[Chapt 2] 🕊

3.6K 582 77
                                    

©Haruwoo_o present

The Truth Untold
[Hajeongwoo story]

.
.
.

Masih ada yang melek?
Jangan lupa buat tinggalin jejak kalian. So,

Happy reading~

Haruto membaca berkas ditangannya dengan seksama, sesekali netra kelamnya bergulir menatap jam yang menempel di dinding ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto membaca berkas ditangannya dengan seksama, sesekali netra kelamnya bergulir menatap jam yang menempel di dinding ruang kerjanya. Berkas ditangannya selesai diperiksa yang mana artinya perkerjaannya hari ini juga sudah selesai.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun Haruto masih enggan untuk beranjak dari duduknya. Mengingat percakapannya dengan Yedam pagi tadi membuatnya ragu untuk pulang ke rumah.

Fakta dimana Yedam sangat memimpikan seorang anak sebenarnya bukanlah masalah yang besar. Mereka bisa saja mengambil pilihan untuk mengadopsi seorang anak, tapi masalahnya adalah Yedam selalu mengatakan ingin seorang anak dimana darahnya masih mengalir di dalam tubuhnya.

Mengusak gusar surai legamnya, Haruto hampir saja berseru frustasi kalau saja suara ketukan pintu ruangannya tidak terdengar mengintrupsi.

Belum sempat Haruto membuka suara untuk mengijinkan masuk, pintu ruangannya sudah lebih dulu terbuka menampilkan sosok sekertaris barunya. Pandangan keduanya sempat bertemu sejenak, dimana bisa terlihat jelas kalau netra bak serigala milik sekertarisnya sedikit membulat karena terkejut.

"Oh? M-maaf, Tuan Muda. Saya pikir tidak ada orang di dalam ruangan, jadi saya berniat untuk mematikan lampu ruangan Tuan Muda sebelum pulang."

Jeongwoo membungkuk beberapa kali, meminta maaf atas kelancangannya. Haruto sendiri tak terlalu mengambil pusing karena hari ini seluruh jadwal pekerjaannya memang sudah selesai beberapa jam yang lalu. Wajar kalau sekertarisnya tidak tau keberadaannya yang masih ada di dalam ruangan.

"Bukan masalah. Jadi berhentilah membungkuk di hadapanku, Sekertaris Park."

Mendengar ucapan dingin yang terlontar sebagai respon dari atasannya, Jeongwoo sontak menghentikan aksinya kemudian menampilkan senyum tipisnya.

Sedikit merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat kesalahan di hari pertamanya resmi menjadi seorang sekertaris dari CEO baru perusahaan Watanabe. Yang mana artinya Jeongwoo baru saja bekerja dengan Haruto selama tiga hari.

"Sekali lagi maaf, Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi." ujarnya sopan, kembali membungkuk sebelum benar-benar berlalu dari dalam ruangan.

Helaan nafas lelah berhembus pelan bersamaan dengan setiap langkahnya menuju ke arah lift. Pemuda bermarga Park itu tak henti-hentinya merutuki kebodohan yang baru saja dilakukannya.

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang