4. Di gibahin

3.7K 416 46
                                    

Hwasa ada di rumah Jungwon hari ini. Jay juga izin kerja dari rumah sama Ayahnya untuk beberapa hari sampai Jungwon sembuh. Jungwon merasa asam lambungnya kambuh. Mual-mual, lemas, ditambah susah makan membuat Jungwon menjadi demam.

Jungwon di rawat dengan baik sama Hwasa. Sebelumnya Hwasa menawarkan diri untuk urut badannya. Tapi Jungwon nolak dengan alasan udah di urut Jay. Alih-alih gak mau perlihatkan badannya yang penuh bercak merah pada Hwasa karena pergulatan semalam.

Hwasa sempat bilang kalau Jungwon hamil. Tapi Jay dan Jungwon menentang karena mereka tidak sedang ikut program kehamilan katanya. Padahal mereka baru melakukan itu sekali semalam.

"Kalau butuh apa-apa lo ke sebelah aja, Jay."

"Iya, Mbak."

Hwasa tersenyum melihat Jungwon yang kelihatan udah mendingan di atas pangkuan Jay. Jungwon lagi asik tonton acara kesukaannya.

"Coba kalian panggil gue Bunda?"

Jungwon mengalihkan atensinya pada Hwasa, begitu juga Jay.

"Bunda.."

Hwasa tersenyum.

"Iya mulai sekarang gue Bunda kalian, ya?"

***

"Mas jelek besok kerja aja, Jungwon udah sehat."

Jungwon melihat wajah Jay yang diterpa lampu belajar, kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, kaos dan celana pendek setelannya.

"Mas kerja dari rumah, kok. Mas gak ngambil cuti. Nih kamu liat sendiri kan Mas lagi kerja." Jawabnya tanpa menoleh ke arah Jungwon. Masih sibuk dengan laptop dan berkas-berkasnya.

"Mentang-mentang perusahaan punya keluarga."

Jay mematikan laptopnya lalu beranjak naik ke kasur. Suaminya ini akan sangat bawel kalau Jay sudah sibuk dengan pekerjaan. Kata Jungwon kalau sudah di rumah tidak boleh ada pekerjaan kantor lagi. Harus fokus sama Jungwon.

"Udah ngomongnya?"

Jungwon cengar-cengir.

"Mas tau gak sih? Tadi Jungwon lihat kartun seru banget, tapi lupa judulnya apa, ya? Karakternya warna hijau kecil kayak goblin. Mukannya jelek kayak Mas Jay! Terus ada anak perempuannya. Terus mereka lawan hantu, Mas! Keren, kan?"

Jay mengambil minyak angin di atas laci nakas, menuangkannya pada telapak tangannya kemudian mengangkat kaos yang dikenakan Jungwon lalu mengusap perut suaminya yang sibuk bercerita itu sambil menatap ke langit-langit.

"Terus terus?"

"Ada karakter yang ganteng!"

"Ganteng Mas Jay atau dia?"

"Mas Jay! Dia cuma dua dimensi, kalau Mas Jay gantengnya beda!" Semangat sekali, ya.

Jay tertawa.

"Tadi katanya mas jelek kayak muka karakter yang hijau kecil? Yang bener yang mana?"

"Ganteng aja."

GivenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang