Bab 14 : Kotak

23 10 7
                                    

Hello! Welcome to Behind the wall : Bab 14. Kotak.

Mau curhat dikit...
Ternyata susah ya cari inspirasi buat nulis, apalagi mood kadang sering hilang tiba-tiba padahal lagi nulis di pertengahan cerita :(

Dan kayaknya ini bab panjang sekali... jadi enjoy guys

Vote and komen jangan lupa 🌟

Warning!!
Hati-hati banyak kata-kata kasar dan typo bertebaran.

[Happy Reading]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]

Aku tak takut apapun, jika kamu ada di sampingku

-- Alvina Dayati Delmora

        Sebentar lagi PAS akan segera di mulai dalam waktu satu minggu lagi di SMA Bakti Wijaya, membuat Alvina dan Radella berenca untuk belajar bersama; padahal mereka beda jurusan.

"Del, ambil minum gih," suruh Alvina.

Radella mendelik pada Alvina. "Enak banget nyuruh-nyuruh! Ini rumah lo, lo yang ambil aturan." kesalnya.

"Ck! Rumah gua juga rumah lo, rumah lo juga rumah gua. Udah sana ambil. Gua udah mager," ucap Alvina sambil berselonjor di karpet berbulu miliknya, seperti tak ada tulang.

"Bisa aja lo ngelesnya tai!"

Dengan malas-malasan Radella keluar kamar Alvina mengambil minum di dapur.

"Punya temen kelakuannya macam Kakung," gumam Radella. Dia mengambil dua gelas setelah sampai di dapur dan mengambil sirup jeruk.

Ting!

Radella membuka ponselnya saat mendengar bunyi notifikasi.

Arham
Lo dimana?

Radella
Di rumah Alvina
Kenapa?

Arham
Yah :(
Baru gua mau ajak belajar bareng

"Modus," gumam Radella jengkel dengan senyum tertahan membalas chat Arham.

Radella
Anda kurang beruntung :b

Setelah itu dia memasuki ponselnya ke dalam saku celananya dan membawa dua gelas yang sudah dia buat es sirup jeruk ke kamar Alvina, melewati ruang rumah Alvina yang sepi. Entah kemana semua orang itu pergi setiap harinya.

Kalau kata Alvina sih, "Sibuk dunia, nyari duit. Padahal kalo mati yang dibawa amalan kita di dunia, bukannya duit," yah sekiranya itulah yang di katakan Alvina.

Dapat Radella lihat Alvina memakai kacamatanya menulis materi kisi-kisi yang sudah di berikan guru dengan serius.

Sering kali Radella tidak mengerti tentang Alvina. Dia orang yang banyak bahagia, sedikit sedihnya. Seperti itulah dia di mata Radella dan orang-orang di sekitarnya. Tak dapat di prediksi tingkah dan emosinya oleh orang lain. Kalau kata Maska, Alvina itu unik.

Behind the wallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang