Jungwon mondar-mandir di depan pintu rumahnya sejak pagi. Bukan tanpa alasan. Jantungnya berdegup cepat, senyumnya tak kunjung luntur dari bibirnya. Entah mungkin giginya sudah kering. Sekarang Jay duduk di teras sambil liatin suami manisnya itu.
"Kamu gak capek mondar-mandir begitu?"
"Aku lagi nunggu pacarku dateng tau!"
Jay melotot.
"Siapa? Orang mana?"
Jungwon tertawa lalu duduk di atas paha Jay tanpa permisi. Menyisir rambut Jay perlahan dengan jari-jari mungilnya.
"Bercanda, dih. Aku nunggu paketku dateng."
Jay manggut-manggut. Kedua tangannya kini melingkar di pinggang si manis, dagunya bertumpu pada bahu Jungwon. Bibirnya terus membisikkan kalimat yang membuat Jungwon meremang.
"Dek, i love you."
Jungwon menjauhkan wajah Jay dengan mendorong dada suaminya itu perlahan. Bahaya kalau sudah seperti ini.
"Geli banget."
Jay tertawa.
Seketika Jungwon merasa bersalah karena belum bisa melakukan hubungan suami-istri dengan Jay. Jungwon belum siap, dan Jay mengerti dirinya. Jay juga tidak memaksa, paling kalau diberi lampu hijau itu untuk peluk dan cium tidak lebih.
Jay, sangat sabar. Jungwon benci kalau harus merasa bersalah begini. Kalau kata kakaknya-Jake, malam pertama untuk laki-laki dan laki-laki itu berbeda dengan pasutri. Begitulah, Jake sudah memberi banyak edukasi pada Jungwon sebelum menikah.
"Mas, aku minta maaf."
Jay mengerutkan keningnya, "kok maaf? Emang paketmu dibayar pakai maaf? Kok mintanya maaf bukan minta uang?"
Jungwon mencubit apel adam milik Jay. "Dengerin dulu, Jaymet!"
"Aku minta maaf belum bisa ngelakuin-"
"Hubungan suami-istri?" Jay sudah bosan mendengar itu.
"Iya."
"Gapapa, sesiapnya kamu. Kalau kamu siap dan Mas siap bukannya lebih enak?"
Jungwon melotot. Kalau Jay sudah vulgar seperti ini Jungwon jadi malas.
Sedangkan seseorang dari balik pagar berdiri sambil memegang sebuah kotak kecil ditangannya. Sekitar lima belas menit dirinya mendengar pembicaraan vulgar antara Jay dan Jungwon.
Kurir itu menyaksikan Jungwon yang duduk di atas pangkuan Jay.
"Maaf.."
Jungwon dan Jay menoleh. Jungwon buru-buru bangun dari pangkuan Jay, dan Jay yang langsung memasang wajah cool-nya.
"Terimakasih dan maaf," cicit Jungwon.
Kurir itu pergi dari rumah mereka dengan kepala yang berdenyut nyeri. Oh, drama apa yang dilihatnya barusan.
Bukan hanya kurir, bahkan tetangga sebelahnya yang sibuk menyiram tanaman diam-diam melempar tatapan tak suka pada Jungwon.
***
"Kamu beli apa, sih?"
Jungwon sudah menyampul buku edukasi biologis dan peranakan itu dengan sampul cokelat. Agar tidak ketahuan Jay kalau dia membeli buku panduan berhubungan intim dan kehamilan.
"Beli buku cerita doang, Mas."
Jay tidak tertarik pada dongen sejenisnya. Yang Jay tahu Jungwon memang gemar membaca buku fabel meski sudah kepala dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Given
FanfictionLika-liku hidup Jungwon selama menjadi istri Jay. -Sinopsis- Tentang Jungwon yang sudah memberikan hatinya pada Jay. Bukan hanya hatinya, tetapi juga seluruh hidupnya. start : 13 September 2021 end : 16 Maret 2022 © sukajeiwon