2.3 Dunia sedang tidak baik-baik saja karena mereka akur

1.3K 190 30
                                    

"Kangen, udah lama banget kita gak ketemu. Sumpah, pasti kamu makin ganteng," ucap seorang wanita menggebu-gebu dari seberang telepon.

"Makannya balik, betah banget di negri orang. Jangan lupa oleh-oleh. Istirahat, jangan kerja terus kenapa, sih?"

"Demi kelangsungan hidup, aku belum kepikiran buat nikah soalnya ya.. kamu tau sendiri aku sama Jeno dulu gimana."

"Aku paham, pasti berat buat kamu."

"Anyway siapa bilang aku masih di negri orang, aku udah balik. Cuma baru sempet kabarin. Kangen gak? Kalau gak kangen aku balik lagi aja, deh."

"Kangen, kangen banget, Karina."

"Lusa aku main, alamat rumah masih yang lama? Atau udah pindah ke istana yang lebih besar? Hahaha, mau lihat anak-anakmu.. aku gak sabar. Titip salam buat Jay, aku lanjut kerja dulu, bye."

Jungwon menutup panggilannya. Kebetulan sekali setelah ia menutup panggilan dari Karina, Jena terbangun dari tidurnya. Jungwon tahu betul putrinya haus saat ini. Niat hati memberi air susu, melihat Jay keluar dari kamar mandi ia mengurungkan niatnya.

"Keluar sana."

"Kenapa? Jean nyariin?"

"Bukan, aku mau meeting sama Jena. Kamu jangan liat liat aku." Jungwon mendorong tubuh Jay keluar lalu mengunci diri dari dalam kamar.

Jay menghampiri anaknya yang tengah sibuk dengan mobil-mobilan yang baru dibelikan olehnya. Anak itu benar-benar tidak banyak bicara. Tidak tahu Jena nanti.

"Dadda tenapa iat-iat?" Jean menyembunyikan mobil-mobilannya ke dalam baju. Jay merasa, Jean takut mobilnya di ambil. Ia mengusap kepala anaknya pelan. (Dadda kenapa lihat-lihat?)

"Kok gitu? Dadda nggak ambil mobilnya, beneran. Mau main di dalem mobil, nggak? Sama Dadda?"

"Mbil besal? Ni bawa gak?" Jean mengangkat mobil kecilnya. (Mobil besar? Ini bawa gak?)

"Bawa, ayo temenin Dadda panasin mobil."

Jungwon menyusul mereka berdua masuk ke dalam mobil, ia memakaikan kaus kaki pada Jean. Cuaca hari ini cukup dingin, ia takut anak-anaknya terserang flu. Melihat Jay hanya memakai kaus hitam dengan celana pendek, Jungwon buru-buru mengambil jaket dan memakaikannya pada Jay.

"Gerah, dih?"

"Gerah apanya? Dingin begini, jangan cari penyakit. Mau kamu kena flu? Aku, sih, engga."

"Daddaaa."

Jungwon dan Jay menoleh ke dalam mobil, anaknya tengah merentangkan tangannya. Ia ingin keluar dari mobil. Jay yang melihat itu langsung menggendong Jean keluar. "Udah mainnya?"

"Mau sama Bubu.."

"Akhirnya inget juga lo sama gue," kesal Jungwon. Meski begitu, ia tetap menggendong Jean dan menepuk-nepuk punggungnya agar Jean mengantuk. Benar saja, selang beberapa menit setelahnya Jean tertidur pulas.

"Jean udah tidur?" Tanya Jay yang tengah berbaring di atas kasur pada Jungwon yang baru memasuki kamar mereka.

"Ya,"

Jay buru-buru menahan telapak tangan Jungwon saat suami kecilnya itu hendak menidurkan diri di sebelahnya. "Udah sikat gigi?"

"Bolos semalem gapapa kali, Mas."

"Gak ada, cepetan sikat gigi."

"Gak mau," penolakannya membuat Jay gemas sendiri. Jay langsung menggendong Jungwon menuju ke kamar mandi. Masih dengan Jungwon di gendongannya, Jay mengambilkan sikat gigi juga odol untuk Jungwon.

GivenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang