©Haruwoo_o present
The Truth Untold
[Hajeongwoo story].
.
.Haii~ apa kabar sayangku?
Btw gimana perasaan kalian setelah nonton web drama kemarin?Pada ngerasa gak sih scena Hjw tu udah kaya au semenjak eps 5? atau cuma aku aja yang ngerasa gitu ya? wkwk.
Okay sekian bacotannya, ehe.
Happy reading selirku~#adayangkangengak?
Menggeliat pelan, tidur pemuda manis yang tengah asik bergelung di dalam selimut tebalnya harus terusik karena seseorang terus saja mengganggunya. Meniupi telinganya membuat si empunya merasa geli sekaligus kesal di waktu yang bersamaan.
"Ck! Berhenti mengangguku, hyung!" rengeknya sembari mencoba menutupi telinga kirinya namun lengannya lebih dulu digenggam dengan si pengusik tidurnya yang semakin gencar meniupi telinganya.
"Hyung!" rengeknya lagi dengan kedua netra yang masih betah terpejam.
"Ayo bangun, sayang. Mau sampai kapan tidur terus?" sudut bibirnya spontan terangkat ke atas saat Jeongwoo akhirnya mau merubah posisi tidurnya menjadi terduduk di atas tempat tidur setelah hampir sepuluh menit lebih dirinya habiskan hanya untuk membangunkan pemuda manis ini.
"Anak pintar!" sambungnya memuji sembari mengusak surai legam milik Jeongwoo dengan gemas. Persis seperti seorang ibu yang tengah mengapresiasi buah hatinya karena mau bangun dari tidurnya di pagi hari.
Sedangkan si empunya yang diusak surainya ikut mengangkat sudut bibirnya ke atas hingga melengkung sempurna dengan kedua netranya yang menyipit membentuk bulan sabit.
"Selamat pagi, Yedam-ie hyung!" sapanya riang sembari merentangkan tangannya dengan lebar.
"Selamat pagi juga, bayi serigala." sahut Yedam sembari membawa tubuhnya mendekat, mengerti kalau Jeongwoo meminta pelukan hangat darinya.
Selama hampir dua bulan belakangan ini Jeongwoo memang sangat suka meminta pelukan sebagai sapaan selamat pagi dari sosok manis yang selama satu bulan ini juga sudah merawatnya dengan sangat amat baik. Yedam memeluknya dengan hangat, seolah menyatakan kalau rasa sayang yang ditunjukkan untuknya selama ini memang benar adanya.
"Kondisi Junghwan sudah jauh lebih membaik. Kau tau? Anak nakal itu bahkan sudah bisa makan yang banyak. Nafsu makannya benar-benar tidak terkendali!" cerita Yedam begitu pelukan keduanya terlepas, membuat senyum Jeongwoo semakin mengembang.
Pagi hari keduanya akan selalu diawali dengan cerita perkembangan kesehatan Junghwan. Selama ini selain menjaga dirinya, Yedam juga selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Junghwan. Memperkenalkan diri sebagai seorang kakak baginya juga Junghwan. Merawat dunianya itu dengan baik sementara dirinya tak dibiarkan terlalu lelah.
Baik Yedam maupun Haruto melarang Jeongwoo terlalu sering berkunjung ke rumah sakit. Alasan klasik sebenarnya, bahkan selama satu bulan ini dirinya hanya dibolehkan menjenguk Junghwan sebanyak dua kali. Tapi mau bagaimanapun dirinya harus tetap menurut karena ada malaikat kecil yang harus dijaganya juga.
"Nah sekarang waktunya bayi serigalaku yang makan. Ayo, kita turun untuk sarapan bersama." ujar Yedam mengakhiri sesi cerita pagi keduanya.
Bangkit lebih dulu dari posisi duduknya di tepi ranjang, Yedam mengulurkan tangannya yang langsung disambut baik oleh Jeongwoo. Keduanya berjalan beriringan menuruni anak tangga, lebih tepatnya berjalan menuju ke arah ruang makan dimana sarapan sudah tertata rapi di atas meja makan.
"Je, hari ini waktunya mengecheck kondisi aegi bukan?" Yedam bertanya di sela-sela kegiatan sarapan mereka. Membuat si manis yang tengah sibuk mengunyah hanya membalasnya dengan anggukan singkat.
"Hyung tidak bisa mengantarmu, ma--"
"Bukan masalah, hyung tidak perlu minta maaf begitu! Aku bisa pergi sendiri, tenang saja." sela Jeongwoo cepat, tidak ingin mendengar ucapan permintaan maaf Yedam yang akan selalu merasa bersalah kalau harus meninggalkannya sendirian.
"Apanya yang pergi sendiri? Mana mungkin hyung membirkanmu pergi ke dokter sen--"
"Lalu? Jangan bilang hyung mau membatalkan jadwal seperti kemarin-kemarin?! Tidak ya! Tidak ada seperti itu lagi hanya karena hyung takut meninggalkan aku sendirian!"
Yedam mendengus pelan, adik kecilnya ini mengoceh tanpa mau mendengarkan dulu kalimatnya. Kalau saja Yedam tidak menyayanginya, sudah bisa dipastikan sendok yang ada digenggamannya sudah mendarat sempurna pada kening Jeongwoo yang kini malah mendelik ke arahnya.
"Diam dulu bisa tidak, anak nakal?! Hyung bahkan belum selesai bicara tapi kau malah memotongnya terus!" mendapatkan omelan kesal darinya, Jeongwoo malah menampilkan cengiran kikuk yang mana mampu membuat rasa kesalnya menguap seketika.
Tinggal bersama selama empat bulan lebih, membuat Yedam lemah kalau dihadapkan dengan Jeongwoo juga raut kelewat polosnya.
"Dengarkan dulu ya, anak manis?" ujarnya lagi yang kali ini mendapat anggukan patuh dari si empunya.
"Hari ini memang bukan hyung yang mengantarmu, tapi hyung sudah meminta Haru untuk pulang lebih cepat---Kali ini tidak ada protes lagi!" ujar Yedam dengan kalimat akhirnya ia ucapkan dengan cepat juga penuh penekanan saat melihat Jeongwoo hendak membuka mulutnya, ingin mengajukan protes padanya.
Mendapatkan kalimat penuh penegasan dari kakak manisnya, Jeongwoo hanya bisa mengangguk pasrah sembari memanyunkan bibirnya. Membuat Yedam tak kuat menahan gemasnya. Tapi untuk sekarang dirinya masih harus menampilkan raut seriusnya.
"Jangan beli banyak ice cream, okay? Kalau sampai hyung tau kau makan lebih dari dua cup, maka Haru yang akan kena masalahnya. Ingat?"
Lagi, Jeongwoo mengangguk pelan sebagai balasan. Dengan bibirnya yang semakin ditekuk, dan kali ini Yedam tak bisa lagi menahan gemasnya. Membuat pria manis itu segera beranjak dari duduknya hanya untuk memainkan wajah adik kecilnya. Menguleni wajah Jeongwoo layaknya adonan kue membuat si empunya wajah tertawa keras.
Jeongwoo selalu merasakan hangatnya perhatian layaknya seorang ibu yang selama ini dirindukannya dari seorang Watanabe Yedam. Bahkan Junghwan yang notabennya sulit dekat dengan orang asing, sangat nyaman saat Yedam berada di dekatnya. Membuat Jeongwoo mulai mencoba melupakan setiap rasa egois yang selama ini terbentuk dalam relung hatinya.
Karena jujur saja, sempat terbesit satu hal gila di dalam benaknya selama ini.
====== To Be Continue =====
Merry Christmas bagi para selirku yang merayakan! 🎉Makasi banyak udah mau tetap support aku sampai sekarang, dan mau nungguin book ini up. Buat ke depannya aku bakal coba buat lebih sering update ya!
See you in next part, and love ya all~
💓💓
![](https://img.wattpad.com/cover/281478360-288-k756482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold ✔
FanfictionEnd. || Hiraeth (Sequel of this story) Pdfnya ready ya. Yang berminat bisa langsung cek part terakhir. || Semakin rasa itu tumbuh, maka tubuh akan semakin didera rasa sakit yang sama besarnya. [Hajeongwoo story] [Mpreg] Ft.Yedam //note : hanya sebu...