[Chapt 6] 🕊

3.2K 522 63
                                    

©Haruwoo_o present

The Truth Untold
[Hajeongwoo story]

.
.
.

Miss me or my story? wkwk.
And how was your day, darl?

Btw, happy reading~

Suara bising dari beberapa kendaraan yang terjebak macet terdengar memenuhi satu sisi jalanan kota Seoul yang ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bising dari beberapa kendaraan yang terjebak macet terdengar memenuhi satu sisi jalanan kota Seoul yang ramai. Mobil sport hitam milik Haruto juga termasuk salah satu daftar kendaraan yang terjebak di tengah ramainya kota Seoul pagi ini.

"Kapan jadwal rapatnya dimulai, Jeongwoo-ya?"

Pemuda manis yang sedari tadi sibuk menatap ke arah luar jendela, secara otomatis menoleh sekilas pada sosok atasannya yang duduk di sampingnya.  Terdiam sejenak guna mengingat sebelum belah bibirnya terbuka guna menjawab pertanyaan yang dilontarkan untuknya tadi.

"Kita masih punya satu jam lagi sebelum rapatnya dimulai, Tuan Mu--"

"Berhenti memanggilku seperti itu."

Ucapan Haruto yang menyela kalimatnya tadi berhasil membuat kening Jeongwoo mengerut. Saat netra cantiknya kembali melirik ke samping, raut wajah Haruto tetap seperti biasanya. Dingin dan datar. Kemarin seharian dirinya masih memanggil Haruto dengan sebutan Tuan Muda, dan pria Watanabe itu sama sekali tak keberatan.

"Panggil dengan namaku saja. Maksudku, saat kita sedang berdua kau tidak perlu formal padaku." jelas sang dominan seolah paham dengan raut yang ditampilkan Jeongwoo saat ini.

"T-tapi rasanya aneh. Saya tidak terbiasa kalau harus memangil Tuan Muda hanya dengan nama saja."

"Kalau begitu biasakan. Mau bagaimanapun aku tetap suami mu, Jeongwooo-ya."

Bersamaan dengan lantunan setiap kata yang Haruto ucapkan tadi, jalanan di depan mulai sedikit renggang dengan beberapa kendaraan yang mulai melaju normal. Tapi sayangnya jantung milik si manis yang kini beralih berdetak tidak normal.

Dengan wajah yang kembali dibuat menoleh ke samping kanannya, Jeongwoo mengangguk pelan sembari berkata, "Akan saya coba, Tuan." sebagai balasan dari apa yang Haruto katakan padanya.

Setelah percakapan singkat tadi tak ada lagi yang bersuara. Hening kembali menjadi selimut setia disaat keduanya berada di dalam ruang lingkup yang sama. Sampai dimana Jeongwoo menyadari kalau sekarang mobil Haruto sudah melaju semakin dekat dengan kantor mereka, barulah pemuda manis itu kembali memecah keheningan.

"Turunkan saya di halte bus saja, Tu--emh...maksudku, hyung. Ya, turunkan aku di halte bus saja." ujarnya sedikit mengoreksi yang tentunya terdengar sangat kaku ketika kalimat tadi mengudara dari kedua belah bibirnya yang terbuka.

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang