[Chapt 14] 🕊

3.1K 489 143
                                        

©Haruwoo_o present

The Truth Untold
[Hajeongwoo story]

.
.
.

Special fast up! Comment kalian kemarin nambah mood banget wkwk.

So guys, happy reading~

"Jadi apakah rasa itu mulai tumbuh juga pada hatinya?"

"Yakin kalau kondisimu baik-baik saja, Jeongwoo?"

Terkekeh pelan, sang empunya nama yang dilemparkan pertanyaan kini menjatuhkan seluruh atensinya pada sosok baik hati yang duduk pada kursi kemudi di sampingnya.

"Ini sudah ketiga kalinya hyung bertanya tentang hal yang sama. Dan jawabannya juga tetap sama, I'm okay." sahutnya sembari tersenyum manis pada akhir kalimatnya.

Kembali mendapat jawaban yang sama, Yoshi hanya bisa mengangguk pelan sebelum menyalakan mesin mobilnya kemudian menginjak gas guna melaju dengan kecepatan rata-rata.

Dan sesuai dengan kesepakatannya bersama Jeongwoo tadi, dia akan mengantar yang lebih muda menemui adiknya setelah Jeongwoo menghabiskan sarapannya terlebih dulu.

"Katakan padaku kalau kau merasa tidak enak badan lagi, okay?" Yoshi berujar di sela-sela fokusnya mengemudi, terlalu khawatir pada pemuda di sampingnya yang terlihat sedikit pucat.

"Siap, kapten!" serunya patuh lengkap dengan tangannya yang terulur memberi gestur hormat. Yang tentunya berhasil mengundang tawa pria disampingnya.

Dia pria yang mengenalkan diri dengan nama Kanemoto Yoshinori adalah sosok tampan dengan visual tak nyata juga dengan kebaikan hati yang tak kalah sempurna dengan rupanya. Hanya dalam waktu kurang dari satu hari bersama dengannya, Jeongwoo bisa merasakan perasaan nyaman saat berada di sekitarnya.

Dan untuk pertama kalinya, Jeongwoo kembali merasakan rasa hangat yang tulus selain dari rasa peduli yang orang tuanya berikan padanya dulu.

"Eiy, kenapa melamun?" satu tepukan pelan pada keningnya mampu menarik Jeongwoo dari segala lamunannya. Gelengan pelan yang dilengkapi dengan senyum kikuknya langsung ia berikan pada Yoshi sebagai jawaban.

"Ayo turun, kita sudah sampai."

Netra cantik bak serigalanya membulat sempurna saat menyadari kalau mereka memang sudah sampai di tempat tujuan. Hatinya bersorak tak sabar ingin segera bertemu dunianya yang baru saja pulih dari tidur panjangnya.

"Jeongwoo, pelan-pelan!"

Yoshi menggelengkan kepalanya dengan senyum tipisnya yang spontan terukir saat melihat tingkah Jeongwoo yang berlarian kecil tak sabaran. Bahkan peringatannya tadi hanya dianggap angin lalu oleh yang lebih muda. Membuatnya terpaksa mengekor dengan langkah yang ikut dipercepat.

"Hyung, itu dia ruangan Junghwan!"

Jeongwoo berseru riang sembari menunjuk ke arah salah satu ruangan yang letaknya kini tak jauh dari keduanya. Membuat sudut bibir Pria Kanemoto semakin tertarik ke atas, gemas akan tingkahnya tadi.

"Iya-iya, karena kita sudah dekat jadi kau harus pelankan sedikit langkahmu. Jangan sampai kau jatuh pingsan lagi karena terlalu bersemangat." ujarnya dengan sedikit kalimat menggoda pada akhirnya.

"Terserah!" dengus si manis sebal lantas mempercepat langkahnya meninggalkan Yoshi yang terkekeh kecil di belakangnya.

Namun ucapan yang Yoshi lontarkan tadi sepertinya tak sepenuhnya salah karena saat ini Jeongwoo merasakan jantungnya bekerja lebih cepat dari yang seharusnya. Rasa bahagia yang datang menyerbunya seolah ingin merenggut paksa kesadarannya. Jeongwoo terlalu tidak sabar untuk segera bertemu lagi dengan Junghwan-nya, adik kecilnya.

"Junghwan, hyung da--"

Kalimatnya terhenti, belah bibirnya mengatup rapat tepat setelah dirinya masuk ke dalam ruangan dimana sang adik dirawat. Obsidiannya membulat sempurna saat mendapati sang suami kini tengah duduk menyandar pada salah satu sofa yang ada.

Jantungnya yang memang berdetak cepat kini semakin tak karuan bersamaan dengan nafasnya yang ikut tercekat.

"Darimana saja?"

Pertanyaan dengan nada dingin juga raut wajah datar adalah hal pertama yang menyambutnya tepat setelah manik keduanya saling bertubrukan, menatap satu sama lain dengan sirat yang jelas berbeda.

Jeongwoo adalah orang pertama yang memutus kontak mata keduanya. Mengalihkan pandangan sekilas ke arah sang adik, Jeongwoo baru membuka suaranya setelah memastikan kalau Junghwan tengah tertidur melihat dari nafasnya yang konstan dan teratur.

"K-kantin. Benar, aku dari kantin tadinya! Semalam aku mendapat panggilan yang mengatakan kalau Junghwan sudah sadar, jadi aku langsung pergi tanpa sempat pamit padamu atau Yedam hyung lebih dulu."

"Siapa yang coba kau bohongi, Jeongwoo?"

Haruto mendecih pelan, bangkit dari duduknya lantas melangkah mendekat ke arah Jeongwoo yang mulai menunduk tak berani menatapnya. Berdiri tepat di depan suami manisnya.

"Kau mau membohongi orang yang bahkan sudah duduk disini semenjak satu jam yang lalu? Orang pertama yang datang mengunjungi Junghwan?"

Satu panggilan yang diterimanya beberapa jam yang lalu adalah alasan mengapa Haruto ada disini. Salah satu perawat yang ditugaskannya khusus menjaga Junghwan mengabarkan kalau adik dari suami manisnya itu sudah siuman sejak kemarin malam dan terus menanyakan dimana sang kakak berada.

Dan disitulah Haruto juga Yedam baru menyadari kalau Jeongwoo tidak ada di rumah semenjak kemarin malam. Salah satu security rumahnya juga mengatakan kalau Jeongwoo berpamitan padanya saat tengah malam dan menolak untuk diantar.

"Hyung kita bicarakan ini nanti ya? Junghwan ada disini." gumamnya pelan, takut-takut kalau adiknya yang kini terlelap bisa saja terbangun dan tau tentang apa yang terjadi diantaranya dengan Haruto. Terlebih lagi tentang perjanjian mereka.

Dan detik selanjutnya, rungunya bisa menangkap dengan jelas kalau suaminya kembali mendecih.

"Junghwan sudah terlelap semenjak aku datang kemari karena pengaruh obat yang diberikan."

Kalimat yang Haruto ucapkan tadi mampu membuatnya sedikit bernafas lega, karena itu artinya Junghwan belum sempat melihat atau bertanya apapun tentang Haruto yang sejak tadi menemaninya disini.

"Hyung, semalam aku---"

"Oh? Mr.Watanabe Haruto?"

Atensi pasangan yang tengah berada dalam keadaan kurang baik itu langsung teralih pada sosok pria dengan setelan rapi persis seperti Haruto yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

Dia, pria yang memang mengantar Jeongwoo kemari. Kanemoto Yoshinori masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dulu setelah menerima satu panggilan dari salah satu pekerjanya di kantor.

===== To Be Continue =====

Ngehe, ngegantung lagi 🌚

p.s : aku lagi oleng dikit ke Yoshiwoo gara-gara liat satu video tiktok mereka yang gemesssssss abisssssssss

Jangan lupa tinggalin jejak kalian, bby. Vote and comment dari kalian itu udah kaya vitamin penyemangat, wkwk.

See you in next part, and always lub ya bby~ <3

The Truth Untold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang