The Attacking Plan (1)

392 31 3
                                    

Tatapan tak percaya Seishin layangkan pada Ryu dan Ryo. Pemuda itu berusaha keras meyakinkan diri bahwa telinganya tak salah dengar. Ia mencoba untuk mempertahankan raut muka datarnya.

Ah, tak berhasil.

Perkataan si Kembar benar-benar berhasil membuatnya kehilangan kata-kata. Sial. Apa maksud mereka menginginkan nyawa dan kekuatannya? Apa mereka sudah gila?

Pemuda bertudung abu-abu itu masih bergeming. Mulutnya terkatup rapat. Kekalutan melanda pikirannya—membuat dilema. Ya, ia tak bisa memungkiri bahwa Ryu dan Ryo mungkin bisa memuluskan rencananya untuk membebaskan pengendali cahaya. Apalagi, dengan situasi sekarang—Erebos telah kembali. Namun, imbalan atas bantuan mereka? Benar-benar tak masuk akal!

Seishin sadar rahasianya tak bisa lebih lama ia sembunyikan. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akhirnya terjatuh juga. Ya, Seishin tahu persis hal itu. Cepat atau lambat, ia harus menghadapi Erebos—sebagai pengkhianat dan musuh. Seishin pun yakin apa yang akan dilakukan Erebos kelak padanya. Mengharapkan maaf? Ah, itu mustahil. Penguasa kegelapan akan membunuh Seishin tanpa pikir panjang.

Sekarang, hanya Ryu dan Ryo-lah harapan Seishin. Hanya mereka yang bisa membantunya dengan cepat—dalam waktu singkat. Namun, apa-apaan itu? Nyawa dan kekuatannya? Mereka bermaksud menjadikannya tumbal? Cih. Lalu, apa gunanya pengorbanan Seishin selama ini? Sia-sia?

Bagaimanapun, Seishin harus hidup! Itu sudah jelas! Semua hal yang telah dilakukannya selama ini hanya demi bisa kembali dengan Luna. Bahkan, ia terus mencoba mencari cara untuk tetap hidup—sekalipun setiap rencana membahayakan nyawanya sendiri. Jika kedua bocah itu menjadikannya tumbal, untuk apa ia bertahan sampai sekarang? Seishin tak akan bisa bersatu dengan Luna, kan? Dasar, bocah tengik!

Dipandangnya tajam Ryu dan Ryo yang tengah memamerkan seringai ke arahnya. Ancaman tidak langsung itu—ah, mereka sungguh menyebalkan. Apa pun yang Seishin pilih, ia tetap akan rugi. Tak mau bekerja sama akan membuat rahasianya terungkap seutuhnya. Jika ia kehilangan nyawa dan kekuatannya, dua pengendali akan bebas dan bisa mengalahkan penguasa kegelapan. Luna pasti akan bebas dari kutukan. Tapi, ia tak akan bisa bersatu dengan Luna, kan? Lalu, apa gunanya? Astaga, si Kembar itu menjengkelkan! Sebenarnya, apa mau mereka? Dan, bagaimana mungkin mereka bisa tahu semua rahasianya? Seishin terus mengumpat dalam hati.

"Bagaimana, Tuan Seishin? Kami sungguh tahu rahasia kecil Anda. Semua rencana Anda. Semua yang telah Anda lakukan selama ini. Namun, kami juga berniat membantu Anda. Hanya dengan sedikit imbalan. Maukah Tuan Seishin memberikan nyawa dan kekuatan Anda?" tawar Ryo lagi sembari memutar bola matanya. Ryu tersenyum kecil.

Perdebatan dalam diri Seishin semakin tak terkendali. Berkecamuk hebat. 'Sial. Apa yang harus kulakukan? Ini tak ada untungnya bagiku! Dasar, bocah tengik! Akan kubunuh mereka! Kalau mereka berpikir aku akan menerima tawaran mereka, cih, mimpi!' geram Seishin dalam hati.

Sebuah keputusan diambil oleh Seishin setelah pergelutan panjang penuh umpatan. Ya, ia putuskan untuk mencari cara lain. Itu lebih baik daripada harus kehilangan nyawa dan kekuatannya. Sungguh tak masuk akal. Pengorbanan yang si Kembar minta terlalu besar. Dan, semua itu akan membuat apa yang telah ia lakukan selama ini sia-sia!

Dengan susah payah, pemuda bertudung abu-abu mencoba bangkit berdiri. Tubuhnya terasa sangat lemah dan sakit. Nyeri menusuk, terutama di bagian dada. Ah, entah sudah berapa lama ia tak sadarkan diri—ia bahkan tak bisa mengingatnya. Sungguh, Seishin tak menyangka jurusnya bisa membuat kondisinya seburuk ini. Ia tak mungkin lagi menggunakan jurus itu jika masih sayang nyawa. Jelas, Seishin harus mencari cara lain. Memanfaatkan si Kembar sekarang mustahil. Lalu, apa yang harus ia lakukan?

Tak bisa lagi menahan emosi tertahannya, Seishin berniat melampiaskannya dengan memberi pelajaran pada Ryu dan Ryo. Pandangan menusuk ia layangkan. Mukanya tampak berang. Muak sudah. Tak ada seorang pun yang boleh mengancam dan bermain-main dengan seorang Seishin. Hanya karena kondisinya mengenaskan sekarang, bukan berarti ia tak bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan si Kembar. Seishin benar-benar akan membunuh mereka.

Come Back To Me [INCOMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang