Bab 20 : Perpustakaan

27 4 1
                                    

Hello! Welcome to Behind the wall : Bab 20. Perpustakaan.

Jaga kesehataan semua, jangan lupa pake masker saat beraktivitas.

jangan lupa vote ya 🌟

Warning!!
hati-hati banyak kata-kata kasar dan typo bertebaran

Warning!!hati-hati banyak kata-kata kasar dan typo bertebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]

Mau bicara jujur atau tidak.
Tidak akan ada yang mendengarkan.
Karena mereka hanya ingin mendengar apa yang mereka ingin, bukan yang tidak ingin mereka dengar.

— Radella Akleema Aurora


        Perpustakaan menjadi tempat singgah Radella saat jam istirahat di saat satu sekolah mengosipi dirinya sejak kemarin.

Tak pernah Radella bayangkan ada gosip murahan seperti ini tentangnya.

Oh my gost! Dia dan Maska?! Yang benar saja, itu tidak akan pernah.

Yakin sekali dirinya jika Alvina sudah mengetahui hal ini. Gadis biang masalah itu—Alvina pergi ke Rumah neneknya untuk lari dari masalah, tapi malah membuat dirinya kena masalah. Namun sebenarnya Radella juga tidak perduli. Lagipula... gosip itu tidak benar. Tidak ada yang harus dikhawatirkan sama sekali.

Hal yang ingin dilakukan gadis berambut sebahu ini hanya tidur.

Tukang tidur dia ini.

Dia baru saja merebahkan kepalanya di meja tapi sudah ada yang menepuk kepalanya kencang. Langsung saja Radella berdiri untuk melihat si pelaku itu dan menghajarnya.

"Elo?" Radella bingung saat melihat si pelaku. "Siapa?" tanyanya heran.

Gadis di hadapannya memandang dengan tatapan menilai ke arah Radella lalu tersenyum sinis setelahnya membuat Radella menatap lekat pada gadis itu.

"Girls, look at him. Jauh dari ekpetasi," ucap gadis itu dan tak lama dua orang gadis lainnya muncul memandang rendah Radella.

"Gua gak paham maksud lo. Kita juga gak kenal, apalagi ada masalah. Jadi minggir." tekan Radella berjalan pergi dari gerombolan para gadis itu. Namun langkahnya terhenti saat satu di antara mereka menarik rambutnya dengan kasar.

"Woi! Lepas!" teriak Radella tak terima.

"Kenapa? Sakit, ya, Sayang?" tanya orang itu, dia mendekati wajahnya pada telinga Radella dan membisikan sesuatu. "Makanya... jangan maruk,"

Mendengar itu membuat Radella meradang. Dia paham perkataan gadis itu.

Radella bukan Alvina yang lemot.

Behind the wallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang