[Chapt 20] 🕊

2.7K 426 150
                                    

©Haruwoo_o present

The Truth Untold 🕊
[Hajeongwoo story]

.
.
.

Fast up!
Leave your support buat nambah semangat ya, bby~

Thank you udah mau sabar + setia nunggu book ini😘

Memejamkan netra cantiknya sejenak, satu hembusan nafas panjang terdengar berat bersamaan dengan kedua netra cantiknya yang kembali terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memejamkan netra cantiknya sejenak, satu hembusan nafas panjang terdengar berat bersamaan dengan kedua netra cantiknya yang kembali terbuka. Menatap pantulan tubuhnya pada cermin besar di depannya, senyum tipisnya spontan terukir.

"Jadi anak yang baik ya, sayang. Walaupun nantinya bukan Mommy yang menemanimu begitu menyapa dunia, doa dan cinta Mommy akan selalu bersamamu."

Air matanya perlahan mulai mengalir tepat setelah kalimat tadi terlontar dari bilah bibirnya. Bulan ke-delapan dirinya bersama putrinya, dimana artinya waktunya bersama buah hatinya hanya tersisa satu bulan lagi.

Jeongwoo tau kalau pada akhirnya ia akan merasakan hal ini. Merasa kalau memberikan putrinya pada orang lain bukanlah hal yang benar. Jeongwoo ingin bersama dengan putrinya, ingin membesarkan buah hatinya. Tapi apa boleh buat? Semuanya hanya angan. Karena pada kenyataannya Jeongwoo sendirilah yang telah menjual putrinya demi kesembuhan adiknya.

"Baby? Sudah selesai bersiap?" suara yang bertanya dengan lembut itu membuatnya segera menghapus jejak air matanya, setelah menghias sedikit wajahnya barulah Jeongwoo beranjak dari tempatnya. Membuka pintu kamarnya dan menemukan Yedam yang tersenyum cerah ke arahnya. Memaksa senyuman terbaiknya ikut terukir.

Untuk yang kesekian kalinya ia harus menampilkan senyum pada wajahnya guna menutupi semua rasa sakit yang semakin menggerogotinya di setiap harinya.

"Boleh aku tinggal di rumah saja, hyung?" pertanyaan dengan nada merengeknya dibalas gelengan cepat oleh Yedam. Pria manis yang telah sama rapinya dengannya itu segera mengapit lengannya, menuntunnya untuk berjalan beriringan menuju ke arah ruang tamu dimana Haruto menunggu kedatangan keduanya.

"Mama pasti akan mengomel kalau kau sampai tidak datang, baby. Lagi pula meninggalkanmu sendiri disini sama saja dengan meninggalkan rasa khawatir yang besar. Hyung tidak akan bisa fokus nantinya."

Merasa tak bisa lagi membantah, pada akhirnya Jeongwoo hanya bisa pasrah saat Haruto dan Yedam mulai menuntunnya untuk duduk manis pada kursi penumpang belakang mobil mewah milik Haruto. Belakangan ini Yedam memang lebih ketat dalam menjaganya.

"Kalau nantinya kau merasa lelah barang sedikit saja, langsung istirahat ya. Jangan dipaksakan ikut sampai akhir." Yedam yang duduk pada kursi penumpang samping kemudi kembali memberikan kalimat pengingat padanya. Kembali duduk menghadap ke depan setelah mendapat anggukan patuh darinya.

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang