13. Dude.. he's not Jay Park, right?

2.4K 289 40
                                    

Hwasa datang ke rumah Jungwon untuk membantu si manis menyiapkan kejutan. Jangan tanya Jake dimana, dia sekarang sibuk nangis-nangis di depan laptop karena animasi yang dia tonton.

"Jadi Bunda mau apa?"

"Hias kamar kalian aja kecil-kecilan. Lo bisa tempelin testpack nya di depan cermin. Jadi pas Jay ngaca dia lihat, Won."

"Kamarnya harus di hias pakai balon-balon?"

Hwasa mengangguk dan membiarkan Jungwon meniup balon balon itu. Ada banyak hal yang mau Hwasa omongin ke Jungwon. Mengingat kondisi Jungwon yang masih berada di trimester pertama kehamilan, Hwasa takut ini akan sangat berdampak ke bayinya.

Tapi Hwasa akan lebih merasa bersalah kalau Hwasa gak bilang.

"Jungwon, Jay dekat sama Karina?"

"Biasa aja, Bun." Ucapnya sembari menata balon balon yang sudah di tiup olehnya.

"Jungwon, gue gak tau harus mulai dari mana tapi yang mau gue kasih tau ini mungkin bikin lo down banget. Bunda sayang lo, Won. Makannya Bunda gak mau sembunyiin ini lagi.."

Jungwon menoleh ke arah Hwasa, kemudian ia duduk di sebelahnya.

"Kenapa?"

"Bunda tau waktu itu kamu tidur di teras cuma buat nungguin Jay,"

Jungwon terkekeh pelan.

"Bunda kebangun jam tiga pagi karena denger suara mobil gitu. Kirain Namjoon, ternyata Jay. Dan pas banget Bunda liat kamu tidur disana. Sejauh ini gak ada yang aneh, kan?"

Jungwon menganggukkan kepalanya, masih setia mendengarkan Hwasa.

"Waktu itu Jay kacau banget keadaannya, kalau lo mikirnya karena dia lembur gue gak ngerti juga, deh. Tapi kayak ada sesuatu yang mau dia ungkapin, but he's can't."

"Terus?"

"Beberapa hari sebelumnya juga dia suka curi-curi keluar setiap malem buat temuin Karina dengan alasan cuma basa-basi. Sayangnya gue gak bodoh buat paham gelagat orang yang begitu."

"Begitu gimana?"

"Selingkuh," ucap Hwasa pada akhirnya.

"Bunda.. gak mungkin Mas Jay begitu. Selama aku gak liat pakai mata kepalaku sendiri aku gak akan ambil omongan orang mentah-mentah. Jadi maaf ya Bunda, Jungwon gak bisa respon apapun."

Jungwon kembali bangun dan memasangkan balon-balon yang ada ditangannya. Perasaannya mengganjal sejak Hwasa menceritakan hal yang sebenarnya gak perlu dia khawatirkan.

Hwasa menghampiri Jungwon kemudian menepuk bahunya perlahan. "Kalau suatu saat pernyataan Bunda gak bener, Bunda minta maaf. Tapi kalau bener, Bunda akan bantu banyak buat selesain masalahnya. Bunda pamit pulang dulu.."

Jungwon tak merespon apapun bahkan hingga Hwasa benar-benar menapakkan kakinya keluar dari kamar, Jungwon tak bergeming.

"Aku.. aku percaya Mas Jay."

***

Seorang wanita berambut pendek dengan balutan dress merah selutut menginjakkan kaki di sebuah restoran siap saji.

Sesekali ia tersenyum karena mengingat sering datang ke tempat ini bersama adik-adiknya. Itu Winter. Saat kecil, restoran ini jadi tempat favorit adik-adiknya. Oleh karena itu senyumnya tak luntur dari wajah cantiknya. Setidaknya dia harus bersabar sedikit lagi untuk bertemu adik-adiknya. Setelah hangout tentunya.

GivenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang