Bab 21 : Maaf Alvina...

31 5 0
                                    

Hello! Welcome to Behind the wall : Bab 21. Maaf Alvina...

Akhir-akhir hujan terus yaa. Kalo gak siang, pasti sorenya ujan. Kalian jangan lupa bawa payung kemana-mana, pake jaket dan banyakin minum air hangat biar gak flu. Jaga kesehatan kalian 💖

Warning!!
Hati-hati banyak kata-kata kasar dan typo bertebaran.

[Happy Reading]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]

Apa lagi yang di harapkan? Ini sudah berakhir. Carilah kapal lain untuk berlabuh.

-- Alvina Dayati Delmora

Pertempuran terjadi dimana-mana. Suara pukulan yang semakim membabi buta, teriakan kesakitan, seruan yang semakin membara dan suasana yang memanas.

Earos dengan sadis membantai Redal di kandangnya sendiri.

Hal ini terjadi awal mulanya karena anak Redal yang mengeroyok Hendra dan Bagus kemarin sore saat mereka berjalan pulang sehabis dari WBU. Tak sampai di keroyoki saja. Motor keduanya juga di ambil dan di lelang malamnya oleh anak Redal.

Tentu saja anak Earos tak terima, apalagi di setiap motor anak Earos terdapat lambang mereka. Itu seperti menghina anak Earos sampai intinya.

Lalu, terjadilah sekarang.

Pembantaian.

Anak Redal malu. Apalagi jika mereka kalah di kandang mereka sendiri.

"Inilah akibatnya macam-macam dengan Earos!" seru Maska menatap tajam pada anak Redal yang sudah kalah telak di tangan mereka.

"Ini peringatan terakhir buat kalian! Kalau kalian macam-macam lagi..." Maska menatap anak Redal tajam dengan seringainya. "Redal kami ratakan." tekannya membuat anak Redal ketakutan. Itu artinya mereka akan menghabis mereka dan tidak membiaran Redal berdiri walaupun dengan tergantinya ketua dan anggotanya.

"Cabut!" titah Maska.

Semua anak Earos pergi dari sana dengan motor mereka masing-masing.

Di sepanjang jalan menuju WBU mereka bersorak dan menyanyikan lagu mereka dengan meria sampai-sampai pengemudi lain melipir ke samping jalan agar tidak menghalangi mereka. Berbeda dengan anak Earos lain, Maska tampak suram di barisan depan. Tidak ada senyum atau semburat puas sehabis tempur. 

Tak seperti biasanya.

Anggota inti dan teman-temannya tahu alasannya. Hanya satu, Alvina Dayati Delmora. Gadis itu yang mampu membuat seorang Perisai Earos begini.

Kalau kata Surya mah. "Neng Vina pake pelet apa, ya, sampe si Bos jadi begini?" pake pelet gak tuh katanya. Padahal Alvina biasa aja, tapi buat Maska jadi tidak ada kehidupan gini sungguh luar biasa. Eh, tapi Alvina kan banyak yang ngejar.

Behind the wallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang