[Chapter 25] 🕊

4.3K 431 174
                                    

©Haruwoo_o present

The Truth Untold
[Hajeongwoo story]

.
.
.

Bonus part
Don't forget to leave your support vote & comment

- Ketika semesta kembali memulai permainan takdirnya -

Hari pertama di bulan Desember, hari dimana dirinya kembali menginjakkan kaki pada tanah negara yang telah lama ditinggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama di bulan Desember, hari dimana dirinya kembali menginjakkan kaki pada tanah negara yang telah lama ditinggalkannya. Menarik napasnya panjang, pria dengan balutan kemeja hitam juga celana kain dengan warna senada itu mulai melangkah turun dari dalam pesawat yang ditumpanginya bersama dengan gadis kecil yang terlelap di dalam rengkuhannya.

Begitu mendapatkan kembali koper berukuran sedang yang dibawanya, kedua tungkainya segera melangkah menuju ke arah kerumunan orang-orang guna mencari seseorang yang ditugaskan untuk menjemputnya.

"Selamat malam, Tuan Muda."

Tersenyum tipis, ia membiarkan supir pribadi yang menjemputnya mengambil alih koper ditangannya. Sedikit membenarkan posisi gadis kecil di dalam rengkuhannya, kedua tungkainya baru melangkah kembali setelah memastikan posisi malaikat cantik yang terlelap dengan wajah tenggelam pada ceruk lehernya itu benar-benar nyaman.

"Langsung ke rumah saja, paman." ujarnya begitu mendudukkan dirinya pada kursi penumpang belakang mobil.

Manik kelamnya yang tajam sesekali menjatuhkan fokus pada wajah damai putrinya. Tersenyum tipis kala mendapati kalau si cantik kecil benar-benar tidak terusik akan sekitarnya. Selama di perjalanan, pria yang masih tampan pada usianya itu menghabiskan waktu dengan memandangi wajah cantik putrinya.

"Kita sampai, Tuan Muda."

Pintu mobilnya dibukakan, memberikannya akses untuk keluar dari dalam mobil. Napasnya seakan tercekat begitu maniknya menangkap figur rumah sederhana bernuansa modern yang telah lama ditinggalkannya.

"Tuan Muda?" panggilan pelan dari pria paruh baya yang menjemputnya tadi berhasil memecah semua lamunannya.

"Lebih baik tuan muda masuk ke dalam sekarang. Kasihan Nona Eunseo nanti kedinginan."

Menyadari kebodohannya yang bisa saja berakibat buruk pada kesehatan putrinya. Watanabe Haruto, pria yang kini berusia tiga puluh tahun itu segera masuk ke dalam rumah setelah berucap terimakasih pada Paman Lee yang menjemputnya.

Kedua tungkainya segera dibawa menaiki anak tangga, kemudian masuk ke dalam kamar miliknya guna membaringkan tubuh putri kecilnya di atas tempat tidur.

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang