah mendekat dan merengkuh Rosella. Dia harus mengamankan gadis itu karena ada banyak benda tajam yang bisa digunakan gadis itu untuk melukai dirinya sendiri.

"Aku pembunuh."

"Kau bukan pembunuhnya," lirih Noah di telinga Rosella. Jelas ini membuat Rosella kebingungan. Noah mengatakan bahwa Rosella merasa bersalah atas kematian ibu Noah yang artinya Rosella terlibat dalam pembunuhan itu. Namun, Noah tiba-tiba mengatakan bahwa bukan Rosella pembunuhnya.

"Kumohon percayalah padaku Ella. Kau bukan pembunuhnya."

"Then prove it!"

-o0o-

Vivian memilih untuk pulang lebih dulu. Ia tak bisa menunjukkan wajah menangisnya pada Rosella atau pada siapapun. Ia yakin Rosella bisa pulang dengan selamat karena saudaranya itu tampak berbincang dengan Duke Skargard.

"Ayah ada di mana?" tanya Vivian begitu kakinya menginjak keramik rumahnya.

"Count ada di ruang kerjanya, Lady." Vivian melangkahkan kakinya dengan tegas menuju ruang kerja ayahnya. Dia perlu mendiskusikan segalanya entah membatalkan pernikahan atau apapun itu untuk menyelamatkan nyawa Rosella. Dia tak bisa kehilangan saudaranya.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar orang yang berada di dalam ruang kerja ayahnya. Ia bisa saja berbalik dan kembali ke sana nanti, tapi ketika nama Rosella dan Noah disebutkan dari dalam ia memilih untuk mencuri dengar.

"Harusnya kau mendengarkan aku. Bunuh dia selagi dia lemah. Sekarang lihat semuanya kacau!" Vivian kembali menutup mulutnya. Siapa yang mereka bicarakan? Rosella atau Noah?

"Jangan lupakan bahwa itu usulmu Marquees! Kau yang memintaku membiarkan Skargard memberikan racun pada Rosella. Biarkan Rosella mati dan kita bisa menuduh Skargard telah membunuh putriku." Vivian menutup mulutnya. Ini lebih mengagetkan dari apa yang didengarnya tadi. Selama ini Vivian terlalu naif dan menganggap semua orang baik, sekarang ketika dia di hadapkan pada kenyataan yang sesungguhnya dia syok.

"Itu sebelum aku tau bahwa yang diberikan Skargard adalah obat penghapus ingatan. Kupikir dia terjebak pada rencana kita. Siapa yang sangka dia percaya pada anak angkatmu itu."

"Kita beruntung Ratu bisa menangani situasi ini. Dia berhasil membohongi Ella dan seperti yang kita lihat kemarin. Ella menjauhi Skargard. Semuanya akan memburuk jika Ella dan Noah menjadi satu aliansi."

"Benar, karena itu kita harus segera menyingkirkan anak itu. Aku harap kali ini kau melakukan tugasmu dengan baik, Countess. Jangan lupa alasan kau bisa ada di sini."

"Tentu saja, Marquess."

"Tidak mungkin," gumam Vivian. Sekarang dia tak tahu siapa yang harus dia percaya. Dunia ini tak seramah yang ia pikirkan.

-o0o-

Duchess : istri duke
marchioness: istri marquess
Countess : istri count

Chapter selanjutnya bakal memperjelas semuanya. Selamat menunggu

✔️Lady RosellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang