The Flashback

1.7K 81 3
                                    

Hujan baru saja berhenti. Setelah sepanjang malam membasahi padang sunyi itu dengan derasnya, kini hanya genangan-genangan air dan tanah becek yang tertinggal. Sesekali, sisa air hujan menetes dari sela-sela pepohonan rimbun di tepi padang, jatuh di atas tanah yang masih tergenang air. Angin sepoi-sepoi bertiup di suasana dini hari yang dingin-membuat orang normal memilih meringkuk di bawah selimut atau menghangatkan diri di depan perapian.

Namun, tidak begitu dengan Baekhyun.

Entah sudah berapa kali ia terjatuh, sambil membawa sebuah wadah penuh air bersih. Pakaian dan badan basah kuyub dan kotor karena lumpur, tak ia pedulikan. Apalagi, luka lecet di sekujur tubuh akibat terjatuh berulangkali. Ya, semua itu dibiarkannya saja. Yang penting air dalam wadah yang ia bawa tidak tumpah lagi.

Tak bisa melihat bukanlah masalah besar untuk Baekhyun. Ia sudah cukup hapal dengan area padang itu. Selama ini, Chanyeol selalu menemaninya mengitari padang-memberitahu setiap sudut. Baekhyun cukup yakin tak akan tersesat apabila ia harus berjalan sendiri.

Namun, saat ini, rasa panik dan takut memenuhi dirinya-memengaruhi akal sehatnya. Tak bisa ia gunakan pikiran dengan tenang. Hasilnya? Ia sedikit kebingungan dengan area yang biasa ia lalui itu. Jatuh berulangkali dan menabrak sesuatu-itulah yang ia alami. Kemampuan indera pendengaran dan penciuman yang biasanya begitu kuat, kali ini sama sekali tak membantu. Di kepalanya, hanya penuh dengan pikiran akan Chanyeol. Ya, hanya Chanyeol!

.

.

-Flashback on-

Malam itu sedikit aneh. Sungguh tak biasanya, Chanyeol tak mengganggu Baekhyun. Keisengan yang dilakukan pengendali api sudah menjadi makanan sehari-hari. Namun, kali ini, Baekhyun tak mendapatinya-membuat sesuatu kurang lengkap.

Sebelumnya, Chanyeol hanya bilang ingin istirahat. Dilarangnya Baekhyun untuk membangunkannya dengan alasan ia sangatlah lelah.

Mau tak mau, Baekhyun pun hanya membiarkannya saja. Ia tahu Chanyeol pasti terlalu lelah karena harus menjaga dan menyediakan kebutuhannya selama ini.

Tapi, Baekhyun merasa ada sesuatu yang tak beres. Entah sudah beberapa jam, ia menunggu Chanyeol beristirahat dan pemuda itu tak kunjung bangun. Makanan yang dijanjikan pun belum ia terima. Semua benar-benar terasa janggal. Pasti ada sesuatu yang salah.

Baekhyun bangkit berdiri dari perapian. Sembari meraba-raba, dilangkahkan kakinya ke arah tenda. Ia buka penutupnya dan bersuara lirih. "Yeollie, kau di sana? Kau masih tidur?"

Tak ada tanggapan. Seolah, Chanyeol sengaja mengabaikannya. Kening Baekhyun berkerut tak suka. "Yak! Bangun tukang tidur! Sampai kapan kau akan membiarkanku kelaparan?" seru pengendali cahaya kesal. Kalau ia benar-benar lapar, tak bisa ia mengendalikan diri.

Lagi-lagi, tak ada suara. Sunyi.

Baekhyun menautkan alis. Chanyeol ada di depannya. Ia bisa merasakan keberadaan pemuda itu. Namun, mengapa Chanyeol tak menanggapinya? Baekhyun berjongkok, berusaha menemukan tubuh sang sahabat. Hanya butuh beberapa detik, ditemukannya kepala Chanyeol.

Pletak-

Kepala si jangkung dipukul keras. Namun anehnya, kembali tak ada tanggapan. Bahkan, seruan sakit pun tak terdengar. Ayolah, apa Chanyeol kali ini benar-benar berniat jadi tukang tidur? Atau ia sedang mengerjai Baekhyun?

Tunggu dulu. Telinga Baekhyun menangkap deru napas tak normal. Bisa dibilang sedikit tersengal walaupun sangat lirih. "Yeollie, kau tak apa-apa? Jawab aku, Bodoh! Jangan membuatku khawatir!" Suara Baekhyun tedengar bergetar. Mendadak saja, panik dan takut menyergap.

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang